F Thing Beberkan Perbedaan Rasa Malu dan Fobia Sosial

Sabtu, 12 Januari 2019 - 10:14 WIB
F Thing Beberkan Perbedaan...
F Thing Beberkan Perbedaan Rasa Malu dan Fobia Sosial
A A A
JAKARTA - Banyak orang sering merasa malu pada saat-saat tertentu dalam hidup mereka, seperti naik panggung, berbicara di depan mikrofon, atau bertemu dengan orang-orang baru. Semua perasaan itu benar-benar normal.

Rasa malu adalah sifat kepribadian yang dimiliki setiap manusia, tetapi tahukah Anda bahwa ada orang yang takut ketika harus berinteraksi dengan orang lain?

Orang-orang seperti itu cenderung memiliki sensasi yang mengkhawatirkan ketika mereka dihadapkan dengan interaksi sosial. Kondisi itu disebut kecemasan sosial atau fobia sosial.

Seperti dilansir F Thing, fobia sosial adalah jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan, ketidaknyamanan, kecemasan, dan kesadaran diri dalam lingkungan sosial. Bagi orang dengan fobia sosial, interaksi sehari-hari memicu rasa takut dan malu yang signifikan oleh pemikiran penilaian orang lain terhadap mereka.

Mereka tidak merasakan rasa malu hanya dalam interaksi sehari-hari, tetapi mereka menderita dari mata orang lain dan mereka tidak bisa berhenti merasakannya dengan cara apapun. Orang dengan gangguan kecemasan sosial (SAD) mengalami ketakutan yang tak tertahankan terhadap kinerja sosial yang terkait dengan perasaan malu, ditolak, atau bahkan diteliti dengan cermat.

Jadi, bagaimana Anda tahu, apakah Anda pemalu atau sebenarnya mengalami SAD? Ciri-ciri keduanya sering tumpang tindih satu sama lain, namun keduanya adalah dua elemen yang sangat berbeda.

Meskipun SAD sering dipahami sebagai rasa malu yang ekstrem, ini benar-benar sisi yang berbeda. Perbedaan antara rasa malu dan kecemasan sosial terletak pada gejala fisik kegugupan dan perasaan tertekan.

Untuk orang yang pemalu, gejalanya tidak cukup parah untuk menyebabkan kesusahan, misalnya ketika mereka diminta untuk berpidato, mereka akan gemetar dengan kupu-kupu di dalam perut mereka, tetapi untuk orang dengan SAD mereka akan menderita selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu sebelum dan sesudah pidato.

Mereka akan menganalisis hal-hal secara berlebihan dan menilai diri sendiri dengan keras. Gejala SAD sering terlihat selama masa kanak-kanak. Namun, banyak orang meremehkan tanda-tanda dan membiarkannya tidak terdiagnosis.

Jika ada dari gejala-gejala itu yang Anda kenal, maka disarankan untuk mencari perawatan profesional. Jangan biarkan kondisi itu memakan Anda dan menghentikan Anda dari dunia. Melalui berbagai jenis terapi, Anda dapat memperoleh kembali kepercayaan diri dan berinvestasi lebih banyak pada diri sendiri karena kesehatan mental adalah kunci menuju kebahagiaan diri Anda sendiri.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8031 seconds (0.1#10.140)