Nicola Ingin Skotlandia Jadi Pemimpin Pengobatan Presisi
A
A
A
SKOTLANDIA dapat menjadi pusat atau pemimpin dalam bidang pengobatan presisi di dunia. Hal ini diungkapkan Menteri Utama Nicola Sturgeon di KTT Pengobatan Presisi Skotlandia di Perth, Australia, pada September tahun lalu.
“Skotlandia memiliki semua potensi untuk menjadi pemimpin dunia dalam pengembangan obat presisi,” ungkapnya, dikutip The Scotsman. Pengobatan presisi atau tepat sasaran adalah pengobatan yang memperhatikan kondisi masing-masing individu untuk mengobati penyakitnya.
Awal tahun lalu, Sturgeon juga melakukan kunjungan kerja ke China dan Hong Kong dan berdiskusi ke perusahaan-perusahaan di sana tentang teknik pengembangan kedokteran dan pengobatan presisi di Skotlandia.
“Karena pengobatan presisi didorong data dan bergantung pada informasi tentang genetika pasien, lingkungan, dan gaya hidup, maka ini adalah aset yang sangat besar. Itu adalah kekuatan yang sangat ingin kami kapitalisasi,” urainya.
Sebelumnya dia mengumumkan telah menggelontorkan dana sebesar 4,2 juta pound sterling (Rp76 miliar) untuk riset tentang pengobatan presisi selama tiga tahun.
Ketua pertemuan KTT Professor Dame Anna Dominiczak dari Universitas Glasgow menyebut, pengobatan presisi adalah industri yang diproyeksikan bernilai USD134 miliar (Rp1.892 triliun) pada 2025.
“Skotlandia memiliki semua potensi untuk menjadi pemimpin dunia dalam pengembangan obat presisi,” ungkapnya, dikutip The Scotsman. Pengobatan presisi atau tepat sasaran adalah pengobatan yang memperhatikan kondisi masing-masing individu untuk mengobati penyakitnya.
Awal tahun lalu, Sturgeon juga melakukan kunjungan kerja ke China dan Hong Kong dan berdiskusi ke perusahaan-perusahaan di sana tentang teknik pengembangan kedokteran dan pengobatan presisi di Skotlandia.
“Karena pengobatan presisi didorong data dan bergantung pada informasi tentang genetika pasien, lingkungan, dan gaya hidup, maka ini adalah aset yang sangat besar. Itu adalah kekuatan yang sangat ingin kami kapitalisasi,” urainya.
Sebelumnya dia mengumumkan telah menggelontorkan dana sebesar 4,2 juta pound sterling (Rp76 miliar) untuk riset tentang pengobatan presisi selama tiga tahun.
Ketua pertemuan KTT Professor Dame Anna Dominiczak dari Universitas Glasgow menyebut, pengobatan presisi adalah industri yang diproyeksikan bernilai USD134 miliar (Rp1.892 triliun) pada 2025.
(don)