Studi: Kemoterapi Pasien Kanker Berisiko Terkena Herpes
A
A
A
JAKARTA - Pasien yang menderita kanker dan mereka yang dirawat dengan kemoterapi berisiko 40% lebih tinggi terkena herpes zoster, dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita kanker.
Herpes zoster umumnya ditandai ruam yang menyakitkan dan kulit yang melepuh disebabkan oleh virus varicella zoster yang menyebabkan cacar air. Virus tetap tidak aktif dalam tubuh tetapi menyebabkan herpes zoster jika diaktifkan kembali di kemudian hari.
Dilansir Times Now News, studi tersebut menunjukkan bahwa pasien dengan kanker terkait darah memiliki risiko herpes zoster terbesar lebih dari tiga kali lipat, dibandingkan dengan orang tanpa kanker. Risiko lebih tinggi diantara pasien kanker darah, hadir dua tahun sebelum diagnosis kanker.
Selain itu, peneliti utama Jiahui Qian dari Universitas New South Wales di Australia mengatakan mereka yang memiliki tumor padat, termasuk kanker di paru-paru, payudara, prostat atau organ lain, memiliki risiko herpes zoster 30% lebih tinggi daripada orang tanpa kanker.
Namun, risiko yang lebih besar ini sebagian besar terkait dengan menerima perawatan kemoterapi, bukan dengan kanker itu sendiri. "Temuan ini memiliki implikasi penting mengingat kemajuan terbaru dalam pengembangan vaksin zoster," tambah Kosuke Kawai dari University of Minnesota di AS.
Pengembangan vaksin baru dapat membantu mencegah herpes zoster pada pasien kanker dan mungkin aman bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk mereka yang menerima kemoterapi. Untuk penelitian, tim menganalisis sekitar 240.000 pasien kanker di Australia. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases.
Herpes zoster umumnya ditandai ruam yang menyakitkan dan kulit yang melepuh disebabkan oleh virus varicella zoster yang menyebabkan cacar air. Virus tetap tidak aktif dalam tubuh tetapi menyebabkan herpes zoster jika diaktifkan kembali di kemudian hari.
Dilansir Times Now News, studi tersebut menunjukkan bahwa pasien dengan kanker terkait darah memiliki risiko herpes zoster terbesar lebih dari tiga kali lipat, dibandingkan dengan orang tanpa kanker. Risiko lebih tinggi diantara pasien kanker darah, hadir dua tahun sebelum diagnosis kanker.
Selain itu, peneliti utama Jiahui Qian dari Universitas New South Wales di Australia mengatakan mereka yang memiliki tumor padat, termasuk kanker di paru-paru, payudara, prostat atau organ lain, memiliki risiko herpes zoster 30% lebih tinggi daripada orang tanpa kanker.
Namun, risiko yang lebih besar ini sebagian besar terkait dengan menerima perawatan kemoterapi, bukan dengan kanker itu sendiri. "Temuan ini memiliki implikasi penting mengingat kemajuan terbaru dalam pengembangan vaksin zoster," tambah Kosuke Kawai dari University of Minnesota di AS.
Pengembangan vaksin baru dapat membantu mencegah herpes zoster pada pasien kanker dan mungkin aman bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk mereka yang menerima kemoterapi. Untuk penelitian, tim menganalisis sekitar 240.000 pasien kanker di Australia. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases.
(tdy)