Penularan Kusta Tidak Semudah yang Ditakutkan Banyak Orang

Senin, 28 Januari 2019 - 23:45 WIB
Penularan Kusta Tidak Semudah yang Ditakutkan Banyak Orang
Penularan Kusta Tidak Semudah yang Ditakutkan Banyak Orang
A A A
JAKARTA - Hari Kusta Internasional setiap tahunnya jatuh pada 27 Januari. Penyakit yang juga dikenal dengan nama lepra ini disebabkan mycobacterium leprae. Penyakit ini mempengaruhi saraf ekstremitas, lapisan hidung, dan saluran pernapasan bagian atas.

Hal tersebut menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, dan kelemahan otot. Jika tidak diobati, bisa menyebabkan kecacatan, mutilasi atau putusnya salah satu anggota gerak, seperti jari, ulserasi, dan lainnya.

Pada beberapa kasus, bakteri ini diketahui menular dari manusia ke manusia lainnya. Meski dalam kasus lainnya, bakteri penyebab lepra juga hidup dalam hewan armadillo (seperti trenggiling), simpanse, dan tikus.

Bakteri penyebab kusta memiliki masa inkubasi yang cukup panjang. Artinya, waktu antara infeksi terjadi sampai dengan munculnya gejala pertama tidak langsung terjadi. Misalnya saja, apabila saat ini bakteri kusta masuk ke tubuh, gejalanya kemungkinan baru akan muncul 5-20 tahun berikutnya.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penularan penyakit ini. Dua cara yang diduga kuat bisa menyebarkan bakteri kusta menurut WHO (World Health Organization) adalah lewat kulit dan lendir atau ingus dari hidung, seperti halnya ketika orang lain batuk atau bersin.

Akan tetapi, sebuah penelitian mengatakan bahwa seseorang harus sering-sering berada di dekat pasien dalam waktu yang lama baru kusta dapat ditularkan. Sementara itu, pasien kusta yang telah mengonsumsi obat-obatan dari dokter (multidrug therapy atau MDT) biasanya tidak menjadi sumber penularan kusta kepada orang lain.

Hanya sedikit orang yang akan terjangkit kusta setelah kontak atau bersentuhan dengan pasien kusta. Hal ini berkat sistem kekebalan tubuh (imun) yang dimiliki. Untuk melawan bakteri penyebab kusta, sistem imun sudah memiliki mekanisme khusus agar bisa menyerang bakteri yang tinggal di dalam sel, misalnya di sel saraf. Dengan demikian, penularan kusta tidak semudah yang ditakutkan banyak orang.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima SINDOnews, Kementerian Kesehatan menyebutkan, persentase orang yang kebal terhadap kusta diketahui sebesar 95 persen, sedangkan hanya 5 persen yang punya kemungkinan tertular kusta.

Dari 5 persen orang yang berisiko tersebut, sebesar 70 persen akan sembuh sendiri dan sisanya yang kena penyakit kusta. Misalnya, di dalam masyarakat ada 100 jiwa penduduk yang terpapar bakteri penyebab kusta. Sebanyak 95 orang tidak akan kena penyakit kusta karena kebal. Sedangkan tiga orang memang akan kena, tapi bisa sembuh sendiri tanpa obat. Sementara dua lainnya yang mungkin terserang kusta dan harus mendapat penanganan medis.

Perlu diperhatikan bahwa penyakit kusta tidak menular dari kontak biasa dari pasien, seperti berjabat, duduk berdampingan, atau memeluk. Penyakit ini juga tidak diwariskan dari seorang ibu kepada bayinya yang belum lahir selama kehamilan dan juga tidak menyebar melalui hubungan seksual.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6185 seconds (0.1#10.140)