Menguak Rahasia Kesuksesan Film-film Pemenang Oscar

Selasa, 29 Januari 2019 - 11:37 WIB
Menguak Rahasia Kesuksesan...
Menguak Rahasia Kesuksesan Film-film Pemenang Oscar
A A A
LIMA dari delapan film yang dinominasikan untuk Film Terbaik Oscar 2019 dibuat menggunakan produk perusahaan Australia yang relatif tidak dikenal, Blackmagic Design. Seperti perusahaannya, pendiri dan CEO Grant Petty lebih suka berada di belakang layar. Bohemian Rhapsody, Favorite, Roma, Green Book, dan Vice, semuanya dibuat menggunakan produk-produk Blackmagic Design.

Perusahaan tersebut mengembangkan dan memproduksi berbagai teknologi untuk video kreatif, terutama tayangan berkualitas tinggi untuk televisi maupun layar lebar. Itu termasuk kamera video hingga software editing-nya. Walau produknya tidak asing, bahkan harum bagi para sineas di seluruh dunia, termasuk Hollywood, Grant Petty justru lebih banyak berada di bawah radar.

“Justru mengasyikkan karena kami memiliki tanggung jawab besar,” ujar pengusaha berusia 50 tahun itu. “Ada banyak keseriusan dalam apa yang kami lakukan. Banyak kolaborasi juga. Ada banyak sutradara terkenal yang mengetuk pintu saya dan mengatakan, ‘Saya harus memiliki ini untuk film saya berikutnya’. Anda harus bisa mewujudkannya,” ungkapnya.

Proyek Sampingan Petty memulai Blackmagic sebagai proyek sampingan pada 2002, tepatnya, ketika dia bekerja sebagai engineer untuk pascaproduksi. Lalu, dia mulai mempertanyakan harga tinggi dari teknologi video. Dia ingin mendemokratisasikan kreativitas. “Mungkin kamu tidak punya uang, tapi bukan berarti kamu bodoh,” ungkapnya.

The Shape of Water membawa pulang empat penghargaan Oscar, termasuk Sutradara Terbaik dan Film Terbaik. Aktor favorit Australia Margot Robbie tidak menang, tapi Australia tidak pulang dengan tangan kosong.

Bersama para pembuat film Hollywood, Petty telah mengembangkan bisnis Blackmagic dengan memastikan teknologinya tersedia untuk semua orang, mulai influencer YouTube hingga videografer independen. Perusahaan yang berbasis di Port Melbourne ini sekarang memiliki 1.050 staf di tujuh negara dan menghasilkan lebih dari USD300 juta per tahun.

Berikan Software Gratis Produk Blackmagic paling populer adalah DaVinci Resolve, yakni software editing untuk pascaproduksi film yang mulanya dijual senilai USD800.000. Lalu, Blackmagic mengakuisisi developernya saat hanya memiliki 100 pelanggan. Produknya lantas diubah dan dirilis dalam versi gratis dan berbayar.

Da Vinci Resolve saat ini telah diunduh hingga 2 juta kali. “Sekarang ini orang suka dengan model cloud, yakni ketika Anda menyewa perangkat lunak dengan membayarnya per bulan atau per tahun. Tapi, saya sendiri tidak suka dengan model tersebut,” ujar Petty.

“Kami membuat produk gratis sehingga idenya adalah bahwa seseorang yang memulai di produksi televisi, bahkan rumahan, Anda dapat bermain-main dan menggunakannya. Jika Anda cukup baik dan cukup kreatif dengan software tersebut, tidak ada alasan Anda tidak bisa bekerja di Hollywood minggu depan,” ungkapnya.

Tetapi, yang terpenting bagi Blackmagic memang bagaimana software tersebut nantinya menarik orang hingga akhirnya membeli produk Blackmagic yang akan dihubungkan ke DaVinci, seperti panel kontrol atau kamera. “Idenya adalah sekali pelanggan mulai menghasilkan uang, mereka membeli beberapa hal lain di Blackmagic dan giliran kami yang menghasilkan uang,” kata Petty.

“Kami hanya menghasilkan uang jika mereka menghasilkan uang sehingga ini adalah kemitraan yang sempurna. Kami tidak dibayar, kecuali mereka dibayar. Kami harus membuat mereka sukses, kami harus membuat mereka luar biasa,” tambahnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8288 seconds (0.1#10.140)