Lelaki yang Tak Sunat Berisiko Tinggi Terserang Kanker Penis

Senin, 11 Februari 2019 - 15:31 WIB
Lelaki yang Tak Sunat...
Lelaki yang Tak Sunat Berisiko Tinggi Terserang Kanker Penis
A A A
JAKARTA - Sunat atau sirkumsisi merupakan suatu keharusan bagi pria, khususnya di Indonesia. Kegiatan ini seakan sudah menjadi tradisi bagi anak laki-laki yang sudah beranjak remaja. Lebih dari itu, sunat juga memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi pria.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa lelaki yang tidak di sunat lebih berisiko terserang kanker prostat dan kanker penis. Pasalnya, pada pria yang tidak di sunat memiliki smegma atau cairan putih atau kotoran yang menjadi tempat berkembangnya kuman pemicu infeksi.

"Laki-laki tidak disunat berisiko terkena kanker prostat tinggi, serviks, HIV juga ada kaitannya dengan kanker penis," kata Dr. Richard Quek selaku Senior Consultant Medical Oncology Parkway Cancer Center (PCC).

Umumnya, smegma terletak pada lipatan kulit di kepala penis. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya sel kanker. Namun dengan sunat, smegma yang terdapat pada penis akan bersih dan hilang. (Baca juga: ASI Mampu Melindungi Bayi dari Beragam Penyakit ).

"Kotoran di lipatan kulit penis akan memicu kanker. Ini merupakan hal yang masih kurang di ketahui. Namun, itu akan hilang saat di sunat. Jadi, kalau tidak disunat, smegmanya tetap sehingga menciptakan sel kanker," jelasnya.

Oleh karena itu, demi kesehatan, Ahli Urologi Parkway Hospital Dr. Poh Beow Kiong menyarankan para pria untuk melakukan sunat. Sementara waktu yang tepat untuk melakukan sunat dijelaskan Dr. Poh adalah sedini mungkin, dibawah usia 5 tahun misalnya sehingga dapat menekan risiko dan melindungi diri dari kanker penis.

"Anggapan umum adalah bahwa pria bersunat itu tidak mengalami efek karsinogenik. Biasanya penis yang nggak disunat itu ada smegma atau kotoran. Ada data yang menyebutkan smegma bisa menyebabkan kanker. Kalau yakin sunat bisa cegah kanker, bisa dilakukan sedini mungkin. Kalau sunat dilakukan sebelum 5 tahun, ini akan bersifat protektif terhadap penis dan kalo dilakukan saat dewasa (sunat) akan kurang protektifnya," tutur Dr. Poh.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5741 seconds (0.1#10.140)