Manfaat Psikologis dari Sarapan
A
A
A
JAKARTA - Mengonsumsi makanan saat sarapan ternyata memiliki manfaat fisiologis maupun psikologis. Jadi bukan hanya sekadar menghilangkan rasa lapar dan pemenuhan nutrisi semata.
Kesibukan di pagi hari terkadang membuat kita seringkali hanya sempat meneguk minuman atau bahkan melewatkan sarapan. Padahal, banyak penelitian yang membuktikan bahwa aktivitas mengonsumsi makanan saat sarapan memiliki banyak manfaat. Hal ini diungkapkan oleh Ahli Gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes. Menurutnya, dengan mengonsumsi makanan saat sarapan, kita bisa merasakan manfaat yang lebih, baik dari sisi fisiologis maupun psikologis, dibandingkan jika hanya mengonsumsi minuman saja.
Dalam presentasinya Rita memaparkan, proses pengolahan makanan berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut yang tidak hanya menstimulasi organ pencernaan tetapi juga organ-organ lain termasuk jantung yang bertugas memompa darah. “Meningkatnya peredaran darah akan membuat distribusi oksigen dan zat-zat gizi menjadi lebih baik. Dengan demikian kerja otak dan otot akan lebih baik,” terangnya dalam acara NESTUM 101 Healthy Bowls: Awali Hari dengan Semangkuk Sarapan Sehat, Lezat, dan Praktis.
Maka itu, dengan mengonsumsi makanan, kita tidak hanya dapat mengurangi rasa lapar, tapi juga meningkatkan kemampuan kognitif seperti daya ingat dan fokus. Rita menambahkan bahwa proses pelumatan makanan dapat menurunkan hormon Grealin yaitu hormon yang berperan menstimulasi nafsu makan dan meningkatkan hormon Cholecytokinin yang mampu menurunkan nafsu makan.
“Dengan demikian, apabila kita mengonsumsi makanan saat sarapan, maka kita bisa mendapatkan rasa kenyang yang lebih lama. Karenanya, pilihlah menu sarapan dengan bijak misalnya berupa makanan yang mengandung multigrain, serat pangan, vitamin, dan mineral,” tambahnya lagi.
Rita menjelaskan dalam menu makanan bergizi hendaknya mencakup enam unsur. Yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. “Yang dikatakan makan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi, jadi disitu ada aktivitas yang terlibat. Makan sendiri merupakan kegiatan mengunyah, mencampur makanan, menelan, dan meneguk untuk minuman. Dan ini berlaku untuk semua kelompok umur.
Defisini makan ini tentu berbeda dengan minum yaitu memasukkan air ke dalam tubuh (meneguknya). Sementara sarapan adalah aktivitas makan dan minum, dengan begitu sarapan seharusnya meliputi proses makan dan minum bukan hanya minum saja. Sarapan ditekankan Rita amat penting sebab memberikan energi dan zat gizi pada tubuh setelah berpuasa sepanjang malam. “Di malam hari tubuh melakukan pembakaran untuk kerja jantung dan organ lainnya,” kata Rita yang juga menulis beberapa buku gizi ini.
Sarapan akan meningkatkan produktif kerja, konsentrasi berpikir, dan belajar juga akan lebih baik. Dibenarkan oleh Sarah Elder selaku Ahli Gizi dikutip dari Bbc.com, tubuh menggunakan banyak energi yang tersimpan untuk pertumbuhan dan perbaikan tubuh di malam hari. “Mengonsumsi sarapan dengan gizi seimbang, membantu meningkatkan energi kita termasuk protein dan kalsium sepanjang malam,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Business Executive Officer Dairy Nestle Indonesia Windy Cahyaning Wulan menjelaskan fakta sebanyak 51% orang Indonesia menyadari bahwa sarapan adalah waktu makan terpenting dalam sehari, namun sayangnya 76% orang yang mengonsumsi sarapan di pagi hari, belum memilih menu yang sesuai dengan golden standard breakfast, yaitu harus terdiri dari makanan dan minuman, bukan salah satunya saja.
Lebih jauh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan di AS terhadap 50000 orang selama tujuh tahun terungkap bahwa mereka yang sarapan dengan porsi paling banyak diantara waktu makan yang lain ternyata memiliki indeks massa tubuh lebih rendah dibanding mereka yang makan siang atau malam dengan porsi lebih besar. Para peneliti berpendapat, bahwa sarapan membantu meningkatkan rasa kenyang, menurunkan asupan kalori harian, serta meningkatkan kualitas pola makan kita. Pasalnya, biasanya menu sarapan lebih tinggi serat dan nutrisi.
“Sejak tahun lalu, Nestlé Nestum, bubur sereal sarapan dengan grainsmarta yaitu kombinasi unik multigrain yang terdiri dari gandum utuh, beras, jagung, serat pangan, vitamin, dan mineral, hadir di Indonesia untuk mendukung komitmen Nestlé dalam meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat,” kata Windy. (Sri Noviarni)
Kesibukan di pagi hari terkadang membuat kita seringkali hanya sempat meneguk minuman atau bahkan melewatkan sarapan. Padahal, banyak penelitian yang membuktikan bahwa aktivitas mengonsumsi makanan saat sarapan memiliki banyak manfaat. Hal ini diungkapkan oleh Ahli Gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes. Menurutnya, dengan mengonsumsi makanan saat sarapan, kita bisa merasakan manfaat yang lebih, baik dari sisi fisiologis maupun psikologis, dibandingkan jika hanya mengonsumsi minuman saja.
Dalam presentasinya Rita memaparkan, proses pengolahan makanan berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut yang tidak hanya menstimulasi organ pencernaan tetapi juga organ-organ lain termasuk jantung yang bertugas memompa darah. “Meningkatnya peredaran darah akan membuat distribusi oksigen dan zat-zat gizi menjadi lebih baik. Dengan demikian kerja otak dan otot akan lebih baik,” terangnya dalam acara NESTUM 101 Healthy Bowls: Awali Hari dengan Semangkuk Sarapan Sehat, Lezat, dan Praktis.
Maka itu, dengan mengonsumsi makanan, kita tidak hanya dapat mengurangi rasa lapar, tapi juga meningkatkan kemampuan kognitif seperti daya ingat dan fokus. Rita menambahkan bahwa proses pelumatan makanan dapat menurunkan hormon Grealin yaitu hormon yang berperan menstimulasi nafsu makan dan meningkatkan hormon Cholecytokinin yang mampu menurunkan nafsu makan.
“Dengan demikian, apabila kita mengonsumsi makanan saat sarapan, maka kita bisa mendapatkan rasa kenyang yang lebih lama. Karenanya, pilihlah menu sarapan dengan bijak misalnya berupa makanan yang mengandung multigrain, serat pangan, vitamin, dan mineral,” tambahnya lagi.
Rita menjelaskan dalam menu makanan bergizi hendaknya mencakup enam unsur. Yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. “Yang dikatakan makan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi, jadi disitu ada aktivitas yang terlibat. Makan sendiri merupakan kegiatan mengunyah, mencampur makanan, menelan, dan meneguk untuk minuman. Dan ini berlaku untuk semua kelompok umur.
Defisini makan ini tentu berbeda dengan minum yaitu memasukkan air ke dalam tubuh (meneguknya). Sementara sarapan adalah aktivitas makan dan minum, dengan begitu sarapan seharusnya meliputi proses makan dan minum bukan hanya minum saja. Sarapan ditekankan Rita amat penting sebab memberikan energi dan zat gizi pada tubuh setelah berpuasa sepanjang malam. “Di malam hari tubuh melakukan pembakaran untuk kerja jantung dan organ lainnya,” kata Rita yang juga menulis beberapa buku gizi ini.
Sarapan akan meningkatkan produktif kerja, konsentrasi berpikir, dan belajar juga akan lebih baik. Dibenarkan oleh Sarah Elder selaku Ahli Gizi dikutip dari Bbc.com, tubuh menggunakan banyak energi yang tersimpan untuk pertumbuhan dan perbaikan tubuh di malam hari. “Mengonsumsi sarapan dengan gizi seimbang, membantu meningkatkan energi kita termasuk protein dan kalsium sepanjang malam,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Business Executive Officer Dairy Nestle Indonesia Windy Cahyaning Wulan menjelaskan fakta sebanyak 51% orang Indonesia menyadari bahwa sarapan adalah waktu makan terpenting dalam sehari, namun sayangnya 76% orang yang mengonsumsi sarapan di pagi hari, belum memilih menu yang sesuai dengan golden standard breakfast, yaitu harus terdiri dari makanan dan minuman, bukan salah satunya saja.
Lebih jauh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan di AS terhadap 50000 orang selama tujuh tahun terungkap bahwa mereka yang sarapan dengan porsi paling banyak diantara waktu makan yang lain ternyata memiliki indeks massa tubuh lebih rendah dibanding mereka yang makan siang atau malam dengan porsi lebih besar. Para peneliti berpendapat, bahwa sarapan membantu meningkatkan rasa kenyang, menurunkan asupan kalori harian, serta meningkatkan kualitas pola makan kita. Pasalnya, biasanya menu sarapan lebih tinggi serat dan nutrisi.
“Sejak tahun lalu, Nestlé Nestum, bubur sereal sarapan dengan grainsmarta yaitu kombinasi unik multigrain yang terdiri dari gandum utuh, beras, jagung, serat pangan, vitamin, dan mineral, hadir di Indonesia untuk mendukung komitmen Nestlé dalam meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat,” kata Windy. (Sri Noviarni)
(nfl)