Tetra Pak Edukasi Generasi Milenial Peduli Lingkungan
A
A
A
JAKARTA - Kepedulian masyarakat akan lingkungan dan sampah akibat impikasi aktivitas konsumsi dan industry semakin meningkat, terlebih generasi milenial terus berusaha ikut berkontribusi akan masalah tersebut. Tentu saja hal ini untuk masa depan mereka.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri berkomitmen dan pasang target pada penanganan masalah lingkungan dan sampah bisa mencapai 70% pada 2025. Lalu, bagaimana agar masalah itu bisa sesuai harapan?
Caranya bisa dimulai dari praktik pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang dikelola secara bertanggung jawab. Nah, Tetra Pak sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman bekerja sama dengan Forest Stewardship Council (FSC), organisasi non-profit yang mempromosikan pengelolaan hutan secara bertanggung jawab melalui sertifikasi ekolabel, mengedukasi dan mengenalkan praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab kepada public.
Pada, Jumat (22/2/2019), berbagai elemen masyarakat diajak melakukan kunjungan ke salah satu hutan rakyat tersertifikasi FSC di kawasan Kulonprogo, Yogyakarta yang dikelola oleh PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI) guna menyaksikan dan mempelajari secara langsung praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab, mulai penanaman, pemotongan, hingga pemanfaatan hasil hutan hingga menjadi produk yang diterima konsumen.
“Kami telah memanfaatkan material kertas dan tebu agar kemasan karton kami dapat kembali tumbuh di alam. Secara rata rata, kemasan karton Tetra Pak dibuat dari hampir 75% materi terbarukan. Bahkan salah satu portofolio kemasan kami bernama Tetra Rex Bio-Based untuk produk minuman pasteurisasi sudah 100% berasal dan sumber daya alam terbarukan dengan kombinsi tebu dan kertas,” kata Reza Andreanto selaku Environment Manager Tetra Pak lndonesia.
Namun, jelas dia, pemanfaatan materi terbarukan saja tidaklah cukup, dibutuhkan sebuah proses sertifikasi dan penilaian chain of custody yang seksama untuk memastikan praktiknya dilakukan secara bertanggung jawab.
Reza juga menekankan pentingnya produk dengan sertifikasi FSC guna memastikan keberlanjutan hutan bagi generasi mendatang. Caranya pun tak sulit, yakni dengan memilih produk dan kemasan yang telah tersertifikasi FSC sehingga kelastarian hutan terjaga di masa depan.
Marketing and Communication Manager FSC Indra Setia Dewi mengatakan kolaborasi dengan Tetra Pak telah dijalankan melalui beragam acara, seperti FSC Friday, FSC lndonesia Leadership Forum. FSC Corner, dan FSC Goes to School untuk mendorong para pelaku bisnis makanan minuman dan menjangkau para konsumen untuk memilih produk berlabel FSC yang menggunakan bahan baku kemasan karton dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
Adanya sertifikasi FSC ini juga memberi manfaat sosial ekonomi bagi pengelola hutan rakyat berskala kecil. Nida Nurul Huda selaku Sales and Marketing PT Sosial Bisnis lndonesia (SOBI) mengatakan sertifikasi FSC bagi pengelola hutan rakyat memberikan nilai tambah positif bagi pengelola hutan rakyat.
Tak hanya itu, Tetra Pak bersama FSC, dan SOBI berkomitmen untuk mengampanyekan gerakan 3L untuk mengelola sampah kemasan kertas karton makanan minuman. Tujuan untuk mengedukasi konsumen terkait daur ulang kemasan karton Tetra Pak.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri berkomitmen dan pasang target pada penanganan masalah lingkungan dan sampah bisa mencapai 70% pada 2025. Lalu, bagaimana agar masalah itu bisa sesuai harapan?
Caranya bisa dimulai dari praktik pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang dikelola secara bertanggung jawab. Nah, Tetra Pak sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman bekerja sama dengan Forest Stewardship Council (FSC), organisasi non-profit yang mempromosikan pengelolaan hutan secara bertanggung jawab melalui sertifikasi ekolabel, mengedukasi dan mengenalkan praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab kepada public.
Pada, Jumat (22/2/2019), berbagai elemen masyarakat diajak melakukan kunjungan ke salah satu hutan rakyat tersertifikasi FSC di kawasan Kulonprogo, Yogyakarta yang dikelola oleh PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI) guna menyaksikan dan mempelajari secara langsung praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab, mulai penanaman, pemotongan, hingga pemanfaatan hasil hutan hingga menjadi produk yang diterima konsumen.
“Kami telah memanfaatkan material kertas dan tebu agar kemasan karton kami dapat kembali tumbuh di alam. Secara rata rata, kemasan karton Tetra Pak dibuat dari hampir 75% materi terbarukan. Bahkan salah satu portofolio kemasan kami bernama Tetra Rex Bio-Based untuk produk minuman pasteurisasi sudah 100% berasal dan sumber daya alam terbarukan dengan kombinsi tebu dan kertas,” kata Reza Andreanto selaku Environment Manager Tetra Pak lndonesia.
Namun, jelas dia, pemanfaatan materi terbarukan saja tidaklah cukup, dibutuhkan sebuah proses sertifikasi dan penilaian chain of custody yang seksama untuk memastikan praktiknya dilakukan secara bertanggung jawab.
Reza juga menekankan pentingnya produk dengan sertifikasi FSC guna memastikan keberlanjutan hutan bagi generasi mendatang. Caranya pun tak sulit, yakni dengan memilih produk dan kemasan yang telah tersertifikasi FSC sehingga kelastarian hutan terjaga di masa depan.
Marketing and Communication Manager FSC Indra Setia Dewi mengatakan kolaborasi dengan Tetra Pak telah dijalankan melalui beragam acara, seperti FSC Friday, FSC lndonesia Leadership Forum. FSC Corner, dan FSC Goes to School untuk mendorong para pelaku bisnis makanan minuman dan menjangkau para konsumen untuk memilih produk berlabel FSC yang menggunakan bahan baku kemasan karton dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
Adanya sertifikasi FSC ini juga memberi manfaat sosial ekonomi bagi pengelola hutan rakyat berskala kecil. Nida Nurul Huda selaku Sales and Marketing PT Sosial Bisnis lndonesia (SOBI) mengatakan sertifikasi FSC bagi pengelola hutan rakyat memberikan nilai tambah positif bagi pengelola hutan rakyat.
Tak hanya itu, Tetra Pak bersama FSC, dan SOBI berkomitmen untuk mengampanyekan gerakan 3L untuk mengelola sampah kemasan kertas karton makanan minuman. Tujuan untuk mengedukasi konsumen terkait daur ulang kemasan karton Tetra Pak.
(tdy)