Kemenpar Turut Promosikan Kampanye Visit the Heart of Borneo
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata memberikan dukungan terhadap program WWF-Heart of Borneo (HoB). Dibuktikan melalui konferensi pers Visit The Heart of Borneo di Balairung Soesilo Soedarman, Selasa (19/3/2019). Kemenpar juga melakukan peningkatan pengetahuan bagi tour operator di wilayah Kalimantan.
Dukungan ini dinilai akan menguntungkan pariwisata Indonesia. Pasalnya WWF-HoB juga memasarkan kegiatan ekowisata Indonesia di tingkat internasional. Tepatnya melalui partisipasi di ITB Berlin, salah satu pameran wisata yang besar di tingkat internasional. WWF-HoB juga aktif mendukung penguatan tour operator dan masyarakat lokal dalam pengembangan paket wisata berstandar ekowisata.
Visit the Heart of Borneo (HoB) merupakan kampanye yang diluncurkan oleh pemerintah dari tiga negara pendukung inisiasi Heart of Borneo. Yaitu, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia. Kampanye diluncurkan tahun 2017 lalu.
Hadir pada acara konferensi pers Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, perwakilan Kementerian Koordinasi bidang Ekonomi Prabianto Mukti Wibowo selaku pimpinan dari Kelompok Kerja HoB di Indonesia, Gubernur Provinsi Kalimantan Utara Irianto Lambrie, dan Rizal Malik, Chief Executive Officer, WWF Indonesia.
Rizki Handayani mengatakan, Pulau Borneo atau Kalimantan adalah pulau terbesar ke 3 di dunia. Kalimantan memiliki sekitar 6% keanekaragaman hayati dunia di area hutan tropisnya. Di sana juga terdapat spesies flora dan fauna yang mencapai ribuan variasi. Termasuk bunga raflesia, dan beberapa fauna endemik, seperti orangutan, gajah borneo (gajah terkecil di dunia), dan kera proboscis. Kawasan Jantung Kalimantan merupakan bagian dari pulau ini yang sebagian besar masih natural.
“Kalimantan merupakan daerah vital untuk pariwisata crossborder (lintas batas). Pariwisata ini tidak mengenal waktu karena akses masuk yang lebih mudah. Wilayah Kalimantan Barat misalnya, kami pemerintah sudah perkuat dengan beberapa Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai pintu masuk wisatawan. Kita harus perkuat area-area yang memiliki potensi wisata cross border untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia,” tuturnya.
Sedangkan Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian, Prabianto Mukti Prabowo menambahkan, Jantung Kalimantan merupakan sumber kehidupan bagi sekitar 1 juta masyarakat adat. “Mereka setia pada kearifan lokal dalam pengelolaan hutan, dan melakukan praktik pembangunan berkelanjutan. Area ini sangat kuat di sisi budaya lokal dari masyarakat adat,” ujarnya.
Kalimantan kaya dengan berbagai masyarakat adat. Antara lain suku Dayak dan suku Melayu. Mereka sangat berpegang teguh pada kepercayaan. Menjaga dan mengelola hutan secara bijaksana adalah hal yang mereka pegang teguh.
Inisiasi Heart of Borneo mendukung penuh kepercayaan ini. Serta, membantu kegiatan ekowisata masyakarat. Karena, merupakan mata pencarian yang potensial bagi masyarakat. Inisiasi tiga negara ini membantu penguatan kapasitas, promosi, publikasi dan pemasaran program wisata di tiga negara, termasuk di wilayah Kalimantan, Indonesia.
Rizal Malik, Chief Executive Officer, WWF Indonesia menyatakan, potensi wisata di Kalimantan sangat kuat untuk wisatawan mancanegara dan lokal.
“Where Nature and Culture Blend (di mana keanekaragaman hayati dan budaya menyatu) demikian potensi yang cukup besar di wilayah jantung Kalimantan. Selain itu, pendatang akan mendapatkan manfaat untuk belajar mengenai pengelolaan lingkungan dari masyarakat, dan latihan dalam membuat produk lokal, seperti anyaman,” paparnya.
Kampanye Visit the Heart of Borneo merupakan kampanye multi tahun. Tujuannya untuk mempromosikan dan mempublikasikan kekayaan alam dan budaya di kawasan HoB. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, dan beberapa tour operator lokal. Melalui konferensi pers ini diharapkan potensi wisata alam dan budaya di Kalimantan dapat lebih tersebar luas sekaligus mengangkat kunjungan wisata cross border.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga memberikan dukungan untuk Kampanye Visit The Heart of Borneo.
“Tahun ini, Kementerian Pariwisata sedang gencar menggali potensi wisatawan crossborder. Dan salah satunya di Kalimantan. Di sana ada banyak pintu masuk. Dan Indonesia sudah menyediakan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang megah, indah dan sangat representatif. Oleh karena itu, Visit The Heart of Borneo sepertinya sejalan dengan semangat kita. Kita tentu berharap kunjungan ke Kalimantan akan semakin bertambah. Dan semua potensi di Borneo bisa kita perkenalkan,” katanya.
Dukungan ini dinilai akan menguntungkan pariwisata Indonesia. Pasalnya WWF-HoB juga memasarkan kegiatan ekowisata Indonesia di tingkat internasional. Tepatnya melalui partisipasi di ITB Berlin, salah satu pameran wisata yang besar di tingkat internasional. WWF-HoB juga aktif mendukung penguatan tour operator dan masyarakat lokal dalam pengembangan paket wisata berstandar ekowisata.
Visit the Heart of Borneo (HoB) merupakan kampanye yang diluncurkan oleh pemerintah dari tiga negara pendukung inisiasi Heart of Borneo. Yaitu, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia. Kampanye diluncurkan tahun 2017 lalu.
Hadir pada acara konferensi pers Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, perwakilan Kementerian Koordinasi bidang Ekonomi Prabianto Mukti Wibowo selaku pimpinan dari Kelompok Kerja HoB di Indonesia, Gubernur Provinsi Kalimantan Utara Irianto Lambrie, dan Rizal Malik, Chief Executive Officer, WWF Indonesia.
Rizki Handayani mengatakan, Pulau Borneo atau Kalimantan adalah pulau terbesar ke 3 di dunia. Kalimantan memiliki sekitar 6% keanekaragaman hayati dunia di area hutan tropisnya. Di sana juga terdapat spesies flora dan fauna yang mencapai ribuan variasi. Termasuk bunga raflesia, dan beberapa fauna endemik, seperti orangutan, gajah borneo (gajah terkecil di dunia), dan kera proboscis. Kawasan Jantung Kalimantan merupakan bagian dari pulau ini yang sebagian besar masih natural.
“Kalimantan merupakan daerah vital untuk pariwisata crossborder (lintas batas). Pariwisata ini tidak mengenal waktu karena akses masuk yang lebih mudah. Wilayah Kalimantan Barat misalnya, kami pemerintah sudah perkuat dengan beberapa Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai pintu masuk wisatawan. Kita harus perkuat area-area yang memiliki potensi wisata cross border untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia,” tuturnya.
Sedangkan Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian, Prabianto Mukti Prabowo menambahkan, Jantung Kalimantan merupakan sumber kehidupan bagi sekitar 1 juta masyarakat adat. “Mereka setia pada kearifan lokal dalam pengelolaan hutan, dan melakukan praktik pembangunan berkelanjutan. Area ini sangat kuat di sisi budaya lokal dari masyarakat adat,” ujarnya.
Kalimantan kaya dengan berbagai masyarakat adat. Antara lain suku Dayak dan suku Melayu. Mereka sangat berpegang teguh pada kepercayaan. Menjaga dan mengelola hutan secara bijaksana adalah hal yang mereka pegang teguh.
Inisiasi Heart of Borneo mendukung penuh kepercayaan ini. Serta, membantu kegiatan ekowisata masyakarat. Karena, merupakan mata pencarian yang potensial bagi masyarakat. Inisiasi tiga negara ini membantu penguatan kapasitas, promosi, publikasi dan pemasaran program wisata di tiga negara, termasuk di wilayah Kalimantan, Indonesia.
Rizal Malik, Chief Executive Officer, WWF Indonesia menyatakan, potensi wisata di Kalimantan sangat kuat untuk wisatawan mancanegara dan lokal.
“Where Nature and Culture Blend (di mana keanekaragaman hayati dan budaya menyatu) demikian potensi yang cukup besar di wilayah jantung Kalimantan. Selain itu, pendatang akan mendapatkan manfaat untuk belajar mengenai pengelolaan lingkungan dari masyarakat, dan latihan dalam membuat produk lokal, seperti anyaman,” paparnya.
Kampanye Visit the Heart of Borneo merupakan kampanye multi tahun. Tujuannya untuk mempromosikan dan mempublikasikan kekayaan alam dan budaya di kawasan HoB. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, dan beberapa tour operator lokal. Melalui konferensi pers ini diharapkan potensi wisata alam dan budaya di Kalimantan dapat lebih tersebar luas sekaligus mengangkat kunjungan wisata cross border.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga memberikan dukungan untuk Kampanye Visit The Heart of Borneo.
“Tahun ini, Kementerian Pariwisata sedang gencar menggali potensi wisatawan crossborder. Dan salah satunya di Kalimantan. Di sana ada banyak pintu masuk. Dan Indonesia sudah menyediakan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang megah, indah dan sangat representatif. Oleh karena itu, Visit The Heart of Borneo sepertinya sejalan dengan semangat kita. Kita tentu berharap kunjungan ke Kalimantan akan semakin bertambah. Dan semua potensi di Borneo bisa kita perkenalkan,” katanya.
(akn)