Kisah Inspiratif Buya Hamka Bakal Hadir di Layar Lebar
A
A
A
JAKARTA - Kisah Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah atau yang dikenal dengan nama Buya Hamka, seorang ulama besar dan sastrawan Indonesia, akhirnya diangkat ke layar lebar. Film untuk mengapresiasi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama ini dicetuskan MUI dengan menggandeng Starvision, dan Falcon Pictures.
Film ini sekaligus wujud apresiasi untuk mengenang sosok Buya Hamka sebagai tokoh besar yang berpengaruh di Indonesia. Selain terkenal sebagai sosok ulama, budayawan, penulis dan wartawan, Buya Hamka sendiri memiliki beberapa karya sastra, di antaranya "Di Bawah Lindungan Ka'bah" dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" yang pernah difilmkan.
Produser Starvision, Chand Parwez Servia menjelaskan ide pembuatan film Buya Hamka itu terjadi pada 2014 ketika dia bertemu dengan mantan Ketua MUI saat itu, Din Syamsuddin. Mantan Ketua Muhammadiyah itu secara pribadi mengutarakan permintaannya kepada Parwez untuk memproduksi film tersebut. Usulan Din Syamsuddin pun direspons dengan baik oleh Parwez.
Selepas menerima tawaran tersebut, Chand Parwez pun ingin film ini diproduksi oleh seseorang yang mengagumi dan mengenal sosok tersebut dengan baik. Akhirnya dia mengajak HB Naveen, produser eksekutif Falcon Pictures, yang juga mengagumi tokoh tersebut.
"Ini kolaborasi Falcon, Starvision, dan MUI. Tentu semua mengenal ketokohan Buya Hamka. Semoga nanti film ini bisa menjadi pencerahan inspiratif buat kita semua, penonton film di Indonesia dan seluruh dunia," harap Parwez dalam jumpa pers di kantor Falcon Pictures, Jakarta, Senin (25/3).
Pada saat yang sama, Produser Falcon Pictures, Frederica memiliki harapan yang sama bahwa film ini bisa menjadi suguhan inspiratif bagi masyarakat. "Bagi kami (Falcon Pictures), film ini sangatlah istimewa. Kami akan bekerja keras agar film ini bisa dinikmati seluruh pecinta film Indonesia," janjinya.
Dari hasil kolaborasi kedua belah pihak, akhirnya Fajar Bustomi menjadi nama yang dipercaya sebagai sutradara film Buya Hamka ini. Sosok Buya Hamka sendiri diperankan oleh aktor kenamaan Vino G. Bastian. Selain itu, nama Laudya Cynthia Bella juga muncul sebagai pemeran.
Sementara itu, Fajar Bustomi bukan tanpa alasan menunjuk Vino sebagai pemeran utama. Menurutnya, Vino menjadi sosok paling tepat memerankan tokoh Buya Hamka, terlebih dia juga memiliki kedekatan dengan keluarga Buya Hamka. "Vino paling tepat. Beliau juga dari sisi silsilah keluarga dekat dengan keluarga Buya Hamka. Lebih enak prosesnya," ungkapnya.
Sutradara yang sukses menggarap kisah Dilan 1990 dan Dilan 1991 ini mengaku senang mendapatkan kepercayaan menyutradarai film yang tokoh utamanya merupakan sosok inspiratif seperti Buya Hamka. "Senang sekali. Ini memang impian saya sejak lama, membuat film tentang tokoh inspiratif sebesar Buya Hamka," tutur dia.
Penulisan naskah film pun kerap mengalami perubahan dan memakan waktu lama. "Semenjak saya ketemu Pak Din pada 2014. Cukup lama, tapi itu proses yang mesti dijalani. Karya ini bukan karya ringan tapi karya besar," kata Fajar Bustomi.
Film tentang Buya Hamka ini sendiri rencananya akan mulai diproduksi pada awal April 2019 dengan mengambil lokasi di beberapa wilayah Tanah Air seperti Sumatra Utara, Semarang, Tegal, Jakarta dan Sukabumi. Sementara jadwal tayangnya diperkirakan pada tahun depan.
Film ini sekaligus wujud apresiasi untuk mengenang sosok Buya Hamka sebagai tokoh besar yang berpengaruh di Indonesia. Selain terkenal sebagai sosok ulama, budayawan, penulis dan wartawan, Buya Hamka sendiri memiliki beberapa karya sastra, di antaranya "Di Bawah Lindungan Ka'bah" dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" yang pernah difilmkan.
Produser Starvision, Chand Parwez Servia menjelaskan ide pembuatan film Buya Hamka itu terjadi pada 2014 ketika dia bertemu dengan mantan Ketua MUI saat itu, Din Syamsuddin. Mantan Ketua Muhammadiyah itu secara pribadi mengutarakan permintaannya kepada Parwez untuk memproduksi film tersebut. Usulan Din Syamsuddin pun direspons dengan baik oleh Parwez.
Selepas menerima tawaran tersebut, Chand Parwez pun ingin film ini diproduksi oleh seseorang yang mengagumi dan mengenal sosok tersebut dengan baik. Akhirnya dia mengajak HB Naveen, produser eksekutif Falcon Pictures, yang juga mengagumi tokoh tersebut.
"Ini kolaborasi Falcon, Starvision, dan MUI. Tentu semua mengenal ketokohan Buya Hamka. Semoga nanti film ini bisa menjadi pencerahan inspiratif buat kita semua, penonton film di Indonesia dan seluruh dunia," harap Parwez dalam jumpa pers di kantor Falcon Pictures, Jakarta, Senin (25/3).
Pada saat yang sama, Produser Falcon Pictures, Frederica memiliki harapan yang sama bahwa film ini bisa menjadi suguhan inspiratif bagi masyarakat. "Bagi kami (Falcon Pictures), film ini sangatlah istimewa. Kami akan bekerja keras agar film ini bisa dinikmati seluruh pecinta film Indonesia," janjinya.
Dari hasil kolaborasi kedua belah pihak, akhirnya Fajar Bustomi menjadi nama yang dipercaya sebagai sutradara film Buya Hamka ini. Sosok Buya Hamka sendiri diperankan oleh aktor kenamaan Vino G. Bastian. Selain itu, nama Laudya Cynthia Bella juga muncul sebagai pemeran.
Sementara itu, Fajar Bustomi bukan tanpa alasan menunjuk Vino sebagai pemeran utama. Menurutnya, Vino menjadi sosok paling tepat memerankan tokoh Buya Hamka, terlebih dia juga memiliki kedekatan dengan keluarga Buya Hamka. "Vino paling tepat. Beliau juga dari sisi silsilah keluarga dekat dengan keluarga Buya Hamka. Lebih enak prosesnya," ungkapnya.
Sutradara yang sukses menggarap kisah Dilan 1990 dan Dilan 1991 ini mengaku senang mendapatkan kepercayaan menyutradarai film yang tokoh utamanya merupakan sosok inspiratif seperti Buya Hamka. "Senang sekali. Ini memang impian saya sejak lama, membuat film tentang tokoh inspiratif sebesar Buya Hamka," tutur dia.
Penulisan naskah film pun kerap mengalami perubahan dan memakan waktu lama. "Semenjak saya ketemu Pak Din pada 2014. Cukup lama, tapi itu proses yang mesti dijalani. Karya ini bukan karya ringan tapi karya besar," kata Fajar Bustomi.
Film tentang Buya Hamka ini sendiri rencananya akan mulai diproduksi pada awal April 2019 dengan mengambil lokasi di beberapa wilayah Tanah Air seperti Sumatra Utara, Semarang, Tegal, Jakarta dan Sukabumi. Sementara jadwal tayangnya diperkirakan pada tahun depan.
(nug)