Lucas Hedges Berani Berperan Ekstrem
A
A
A
DI usianya yang masih 22 tahun, Lucas Hedges telah menebarkan pesonanya melalui peran-peran yang berani dan menantang.
Banyak orang yang terkesan dengan aktingnya yang melebihi usianya itu. Peran menjadi sosok kacau dan kompleks dilakoninya di film Manchester by the Sea, Lady Bird, Three Billboard Outside Ebbing, Missouri, Boy Erased, Mid90s.
Di film terbarunya, Ben is Back, dia sukses berakting menjadi pencandu narkoba. Ya, Lucas tidak ingin hanya stuck di satu peran. Dia ingin meninggalkan zona nyaman dan tidak ingin berada di film cinta-cintaan khas remaja, tetapi ingin lebih dari itu.
Dia mencoba semua genre film dan membuktikan bahwa dia bisa berperan maksimal di usia muda. Dikutip GQ, sebagian besar karakter yang dimainkan Hedges adalah sosok yang sensitif, bijaksana, dan cerdas. Dia juga memiliki kebiasaan unik saat memiliki peran tersendiri.
Dia suka menulis surat untuk diri sendiri. “Dear Inner Self, jika itu adalah kehendakmu, tolong ungkapkan kepadaku dalam mimpi malam ini, apa yang kamu inginkan dariku tentang karakter ini,” ujarnya.
Kemudian, dia bermimpi, bangun, menyalin gambar mimpi dan sensasi tersebut, lalu mengirimkan semua itu ke dirinya kembali. Dia menyebut hal itu sebagai blue print dari apa yang diingatkan semua momen dalam film di hidupnya. Dia tahu persis proses pembuatan karakter sesuai perannya.
“Kau tahu, di situlah hal itu menjadi sangat esoteris. Untuk batas tertentu, itu seperti berakting begitu saja. Beraktinglah dengan orang lain dalam adegan Anda. Tetapi, saya tidak benar-benar tahu bagaimana tiba-tiba memiliki seperti seluruh sejarah keluarga dengan seseorang yang saya kenal selama seminggu atau kurang,” ungkapnya.
Khusus perannya di film Mid90s, dia menghabiskan beberapa pekan berjalan di sekitar Venice Beach dengan penampilan barunya. Kepala dicukur, bergaya Eminem, memakai giwang berlian di telinganya, dan jeans longgar.
Dia mengatakan suka perannya ini, karena dia belum pernah ditakuti orang lain seumur hidupnya. Tidak mengherankan, kerja kerasnya seolah terbayar saat dia masuk nominasi Oscar sebagai Aktor Pendukung Terbaik untuk perannya di film Manchester by the Seapada 2016.
Kala itu dia adalah satusatunya pendatang baru yang langsung masuk nominasi Oscar. Dia mengaku ketakutan dan panik saat mengetahui hal itu. “Aku berlari ke bawah dan memberi tahu orang tuaku dan ketakutan.
Ayahku melompat keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaian basah kuyup dan mulai menangis,” tuturnya, dikutip boston.com. Tiga film terakhir yang dibintanginya dinominasikan di film terbaik, yakni Lady Bird, Billboard Three Outside Ebbing, Missouri, dan Manchester by the Sea.
Dia juga mendapatkan Critics Choice Award untuk Aktor/Aktris Muda Terbaik. Hedges bukan yang pertama di keluarganya yang mendapatkan nominasi Oscar. Sekitar 12 tahun lalu, sang ayah, penulis dan sutradara Peter Hedges, mendapat nominasi Oscar untuk Skenario Adaptasi Terbaik di film About A Boy (2002).
Hedges memang sudah familier dengan dunia seni, terutama akting. Sang ayah yang berprofesi sebagai penulis dan sutradara, Peter Hedges, kerap mengajak Hedges kecil ke lokasi syuting film. “Aku sangat performatif ketika masih kecil. Jadi mereka pikir aku menjadi aktor.
Aku senang berada di sekitar tempat syuting ayah bekerja,” ujarnya, dikutip The Irish Times. Dia mulai berakting pada usia dini, yakni 10 tahun, lewat film Dan in Real Lifeyang ditulis dan diarahkan ayahnya.
Kemudian, dia ikut audisi dan mendapatkan peran pertamanya di Moonrise Kingdom besutan Wes Anderson. Sebelum menjadi aktor, sebetulnya Hedges ingin menjadi pemain basket. Sebagai anak, dia membuat semua orang memanggilnya Sprewell, seperti Latrell Sprewell, penyerang kecil yang bermain untuk Knicks sejak 1998–2003.
Kala itu Hedges berusia 2–7 tahun. Kamar tidurnya penuh poster pemain basket dan pelatih. Dia juga mengaku menyukai olahraga skateboard. “Aku selalu ingin bermain skate, tetapi aku tidak pernah bisa mempelajarinya. Mereka adalah orang-orang paling keren di dunia.
Mereka terlihat santai dan malas, tapi ternyata benar-benar pandai dalam sesuatu. Itu sangat menarik,” ucapnya. Bahkan, dia sempat berpikir jika tidak menjadi aktor, mungkin dia akan menjadi guru. (Susi Susanti)
Banyak orang yang terkesan dengan aktingnya yang melebihi usianya itu. Peran menjadi sosok kacau dan kompleks dilakoninya di film Manchester by the Sea, Lady Bird, Three Billboard Outside Ebbing, Missouri, Boy Erased, Mid90s.
Di film terbarunya, Ben is Back, dia sukses berakting menjadi pencandu narkoba. Ya, Lucas tidak ingin hanya stuck di satu peran. Dia ingin meninggalkan zona nyaman dan tidak ingin berada di film cinta-cintaan khas remaja, tetapi ingin lebih dari itu.
Dia mencoba semua genre film dan membuktikan bahwa dia bisa berperan maksimal di usia muda. Dikutip GQ, sebagian besar karakter yang dimainkan Hedges adalah sosok yang sensitif, bijaksana, dan cerdas. Dia juga memiliki kebiasaan unik saat memiliki peran tersendiri.
Dia suka menulis surat untuk diri sendiri. “Dear Inner Self, jika itu adalah kehendakmu, tolong ungkapkan kepadaku dalam mimpi malam ini, apa yang kamu inginkan dariku tentang karakter ini,” ujarnya.
Kemudian, dia bermimpi, bangun, menyalin gambar mimpi dan sensasi tersebut, lalu mengirimkan semua itu ke dirinya kembali. Dia menyebut hal itu sebagai blue print dari apa yang diingatkan semua momen dalam film di hidupnya. Dia tahu persis proses pembuatan karakter sesuai perannya.
“Kau tahu, di situlah hal itu menjadi sangat esoteris. Untuk batas tertentu, itu seperti berakting begitu saja. Beraktinglah dengan orang lain dalam adegan Anda. Tetapi, saya tidak benar-benar tahu bagaimana tiba-tiba memiliki seperti seluruh sejarah keluarga dengan seseorang yang saya kenal selama seminggu atau kurang,” ungkapnya.
Khusus perannya di film Mid90s, dia menghabiskan beberapa pekan berjalan di sekitar Venice Beach dengan penampilan barunya. Kepala dicukur, bergaya Eminem, memakai giwang berlian di telinganya, dan jeans longgar.
Dia mengatakan suka perannya ini, karena dia belum pernah ditakuti orang lain seumur hidupnya. Tidak mengherankan, kerja kerasnya seolah terbayar saat dia masuk nominasi Oscar sebagai Aktor Pendukung Terbaik untuk perannya di film Manchester by the Seapada 2016.
Kala itu dia adalah satusatunya pendatang baru yang langsung masuk nominasi Oscar. Dia mengaku ketakutan dan panik saat mengetahui hal itu. “Aku berlari ke bawah dan memberi tahu orang tuaku dan ketakutan.
Ayahku melompat keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaian basah kuyup dan mulai menangis,” tuturnya, dikutip boston.com. Tiga film terakhir yang dibintanginya dinominasikan di film terbaik, yakni Lady Bird, Billboard Three Outside Ebbing, Missouri, dan Manchester by the Sea.
Dia juga mendapatkan Critics Choice Award untuk Aktor/Aktris Muda Terbaik. Hedges bukan yang pertama di keluarganya yang mendapatkan nominasi Oscar. Sekitar 12 tahun lalu, sang ayah, penulis dan sutradara Peter Hedges, mendapat nominasi Oscar untuk Skenario Adaptasi Terbaik di film About A Boy (2002).
Hedges memang sudah familier dengan dunia seni, terutama akting. Sang ayah yang berprofesi sebagai penulis dan sutradara, Peter Hedges, kerap mengajak Hedges kecil ke lokasi syuting film. “Aku sangat performatif ketika masih kecil. Jadi mereka pikir aku menjadi aktor.
Aku senang berada di sekitar tempat syuting ayah bekerja,” ujarnya, dikutip The Irish Times. Dia mulai berakting pada usia dini, yakni 10 tahun, lewat film Dan in Real Lifeyang ditulis dan diarahkan ayahnya.
Kemudian, dia ikut audisi dan mendapatkan peran pertamanya di Moonrise Kingdom besutan Wes Anderson. Sebelum menjadi aktor, sebetulnya Hedges ingin menjadi pemain basket. Sebagai anak, dia membuat semua orang memanggilnya Sprewell, seperti Latrell Sprewell, penyerang kecil yang bermain untuk Knicks sejak 1998–2003.
Kala itu Hedges berusia 2–7 tahun. Kamar tidurnya penuh poster pemain basket dan pelatih. Dia juga mengaku menyukai olahraga skateboard. “Aku selalu ingin bermain skate, tetapi aku tidak pernah bisa mempelajarinya. Mereka adalah orang-orang paling keren di dunia.
Mereka terlihat santai dan malas, tapi ternyata benar-benar pandai dalam sesuatu. Itu sangat menarik,” ucapnya. Bahkan, dia sempat berpikir jika tidak menjadi aktor, mungkin dia akan menjadi guru. (Susi Susanti)
(nfl)