Jatuh Cinta Bisa Membantu Orang Menurunkan Berat Badan

Selasa, 16 April 2019 - 18:30 WIB
Jatuh Cinta Bisa Membantu...
Jatuh Cinta Bisa Membantu Orang Menurunkan Berat Badan
A A A
JAKARTA - Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa jatuh cinta mungkin merupakan cara yang baik untuk menurunkan berat badan. Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan di Endocrine Society, hormon oksitosin yang juga disebut hormon cinta, dapat membantu mengurangi berat badan.

Penelitian ini diwakili oleh tim peneliti di ENDO 2019, pertemuan tahunan Endocrine Society di New Orleans, LA yang berfokus tentang bagaimana oksitosin mengubah cara orang dengan obesitas memproses gambar makanan berkalori tinggi. Oksitosin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh. Oksitosin diproduksi di hipotalamus otak dan dilepaskan oleh hipofisis posterior.

Dilansir dari Times Now News, oksitosin adalah hormon penting dan memainkan peran penting dalam interaksi sosial dan ikatan, reproduksi seksual, persalinan, dan menyusui. Hormon ini dilepaskan dalam aliran darah sebagai respons terhadap peregangan serviks dan uterus selama persalinan. Dalam beberapa kasus, bahkan digunakan sebagai obat untuk melahirkan.

Di antara fungsi-fungsi lain, oksitosin juga memengaruhi hubungan Anda dengan makanan. Hormon ini melemahkan sinyal otak untuk makanan dan karenanya memengaruhi perilaku makan dan metabolisme. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan semprotan oksitosin juga dapat memiliki efek pada perilaku makan dengan berinteraksi dengan sirkuit otak.

"Mengetahui bagaimana obat tersebut memberikan efeknya merupakan langkah penting untuk menetapkan oksitosin sebagai pengobatan untuk makan berlebihan dan obesitas," kata Dr Liya Kerem selaku pemimpin peneliti studi tersebut, yang merupakan ahli endokrinologi pediatrik di MassGeneral Hospital for Children dan seorang peneliti di Massachusetts.

Penelitian ini dilakukan pada 10 pria muda kelebihan berat badan yang dinyatakan sehat. Subjek dibuat untuk mengunjungi lab dua kali di mana mereka menerima dosis tunggal semprot oksitosin atau plasebo. Para peserta tidak mengetahui perawatan apa yang sedang diberikan kepada mereka. Setelah sekitar satu jam, para peserta diperlihatkan gambar-gambar benda berkalori tinggi, rendah kalori dan non-makanan saat mereka melewati fMRI—pencitraan resonansi magnetik fungsional—suatu teknik yang mengukur perubahan aliran darah di otak.

Hasilnya ditemukan bahwa orang yang mengonsumsi oksitosin telah melemahkan konektivitas fungsional antara ventral tegmental area (VTA) dan area otak yang berkaitan dengan motivasi makanan, dibandingkan dengan mereka yang memiliki plasebo. Orang-orang juga tidak mengalami efek samping dari perawatan oksitosin.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0863 seconds (0.1#10.140)