Amandla Stenberg Alami Trauma Kekerasan Seksual
A
A
A
AMANDLA STENBERG memiliki cerita tersendiri tentang kekerasan seksual. Siapa sangka, di usia yang masih remaja, ia harus mengalami pengalaman tak menyenangkan.
“Saat berbicara tentang kekerasan seksual, Anda memasuki pertempuran di mana Anda telah ditunjuk sebagai pembela legitimasi Anda sendiri. Anda diberi tanggung jawab setelah baru saja mengalami trauma dahsyat, menavigasi protokol yang tidak mungkin, jangan sampai Anda dituduh sebagai pelakunya dalam serangan Anda sendiri.
Anda dikutuk jika melakukannya dan dihukum jika tidak,” terangnya, seperti dikutip dari Hollywood Reporter . Amandla menceritakan, kekerasan seksual ini dilakukan oleh seorang lelaki yang ia dan teman-temannya hormati.
“Hal-hal menyakitkan telah dilakukan pada tubuh saya yang membuat saya merasa hancur. Saya tidak bisa menyetujui mereka serta dibungkam secara verbal dan fisik ketika saya memprotes,” katanya kepada Teen Vogue.
Amandla juga mengaku, pengalaman ini bukan yang pertama kali. Dulu Amandla pernah mengalaminya, tapi karena berlangsung sangat cepat, ia tidak terlalu mengingatnya.
“Itu sangat cepat dan kuat sehingga pada saat saya mengenali apa yang terjadi, saya merasa hanya punya dua pilihan: saya bisa A. Menyuarakan ketidaknyamanan dan protes. Mungkin harus dipenuhi dengan kekuatan lebih lanjut dan atau ketidaksetujuan laki-laki.
Pilihan B, yakni yakinkan diri saya jika ini adalah sesuatu yang saya inginkan. Saya memilih yang terakhir untuk mempertahankan diri dan menenangkan hasrat pria. Saya belum setuju, tapi saya juga belum bilang tidak,” sebutnya.
Setelah mengalami beberapa kali kekerasan seksual, Amandla pun memberikan pesan pemberdayaan untuk sesama penyintas kekerasan seksual. “Itu bukan salahmu. Bukan tanggung jawabmu untuk memikirkan ini sendiri.
Bukanlah tanggung jawab Anda untuk mengorbankan kenyamanan Anda demi memuaskan orang lain. Penyerangan dapat terlihat seperti banyak hal lain. Kamu tidak kotor. Kamu tidak bodoh.
Anda tidak lemah untuk membutuhkan bantuan. Anda tidak didefinisikan oleh ini. Anda tidak sendiri. Anda dicintai. Menangislah jika perlu. Bernapaslah. Napas dan tubuh Anda sepenuhnya milik Anda,” ujarnya.
Tak Mau Ajari Orang Lain tentang Rasisme
Amandla Stenberg terkenal karena vokal dan lantang menyuarakan masalah yang terkait rasisme.
Meski begitu, ia mengaku tak selalu memiliki “energy” untuk mendidik orang lain tentang rasisme. “Sebagai orang kulit hitam di Amerika, saya tidak punya waktu atau energi untuk terus mengajar orang-orang tentang agresi mikro mereka sendiri.
Kadang-kadang mungkin saya akan merasa ingin mengoreksi seseorang, tetapi itu juga bukan tanggung jawab saya untuk mengajari orang bagaimana tidak menjadi rasis,” katanya kepada The Daily Telegraph.
Amandla mengatakan, semua ini kembali pada pendidikan keluarga di rumah. “Ibuku mengajariku supaya memiliki kesadaran dan memberiku pedoman untuk bagaimana bertindak,” ujarnya. (Susi Susanti)
“Saat berbicara tentang kekerasan seksual, Anda memasuki pertempuran di mana Anda telah ditunjuk sebagai pembela legitimasi Anda sendiri. Anda diberi tanggung jawab setelah baru saja mengalami trauma dahsyat, menavigasi protokol yang tidak mungkin, jangan sampai Anda dituduh sebagai pelakunya dalam serangan Anda sendiri.
Anda dikutuk jika melakukannya dan dihukum jika tidak,” terangnya, seperti dikutip dari Hollywood Reporter . Amandla menceritakan, kekerasan seksual ini dilakukan oleh seorang lelaki yang ia dan teman-temannya hormati.
“Hal-hal menyakitkan telah dilakukan pada tubuh saya yang membuat saya merasa hancur. Saya tidak bisa menyetujui mereka serta dibungkam secara verbal dan fisik ketika saya memprotes,” katanya kepada Teen Vogue.
Amandla juga mengaku, pengalaman ini bukan yang pertama kali. Dulu Amandla pernah mengalaminya, tapi karena berlangsung sangat cepat, ia tidak terlalu mengingatnya.
“Itu sangat cepat dan kuat sehingga pada saat saya mengenali apa yang terjadi, saya merasa hanya punya dua pilihan: saya bisa A. Menyuarakan ketidaknyamanan dan protes. Mungkin harus dipenuhi dengan kekuatan lebih lanjut dan atau ketidaksetujuan laki-laki.
Pilihan B, yakni yakinkan diri saya jika ini adalah sesuatu yang saya inginkan. Saya memilih yang terakhir untuk mempertahankan diri dan menenangkan hasrat pria. Saya belum setuju, tapi saya juga belum bilang tidak,” sebutnya.
Setelah mengalami beberapa kali kekerasan seksual, Amandla pun memberikan pesan pemberdayaan untuk sesama penyintas kekerasan seksual. “Itu bukan salahmu. Bukan tanggung jawabmu untuk memikirkan ini sendiri.
Bukanlah tanggung jawab Anda untuk mengorbankan kenyamanan Anda demi memuaskan orang lain. Penyerangan dapat terlihat seperti banyak hal lain. Kamu tidak kotor. Kamu tidak bodoh.
Anda tidak lemah untuk membutuhkan bantuan. Anda tidak didefinisikan oleh ini. Anda tidak sendiri. Anda dicintai. Menangislah jika perlu. Bernapaslah. Napas dan tubuh Anda sepenuhnya milik Anda,” ujarnya.
Tak Mau Ajari Orang Lain tentang Rasisme
Amandla Stenberg terkenal karena vokal dan lantang menyuarakan masalah yang terkait rasisme.
Meski begitu, ia mengaku tak selalu memiliki “energy” untuk mendidik orang lain tentang rasisme. “Sebagai orang kulit hitam di Amerika, saya tidak punya waktu atau energi untuk terus mengajar orang-orang tentang agresi mikro mereka sendiri.
Kadang-kadang mungkin saya akan merasa ingin mengoreksi seseorang, tetapi itu juga bukan tanggung jawab saya untuk mengajari orang bagaimana tidak menjadi rasis,” katanya kepada The Daily Telegraph.
Amandla mengatakan, semua ini kembali pada pendidikan keluarga di rumah. “Ibuku mengajariku supaya memiliki kesadaran dan memberiku pedoman untuk bagaimana bertindak,” ujarnya. (Susi Susanti)
(nfl)