Temukan Destinasi Desa Wisata Terbaik di MITF 2019
A
A
A
JAKARTA - Gelaran akbar Majapahit International Travel Fair (MITF) 2019 tinggal menunggu hari. Even pariwisata tahunan berskala internasional tersebut menjadi menu wajib traveler untuk berburu paket wisata terbaik. Even yang digelar 2-5 Mei 2019 itu mengusung tema “Explore Tourist Village". Berbagai desa wisata terbaik khususnya di Jawa Timur dipastikan hadir menampilkan keunggulannya.
"Jadi even ini bukan mengajak wisatawan untuk ke luar negri, namun ke dalam negeri. Apalagi desa wisata yang ada di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Ini harus terus didorong untuk dipasarkan dengan konsep terbaik seperti MITF ini," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Sabtu (27/4/2019).
Keseriusan MITF mendorong berkembangnya desa wisata terlihat dari keikut-sertaan 16 desa wisata di MITF 2019. Dari mulai Desa Wisata Bangsring Banyuwangi, Desa wisata Tulungrejo Batu, Desa Wisata Belimbing Bojonegoro, Desa Wisata Tamansari Banyuwangi, Kampung Budaya Polowijen Malang, hingga Desa Wisata Kemiren Banyuwangi.
Selain itu juga ada Desa Wisata Lombok Kulon Bondowoso, Desa Wisata Serang Tulung Agung, Situs Dalem Bung Karno Kediri, Desa Wisata Tanoker Jember, Batu Flower Garden Malang, dan Desa Wisata Sendang Tulung Agung. Tak ketinggalan juga Desa Wisata Pujon Kidul Malang, Kampung Lawas Maspati Surabaya, Desa Wisata Jambu Kediri, serta Desa Wisata Karung Pacitan.
"Kami memberikan ruang seluas-luasnya untuk desa wisata berkembang memasarkan produk-produknya. Sehingga desa wisata mampu menjadi global player. Apalagi saat ini menjadi tren wisata menjadi tren yang tengah digandrungi wisatawan, khususnya wisatawan millenial," ungkap Kadispar
Terpisah, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung mengatakan, desa wisata layak menjadi produk unggulan pariwisata. Kekayaan budaya yang menjadi dasar desa wisata saat ini sangat digandrungi wisatawan. Sehingga kini desa wisata menjadi tren baru yang terus tumbuh berkembang.
"Tren wisatawan dalam berwisata saat ini sangat berbeda. Mereka mencari pengalaman yang otentik dalam berwisata. Dan ini dapat didapatkan wisatawan di desa wisata. Kemenpar pun menggandeng 4 desa wisata untuk mengisi booth Kemenpar di Ajang MITF 2019," papar Adella.
Hal ini pun diamini oleh Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Wawan Gunawan. Menurutnya, masing-masing daerah memiliki kekhasan atau penonjolan karakteristik alam maupun sosio kultural dan aspek lainnya. Desa memiliki segudang potensi bisnis yang menguntungkan untuk bisa diangkat menjadi komoditas pariwisata. Apalagi desa wisata yang ada telah bertransformasi dengan berbagai keunggulan untuk memanjakan wisatawan.
"Desa wisata memiliki segala aspek yang dibutuhkan wisatawan saat ini. Baik itu culture, keindahan alam, serta keunikan penduduknya. Bahkan desa wisata telah dilengkapi dengan amenitas yang mumpuni, dari mulai homestay yang representatif hingga ketersediaan jaringan internet," ucap Wawan.
Ketua Pelaksana Calender of Event 2019 Kemenpar Esthy Reko Astuti menjamin MITF 2019 menjadi sebuah ajang yang wajib diikuti. Apalagi Event yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur ini masuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) Kemenpar.
Selain berbagai desa wisata yang siap menyambut, event ini juga memiliki konten yang padat. Dimana kegiatan utama MITF adalah Travel Exchange (Travex) antara pelaku bisnis pariwisata (seller) dari dalam negeri, serta pembeli dari dalam dan luar negeri.
"Nanti juga ada rangkaian kegiatan pendukungnya yang tak kalah heboh. Ada pameran dan bursa pariwisata, Forum MICE, penampilan kesenian, fam trip serta aneka lomba. Jadi jangan sampai terlewatkan. Sekaligus mencari paket terbaik menjelang Ramadhan," ujar Esthy.
"Jadi even ini bukan mengajak wisatawan untuk ke luar negri, namun ke dalam negeri. Apalagi desa wisata yang ada di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Ini harus terus didorong untuk dipasarkan dengan konsep terbaik seperti MITF ini," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Sabtu (27/4/2019).
Keseriusan MITF mendorong berkembangnya desa wisata terlihat dari keikut-sertaan 16 desa wisata di MITF 2019. Dari mulai Desa Wisata Bangsring Banyuwangi, Desa wisata Tulungrejo Batu, Desa Wisata Belimbing Bojonegoro, Desa Wisata Tamansari Banyuwangi, Kampung Budaya Polowijen Malang, hingga Desa Wisata Kemiren Banyuwangi.
Selain itu juga ada Desa Wisata Lombok Kulon Bondowoso, Desa Wisata Serang Tulung Agung, Situs Dalem Bung Karno Kediri, Desa Wisata Tanoker Jember, Batu Flower Garden Malang, dan Desa Wisata Sendang Tulung Agung. Tak ketinggalan juga Desa Wisata Pujon Kidul Malang, Kampung Lawas Maspati Surabaya, Desa Wisata Jambu Kediri, serta Desa Wisata Karung Pacitan.
"Kami memberikan ruang seluas-luasnya untuk desa wisata berkembang memasarkan produk-produknya. Sehingga desa wisata mampu menjadi global player. Apalagi saat ini menjadi tren wisata menjadi tren yang tengah digandrungi wisatawan, khususnya wisatawan millenial," ungkap Kadispar
Terpisah, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung mengatakan, desa wisata layak menjadi produk unggulan pariwisata. Kekayaan budaya yang menjadi dasar desa wisata saat ini sangat digandrungi wisatawan. Sehingga kini desa wisata menjadi tren baru yang terus tumbuh berkembang.
"Tren wisatawan dalam berwisata saat ini sangat berbeda. Mereka mencari pengalaman yang otentik dalam berwisata. Dan ini dapat didapatkan wisatawan di desa wisata. Kemenpar pun menggandeng 4 desa wisata untuk mengisi booth Kemenpar di Ajang MITF 2019," papar Adella.
Hal ini pun diamini oleh Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Wawan Gunawan. Menurutnya, masing-masing daerah memiliki kekhasan atau penonjolan karakteristik alam maupun sosio kultural dan aspek lainnya. Desa memiliki segudang potensi bisnis yang menguntungkan untuk bisa diangkat menjadi komoditas pariwisata. Apalagi desa wisata yang ada telah bertransformasi dengan berbagai keunggulan untuk memanjakan wisatawan.
"Desa wisata memiliki segala aspek yang dibutuhkan wisatawan saat ini. Baik itu culture, keindahan alam, serta keunikan penduduknya. Bahkan desa wisata telah dilengkapi dengan amenitas yang mumpuni, dari mulai homestay yang representatif hingga ketersediaan jaringan internet," ucap Wawan.
Ketua Pelaksana Calender of Event 2019 Kemenpar Esthy Reko Astuti menjamin MITF 2019 menjadi sebuah ajang yang wajib diikuti. Apalagi Event yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur ini masuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) Kemenpar.
Selain berbagai desa wisata yang siap menyambut, event ini juga memiliki konten yang padat. Dimana kegiatan utama MITF adalah Travel Exchange (Travex) antara pelaku bisnis pariwisata (seller) dari dalam negeri, serta pembeli dari dalam dan luar negeri.
"Nanti juga ada rangkaian kegiatan pendukungnya yang tak kalah heboh. Ada pameran dan bursa pariwisata, Forum MICE, penampilan kesenian, fam trip serta aneka lomba. Jadi jangan sampai terlewatkan. Sekaligus mencari paket terbaik menjelang Ramadhan," ujar Esthy.
(akn)