Kedokteran Gigi Indonesia Dituntut Kuasai Teknologi

Selasa, 30 April 2019 - 16:02 WIB
Kedokteran Gigi Indonesia Dituntut Kuasai Teknologi
Kedokteran Gigi Indonesia Dituntut Kuasai Teknologi
A A A
JAKARTA - Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, dari 57,6% penduduk Indonesia yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, hanya 10,2% yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis. Artinya, belum seluruh daerah di Indonesia mendapatkan pelayanan dari tenaga medis untuk masalah kesehatan gigi dan mulut. Ini terkait masih kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan gigi di Indonesia.

Data Konsil Kedokteran Indonesia per 26 April 2019 menyebut, ada 32.172 dokter gigi dan 3.942 dokter gigi spesialis yang terdaftar. Selain jumlah yang masih belum mencukupi, sebaran yang tidak merata juga menjadi kendala dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Dengan situasi tersebut, para dokter gigi dituntut bukan hanya memiliki kompetensi, juga keterampilan yang memadai guna memberikan layanan kepada pasien dengan lebih efektif dan efisien untuk dapat menangani besarnya jumlah pasien yang ingin mendapatkan pelayanan medis.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, para dokter gigi Indonesia perlu didukung dengan informasi dan pelatihan khusus mengenai teknologi terbaru di bidang kedokteran gigi serta cara penerapannya di dalam praktek sehari-hari.

Oleh karenanya, 3M sebagai perusahaan yang berbasis ilmu pengetahuan memfasilitasi dokter gigi agar terus dapat mengikuti perkembangan teknik-teknik layanan gigi terbaru. 3M bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Indonesia Prosthodontic Society (IPROSI), Ikatan Konservasi Gigi Indonesia (IKORGI), dan Ikatan Orthodontis Indonesia (IKORTI) mengadakan simposium bertajuk 3M Dental Expo bagi dokter gigi Indonesia.

“Kini, para praktisi kedokteran gigi dituntut untuk terus mengikuti perkembangan teknologi serta lebih menguasai teknik-teknik yang secara spesifik dapat membantu para dokter dalam menangani kebutuhan pasien secara maksimal dan teknologi memiliki peranan penting sebagai solusi perawatan kesehatan gigi dan mulut," kata drg. Ahmad Syaukani, Sp.Ort selaku Ketua PDGI Cabang Jakarta Pusat.

Pengetahuan akan teknologi terbaru di industri kedokteran gigi menjadi hal yang krusial bagi para dokter gigi. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk memperbaiki masalah kesehatan gigi serta berkembangnya tren estetika gigi di masyarakat Indonesia sejak 10 tahun belakangan. Kini, dalam waktu satu bulan, rata-rata 5-8 pasien yang datang ingin memperindah penampilan saat tengah tersenyum melalui perubahan warna serta susunan gigi.

Maka dari itu, penting bagi para dokter gigi untuk terus mengasah kompetensinya di bidang keilmuan dan praktis guna memberikan pelayanan yang maksimal dan cepat. (Baca juga: 7 Makanan yang Bikin Menstruasi Jadi Lebih Buruk ).

“Dengan mendatangkan dua pembicara internasional yang merupakan tim praktisi kedokteran gigi yang sangat kompeten, dokter gigi Indonesia diharapkan dapat terus mengikuti perkembangan teknik-teknik perawatan gigi sehingga dokter gigi di Indonesia dapat memiliki ketrampilan bertaraf internasional. Simposium ini dikemas sedemikian rupa menggunakan material dan peralatan dengan teknologi terbaru sehingga para dokter gigi dapat mengasah ilmu dan keahliannya secara mendalam," jelas Men Jung Tjoe selaku Country Business Leader of Health Care PT 3M Indonesia.

Selain itu, 3M Indonesia juga menyadari bahwa dengan memiliki kompetensi dalam berkomunikasi dapat membantu para dokter gigi dalam menangani permasalahan dan memenuhi segala kebutuhan pasien. Maka dari itu, 3M turut memberikan pelatihan Public Speaking kepada para dokter gigi Indonesia, tentang bagaimana berkomunikasi secara terstruktur dan memahami karakter lawan bicara demi terciptanya komunikasi yang efektif antara dokter gigi dan pasien.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5546 seconds (0.1#10.140)