Makan Lebih Banyak Nasi Bisa Membantu Mencegah Obesitas

Jum'at, 03 Mei 2019 - 12:30 WIB
Makan Lebih Banyak Nasi Bisa Membantu Mencegah Obesitas
Makan Lebih Banyak Nasi Bisa Membantu Mencegah Obesitas
A A A
JAKARTA - Banyak orang memilih menghindari makan nasi untuk menurunkan berat badan mereka. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan, level obesitas justru lebih rendah di negara yang mengonsumi nasi dalam jumlah besar. Sementara negara dengan konsumsi nasi yang lebih rendah justru memiliki angka obesitas yang lebih tinggi.

Para peneliti memperkirakan, kenaikan rata-rata konsumsi nasi bisa mengurangi prevalensi obesitas dunia hingga 1%. Kaitan antara asupan nasi dan obesitas ini tetap ada meskipun sudah mempertimbangkan faktor gaya hidup dan sosioekonomi termasuk konsumsi energi total, pendidikan, merokok, produk domestik bruto (PDB) per kapita dan pengeluaran untuk kesehatan.

“Asosiasi yang diobservasi mengindikaskan kalau rata-rata obesitas di negara yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok itu rendah. Jadi, makanan Jepang atau diet makanan Asia berbasis nasi bisa membantu mencegah obesitas. Dengan naiknya level obesitas di seluruh dunia, makan lebih banyak nasi seharusnya direkomendasikan untuk melindungi diri dari obesitas bahkan di negara barat,” ungkap periset utama kajian itu, Tomoko Imai, dalam pertemuan yang membahas kajian itu di Kongres Eropa, seperti dikutip Times Now News.

Untuk memahami kaitan antara keduanya, Tomoko dan koleganya meneliti konsumsi relatif nasi—semua jenis produk termasuk beras putih, beras merah dan tepung beras—dan konsumsi energi dalam diet di 136 negara dengan populasi lebih dari 1 juta. Mereka menggundakan data dari Badan pangan dan Pertanian PBB (FAO).

Data ini kemudian dianalisis dengan perkiraan prevalensi obesitas, rata-rata tahun pendidikan, presentasi populasi di atas 65 tahun, PDB per kapita dan belanja kesehatan. Negara-negara ini kemudian dikategorikan menjadi kelompok konsumsi rendah dan tinggi.

Analisa mereka menunjukkan kalau total energi yang dikonsumsi, rata-rata merokok, level obesitas, presentasi populasi di atas 65 tahun, PDB, pendidikan dan belanja kesehatan lebih rendah secara signifikan di negara-negara dengan konsumsi nasi yang tinggi. Negara-negara itu termasuk Bangladesh (rangking 1), Laos (2), Kamboja (3), Vietnam (4), dan Indonesia (5). Negara lain dengan konsumsi nasi yang lebih rendah di antaranya adalah Prancis (99), Inggris (89), Amerika Serikat (87), Spanyol (81), Kanada (77), dan Australia (67).

Menurut para periset, makan nasi sepertinya melindungi orang dari kenaikan berat badan. Ini mungkin kalau serat, nutrisi dan senyawa tanaman di dalam beras mungkin meningkatkan rasa kenyang dan mencegah kebanyakan makan.

“Beras juga rendah lemak dan kadar glukosa darah postprandial yang relatif rendah yang menekan pengeluaran insulin. Namun, ada juga laporan kalau orang yang kebanyakan makan nasi akan mengalami sindrom metabolisme dan diabetes. Jadi, asupan nasi yang pas mungkin akan mencegah obesitas,” papar Tomoko.

Orang yang makan serat dan gandum utuh dalam level lebih tinggi memiliki berat badan dan kolesterol yang lebih rendah. Mereka juga memiliki angka lebih rendah terkena penyakit yang tidak menular dibandingkan orang yang rendah asupannya. Namun, efek konsumsi nasi terhadap obesitas belum jelas. Meski riset ini tidak membangun kaitan sebab akibat konsumsinasi dan obesitas di level negara, periset mengatakan, itu harus diteliti lebih lanjut.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5712 seconds (0.1#10.140)