Orang Tua Berperan Penting Tangani Anak Berkebutuhan Khusus
A
A
A
JAKARTA - Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memang tidak mudah. Pasalnya mereka adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Untuk itu, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.Tidak saja di sekolah, tetapi juga di rumah. Misalnya untuk tunanetra, mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan braille (tulisan timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat (bahasa tubuh).
Dalam diskusi 'Deteksi dan Pengembangan Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah dan di Rumah', . Tri Gunadi, A.Md., OT., S.Psi.Direktur YAMET mengatakan menangani ABK tak hanya pada anaknya saja, tetapi juga orang tua. Salah satunya dengan membantu fisioterapi bagi orang tua yang memiliki ABK.
"Keberhasilan penanganan ABK adalah terintragasi yang bernama mikrosistem yang paling utama adalah keluarga (terutama orang tua) terbih dahulu," kata Gunadi.
"Artinya, sebelum menangani anaknya, kita harus lebih dahulu menangani orang tuanya. Karena jika anaknya diketahui ABK, orang tua yang belum mengetahui hal itu akan syok, menolak dan tidak percaya," tambahnya.
La Familia Yamet Child Development Center, klinik layanan penanganan ABK yang telah membuka cabang ke-3 di Bandung ini berusaha membantu orang tua untuk menyikapi masalah tersebut. “Kita bantu ke fase, tahapan accepted terlebih dahulu. Menyadari harus melakukan yang sebagaimana mestinya dan berusaha baik untuk progres anaknya secara maksimal," beber Gunadi.
Dijelaskannya, tingkat keberhasilan anak ABK terbantu atau tidak, tergantung kepada kematangan tangga tangga atau tahapan-tahapan. Tangga pertama adalah sensori integrasi, kemudian motorik kasar, motorik halus, dan oral motoric.
“Kemudian bicara dan bahasa kemampuan berkomunikasi. Setelah itu, kognitif bagaimana anak tersebut konsentrasi dan memori bagus atau tidak dan yang ke tujuh tangga akademik sosial," tutur Gunadi.
Gunadi mengatakan YAMET Child Development Center yang telah memiliki 37 cabang ini terus berusaha memberikan fasilatas layanan terbaik untuk ABK, seperti assesment center dan assesment yang digunakan untuk mendiagnosa. Selain itu, programing dan edukasi untuk orang tua.
CEO La Familia Rina Hartanto menambahkan, pihaknya memberi layanan spa bayi dan anak. Pihaknya mendeteksi ABK, mulai dalam kandungan, dari pola makan dan gizinya serta cara rutin treatment yang akan melahirkan anak, minimal tidak menjadi ABK.
“Terkadang kita mengkonsumsi vitamin terlalu banyak akan mengalami booster untuk menjadi hyperaktif. Itulah fungsi La Familia bergabung dengan YAMET," ujar Rina.
Untuk itu, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.Tidak saja di sekolah, tetapi juga di rumah. Misalnya untuk tunanetra, mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan braille (tulisan timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat (bahasa tubuh).
Dalam diskusi 'Deteksi dan Pengembangan Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah dan di Rumah', . Tri Gunadi, A.Md., OT., S.Psi.Direktur YAMET mengatakan menangani ABK tak hanya pada anaknya saja, tetapi juga orang tua. Salah satunya dengan membantu fisioterapi bagi orang tua yang memiliki ABK.
"Keberhasilan penanganan ABK adalah terintragasi yang bernama mikrosistem yang paling utama adalah keluarga (terutama orang tua) terbih dahulu," kata Gunadi.
"Artinya, sebelum menangani anaknya, kita harus lebih dahulu menangani orang tuanya. Karena jika anaknya diketahui ABK, orang tua yang belum mengetahui hal itu akan syok, menolak dan tidak percaya," tambahnya.
La Familia Yamet Child Development Center, klinik layanan penanganan ABK yang telah membuka cabang ke-3 di Bandung ini berusaha membantu orang tua untuk menyikapi masalah tersebut. “Kita bantu ke fase, tahapan accepted terlebih dahulu. Menyadari harus melakukan yang sebagaimana mestinya dan berusaha baik untuk progres anaknya secara maksimal," beber Gunadi.
Dijelaskannya, tingkat keberhasilan anak ABK terbantu atau tidak, tergantung kepada kematangan tangga tangga atau tahapan-tahapan. Tangga pertama adalah sensori integrasi, kemudian motorik kasar, motorik halus, dan oral motoric.
“Kemudian bicara dan bahasa kemampuan berkomunikasi. Setelah itu, kognitif bagaimana anak tersebut konsentrasi dan memori bagus atau tidak dan yang ke tujuh tangga akademik sosial," tutur Gunadi.
Gunadi mengatakan YAMET Child Development Center yang telah memiliki 37 cabang ini terus berusaha memberikan fasilatas layanan terbaik untuk ABK, seperti assesment center dan assesment yang digunakan untuk mendiagnosa. Selain itu, programing dan edukasi untuk orang tua.
CEO La Familia Rina Hartanto menambahkan, pihaknya memberi layanan spa bayi dan anak. Pihaknya mendeteksi ABK, mulai dalam kandungan, dari pola makan dan gizinya serta cara rutin treatment yang akan melahirkan anak, minimal tidak menjadi ABK.
“Terkadang kita mengkonsumsi vitamin terlalu banyak akan mengalami booster untuk menjadi hyperaktif. Itulah fungsi La Familia bergabung dengan YAMET," ujar Rina.
(tdy)