Miliki Putri Down Syndrome di Film Ini, Ariyo Wahab Belajar Sabar
A
A
A
JAKARTA - Memerankan karakter Bisma, seorang wartawan yang juga kepala rumah tangga, dalam film Down Swan, Ariyo Wahab sempat merasa kebingungan. Penyanyi yang juga seorang aktor itu menilai jika karakter Bisma tersebut sangat jauh berbeda dengan dirinya dalam kehidupan nyata.
Dalam film karya perdana rumah produksi Adiksi Film itu, Ariyo memperoleh pengalaman untuk belajar sabar menjadi orangtua anak penderita down syndrome. Karakter Bisma digambarkan memberikan cinta dan pengorbanan luar biasa dalam mendukung anaknya yang menderita down syndrome untuk menggapai cita-citanya.
"Saya sebagai Bisma, kepala keluarga. Karakternya Bisma kalau dibilang baik, ya baik. Tapi kalau aku nganggep karakter Bisma di situ adalah seorang wartawan pekerjaannya yang sangat pandai menjaga keseimbangan dan keharmonisan keluarga apapun masalah yang kami dapatkan," ujar Ariyo Wahab ketika jumpa pers film Down Swan di kawasan Setiabudi, Jakarta, Senin (21/5).
"Terus terang Bisma ini beda sama Ariyo Wahab. Aku juga bingung ada orang kayak Bisma ini yang begitu sabar menjaga irama dalam keluarga. Tapi bukannya enggak mungkin ada orang seperti ini," sambung pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1974 tersebut.
Ariyo mengungkapkan bahwa sosok Bisma dalam film digambarkan dengan karakter yang begitu bijaksana. Bisma menjadi sosok yang amat mengerti perasaan sang istri, Mitha, yang diperankan Putri Ayudya, saat tidak bisa menerima kondisi putri mereka, Nadia yang terlahir dengan kelainan down syndrome.
"Menurut aku Bisma ini bisa memberi waktu pada istrinya untuk mengeluarkan emosinya segala macam, tapi Ariyo Wahab enggak bisa seperti itu. Kalau di cerita ini, si Bisma itu pandai menarik ulur. Jadi dia kasih kesempatan biar bagaimana dia ini sebagai ibu anak itu dan dia mengalami, bukan saya yang ada di posisi dia," jelas personel band The Dance Company ini.
Menurutnya, film Down Swan yang dibintanginya ini tergolong film drama keluarga inspiratif dan menjadi sebuah bentuk apresiasi dan didedikasikan untuk para orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome. "Lewat film ini ditunjukkan pesan-pesan manis, bahwa para orang tua itu orang-orang spesial dan anak berkebutuhan khusus ini juga sangat spesial. Mereka punya hak untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pendidikan," papar Ariyo.
Terdapat hal yang menarik, Ariyo berkisah saat promo film sempat ada yang menanyakan apakah pemeran Nadya itu benar-benar penderita down syndrome. Mendengar lontaran pertanyaan itu, Ariyo pun menjawab jika sang pemeran, Arina Dhisya bukanlah anak berkebutuhkan khusus. "Berarti akting Dhisya ini berhasil dong ya," sambung penyanyi yang mengawali seni perannya lewat film Biarkan Bintang Menari (2003).
Dalam kesempatan yang sama, Dhisya mengakui jika memperoleh tantangan yang berat dalam film ini. "Untuk akting aku dibantu coach. Tapi juga ada kakak-kakak yang juga berkebutuhan khusus yang bantu supaya aku bisa dapat gestur yang pas. Mereka juga balerina," terang Dhisya.
Film Down Swan merupakan film yang mengisahkan tentang seorang anak pengidap down syndrome bernama Nadia, yang ingin meraih mimpi menjadi seorang balerina. Cita-cita itu terispirasi pada sang bunda yang juga punya masa lalu sebagai pebalet. Film ini dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 23 Mei 2019.
Dalam film karya perdana rumah produksi Adiksi Film itu, Ariyo memperoleh pengalaman untuk belajar sabar menjadi orangtua anak penderita down syndrome. Karakter Bisma digambarkan memberikan cinta dan pengorbanan luar biasa dalam mendukung anaknya yang menderita down syndrome untuk menggapai cita-citanya.
"Saya sebagai Bisma, kepala keluarga. Karakternya Bisma kalau dibilang baik, ya baik. Tapi kalau aku nganggep karakter Bisma di situ adalah seorang wartawan pekerjaannya yang sangat pandai menjaga keseimbangan dan keharmonisan keluarga apapun masalah yang kami dapatkan," ujar Ariyo Wahab ketika jumpa pers film Down Swan di kawasan Setiabudi, Jakarta, Senin (21/5).
"Terus terang Bisma ini beda sama Ariyo Wahab. Aku juga bingung ada orang kayak Bisma ini yang begitu sabar menjaga irama dalam keluarga. Tapi bukannya enggak mungkin ada orang seperti ini," sambung pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1974 tersebut.
Ariyo mengungkapkan bahwa sosok Bisma dalam film digambarkan dengan karakter yang begitu bijaksana. Bisma menjadi sosok yang amat mengerti perasaan sang istri, Mitha, yang diperankan Putri Ayudya, saat tidak bisa menerima kondisi putri mereka, Nadia yang terlahir dengan kelainan down syndrome.
"Menurut aku Bisma ini bisa memberi waktu pada istrinya untuk mengeluarkan emosinya segala macam, tapi Ariyo Wahab enggak bisa seperti itu. Kalau di cerita ini, si Bisma itu pandai menarik ulur. Jadi dia kasih kesempatan biar bagaimana dia ini sebagai ibu anak itu dan dia mengalami, bukan saya yang ada di posisi dia," jelas personel band The Dance Company ini.
Menurutnya, film Down Swan yang dibintanginya ini tergolong film drama keluarga inspiratif dan menjadi sebuah bentuk apresiasi dan didedikasikan untuk para orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome. "Lewat film ini ditunjukkan pesan-pesan manis, bahwa para orang tua itu orang-orang spesial dan anak berkebutuhan khusus ini juga sangat spesial. Mereka punya hak untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pendidikan," papar Ariyo.
Terdapat hal yang menarik, Ariyo berkisah saat promo film sempat ada yang menanyakan apakah pemeran Nadya itu benar-benar penderita down syndrome. Mendengar lontaran pertanyaan itu, Ariyo pun menjawab jika sang pemeran, Arina Dhisya bukanlah anak berkebutuhkan khusus. "Berarti akting Dhisya ini berhasil dong ya," sambung penyanyi yang mengawali seni perannya lewat film Biarkan Bintang Menari (2003).
Dalam kesempatan yang sama, Dhisya mengakui jika memperoleh tantangan yang berat dalam film ini. "Untuk akting aku dibantu coach. Tapi juga ada kakak-kakak yang juga berkebutuhan khusus yang bantu supaya aku bisa dapat gestur yang pas. Mereka juga balerina," terang Dhisya.
Film Down Swan merupakan film yang mengisahkan tentang seorang anak pengidap down syndrome bernama Nadia, yang ingin meraih mimpi menjadi seorang balerina. Cita-cita itu terispirasi pada sang bunda yang juga punya masa lalu sebagai pebalet. Film ini dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 23 Mei 2019.
(nug)