Bersama Cendekiawan Karo, Menpar Bahas Potensi Pengembangan KSPN Danau Toba
A
A
A
JAKARTA - Potensi pengembangan KSPN Danau Toba mendapat perhatian Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menpar membahas hal itu bersama Arya Mahendra Sinulingga dan perwakilan Ikatan Cendekiawan Karo Sumatera Utara. Pertemuan dilakukan di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, beberapa hari lalu.
Dalam kesempatan itu Arya Sinulingga yang asli Karo menyampaikan beberapa isu strategis di antaranya mengenai belum adanya akses tol ke Kawasan Utara Danau Toba. Tepatnya Karo- Dairi dan Pakpak Barat, Samosir.
“Saat ini, akses dilayani oleh Jalan Medan Brastagi. Namun, sering longsor. Akibatnya, kendaraan terguling dan menyebabkan macet hingga 6 jam atau lebih. Hal ini dapat menyebabkan kerugian hingga Rp3-Rp4 miliar per hari,” papar Arya.
Menurutnya, hal ini akan berdampak pada terjadinya perpindahan minat turis. Turis yang awalnya ada dari kawasan Utara Danau Toba dikhawatirkan berpindah ke Selatan.
“Selain itu, kondisi lingkungan di Parapat juga kurang dari aspek lingkungan akibat over-crowded. Dan kondisi ini bisa membuat komoditas dan pariwisata di kawasan Utara Danau Toba akan kurang memiliki daya saing yang mengakibatkan disparitas pembangunan,” terangnya.
Namun, Arya tidak datang dengan tangan kosong. Ia dan para Cendekiawan Karo Sumut menyampaikan beberapa usulan program strategis. Ia pun berharap Menpar Arief Yahya turut memperjuangkannya ke kementerian terkait.
Usulan yang disampaikan adalah peningkatan Jalan Medan-Brastagi, dan pembangunan jalan alternatif. Khususnya, jalan alternatif Rawasaring, dan Jalan Tol Simpang Amplas–Tiga Panah.
“Kita berharap dua solusi melalui perbaikan aksesibilitas tersebut mampu menjaga keseimbangan kawasan Danau Toba. Apalagi, Karo menjadi wilayah interkoneksi ke 10 kabupaten di sekeliling Danau Toba dan dua provinsi, yaitu Sumut dan Aceh,” paparnya.
Tingginya perhatian Arya dan para perwakilan cendekiawan Karo Sumut, membuat Menteri Pariwisata memberikan acungan jempol.
Bahkan, mantan Dirut PT Telkom itu langsung menugaskan Ketua Tim 10 Bali Baru Hiramsyah S. Thaib dan Direktur BPODT Basar Simanjuntak untuk menindaklanjuti.
“Danau Toba adalah bagian penting bagi pariwisata Indonesia. Karena, statusnya sebagai Destinasi Super Prioritas. Untuk itu, kita akan mendukung upaya yang membuat kawasan ini menjadi lebih baik,” paparnya.
Menpar pun meminta Hiramsyah dan Basar Simanjuntak untuk mengawal permohonan tersebut.
“Tolong kawal ke kementerian atau lembaga terkait. Kita menginginkan tahun 2019 ini dapat segera dimulai realisasinya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Arya Sinulingga yang asli Karo menyampaikan beberapa isu strategis di antaranya mengenai belum adanya akses tol ke Kawasan Utara Danau Toba. Tepatnya Karo- Dairi dan Pakpak Barat, Samosir.
“Saat ini, akses dilayani oleh Jalan Medan Brastagi. Namun, sering longsor. Akibatnya, kendaraan terguling dan menyebabkan macet hingga 6 jam atau lebih. Hal ini dapat menyebabkan kerugian hingga Rp3-Rp4 miliar per hari,” papar Arya.
Menurutnya, hal ini akan berdampak pada terjadinya perpindahan minat turis. Turis yang awalnya ada dari kawasan Utara Danau Toba dikhawatirkan berpindah ke Selatan.
“Selain itu, kondisi lingkungan di Parapat juga kurang dari aspek lingkungan akibat over-crowded. Dan kondisi ini bisa membuat komoditas dan pariwisata di kawasan Utara Danau Toba akan kurang memiliki daya saing yang mengakibatkan disparitas pembangunan,” terangnya.
Namun, Arya tidak datang dengan tangan kosong. Ia dan para Cendekiawan Karo Sumut menyampaikan beberapa usulan program strategis. Ia pun berharap Menpar Arief Yahya turut memperjuangkannya ke kementerian terkait.
Usulan yang disampaikan adalah peningkatan Jalan Medan-Brastagi, dan pembangunan jalan alternatif. Khususnya, jalan alternatif Rawasaring, dan Jalan Tol Simpang Amplas–Tiga Panah.
“Kita berharap dua solusi melalui perbaikan aksesibilitas tersebut mampu menjaga keseimbangan kawasan Danau Toba. Apalagi, Karo menjadi wilayah interkoneksi ke 10 kabupaten di sekeliling Danau Toba dan dua provinsi, yaitu Sumut dan Aceh,” paparnya.
Tingginya perhatian Arya dan para perwakilan cendekiawan Karo Sumut, membuat Menteri Pariwisata memberikan acungan jempol.
Bahkan, mantan Dirut PT Telkom itu langsung menugaskan Ketua Tim 10 Bali Baru Hiramsyah S. Thaib dan Direktur BPODT Basar Simanjuntak untuk menindaklanjuti.
“Danau Toba adalah bagian penting bagi pariwisata Indonesia. Karena, statusnya sebagai Destinasi Super Prioritas. Untuk itu, kita akan mendukung upaya yang membuat kawasan ini menjadi lebih baik,” paparnya.
Menpar pun meminta Hiramsyah dan Basar Simanjuntak untuk mengawal permohonan tersebut.
“Tolong kawal ke kementerian atau lembaga terkait. Kita menginginkan tahun 2019 ini dapat segera dimulai realisasinya,” ujarnya.
(alf)