Waspadai Penyakit yang Sering Muncul Saat Lebaran Tiba
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri biasanya asisten rumah tangga (ART) juga ikut pulang kampung sehingga kebersihan rumah cenderung tidak terjaga seperti biasanya. Di sisi lain petugas pembuang sampah juga ikut libur sehingga banyak sampah yang bertumpuk dan belum terangkat.
Keadaaan ini dapat menyebabkan lebih banyak lalat pada sampah yang bertumpuk tersebut, tikus-tikus dan nyamuk akan lebih banyak berkeliaran karena begitu banyak sampah yang menumpuk. Tentunya binatang-binatang yang membawa bibit penyakit ini, jika tidak dicegah keberadaannya akan membawa dampak bagi kesehatan.
"Lalat jelas membawa berbagai penyakit infeksi usus baik yang hanya diare sampai yang berat seperti demam thypoid. Tikus merupakan vector yang penting untuk terjadi penyakit demam kuning atau leptospirosis. Nyamuk terutama yang berada sekitar rumah tentu akan menjadi sumber penyakit jika nyamuk tersebut merupakan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DHF," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Ari Fahrial Syam seperti dikutip dari blog resminya.
"Oleh karena itu, tetap harus diperhatikan kebersihan di dalam dan sekitar rumah. Hindari air-air tergenang yang potensial tempat hidupnya jentik nyamuk pembawa virus maut tersebut," lanjutnya.
Selain itu, ketidakadaan asisten rumah tangga, termasuk liburnya jasa katering umumnya menjadi masalah bagi para ibu rumah tangga yang kebetulan tidak pulang kampung. Mereka cenderung menyimpan makanan sebanyak-banyaknya di kulkas. Para ibu juga ada kecenderungan untuk menyimpan makanan di meja makan atau pada suhu kamar dalam waktu yang lama.
"Sehingga pada saat dikomsumsi selanjutnya, lupa untuk dipanaskan kembali. Pada saat penyimpanan harus tetap diperhatikan makanan yang matang jangan berdekatan dengan makanan yang mentah sehingga makanan yang matang tidak terkonsumsi dengan bakteri yang kebetulan hidup pada makanan yang mentah tersebut," sarannya.
Dijelaskan Prof Ari, makanan yang terlalu lama disimpan di suhu kamar juga cenderung terkontaminasi. Namun, yang menjadi masalah kadang kala tidak semua kuman yang mencemari makanan menyebabkan perubahan bau dan bentuk dari makanan tersebut. Oleh karena itu proses pemanasan makanan baik secara langsung atau melalui microwave harus tetap dilakukan pada saat makanan tersebut dikonsumsi kembali.
"Sehingga kejadian keracunan makanan yang kerap terjadi selama seputar Lebaran tidak terjadi," kata dia.
Pada dasarnya, antisipasi terhadap berbagai penyakit seputar Lebaran merupakan hal yang penting. Prof Ari menekankan untuk harus selalu ingat bahwa rangkaian Lebaran dengan berbagai aktifitas akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan.
"Tentunya masyarakat harus waspada dan tetap melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit seputar Lebaran. Sehingga pada saat harus beraktivitas kembali pasca-Lebaran tetap berada dalam keadaan sehat wal afiat," ujar dia.
Keadaaan ini dapat menyebabkan lebih banyak lalat pada sampah yang bertumpuk tersebut, tikus-tikus dan nyamuk akan lebih banyak berkeliaran karena begitu banyak sampah yang menumpuk. Tentunya binatang-binatang yang membawa bibit penyakit ini, jika tidak dicegah keberadaannya akan membawa dampak bagi kesehatan.
"Lalat jelas membawa berbagai penyakit infeksi usus baik yang hanya diare sampai yang berat seperti demam thypoid. Tikus merupakan vector yang penting untuk terjadi penyakit demam kuning atau leptospirosis. Nyamuk terutama yang berada sekitar rumah tentu akan menjadi sumber penyakit jika nyamuk tersebut merupakan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DHF," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Ari Fahrial Syam seperti dikutip dari blog resminya.
"Oleh karena itu, tetap harus diperhatikan kebersihan di dalam dan sekitar rumah. Hindari air-air tergenang yang potensial tempat hidupnya jentik nyamuk pembawa virus maut tersebut," lanjutnya.
Selain itu, ketidakadaan asisten rumah tangga, termasuk liburnya jasa katering umumnya menjadi masalah bagi para ibu rumah tangga yang kebetulan tidak pulang kampung. Mereka cenderung menyimpan makanan sebanyak-banyaknya di kulkas. Para ibu juga ada kecenderungan untuk menyimpan makanan di meja makan atau pada suhu kamar dalam waktu yang lama.
"Sehingga pada saat dikomsumsi selanjutnya, lupa untuk dipanaskan kembali. Pada saat penyimpanan harus tetap diperhatikan makanan yang matang jangan berdekatan dengan makanan yang mentah sehingga makanan yang matang tidak terkonsumsi dengan bakteri yang kebetulan hidup pada makanan yang mentah tersebut," sarannya.
Dijelaskan Prof Ari, makanan yang terlalu lama disimpan di suhu kamar juga cenderung terkontaminasi. Namun, yang menjadi masalah kadang kala tidak semua kuman yang mencemari makanan menyebabkan perubahan bau dan bentuk dari makanan tersebut. Oleh karena itu proses pemanasan makanan baik secara langsung atau melalui microwave harus tetap dilakukan pada saat makanan tersebut dikonsumsi kembali.
"Sehingga kejadian keracunan makanan yang kerap terjadi selama seputar Lebaran tidak terjadi," kata dia.
Pada dasarnya, antisipasi terhadap berbagai penyakit seputar Lebaran merupakan hal yang penting. Prof Ari menekankan untuk harus selalu ingat bahwa rangkaian Lebaran dengan berbagai aktifitas akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan.
"Tentunya masyarakat harus waspada dan tetap melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit seputar Lebaran. Sehingga pada saat harus beraktivitas kembali pasca-Lebaran tetap berada dalam keadaan sehat wal afiat," ujar dia.
(alv)