Beberapa Destinasi Aceh Layak Dikembangkan Jadi Pariwisata Halal
A
A
A
BANDA ACEH - Pariwisata halal tidak hanya wisata religi atau berwisata dengan motivasi menikmati budaya Islam. Demikian disampaikan Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kemenpar, Sumaryadi, dalam Workshop Rencana Aksi Pengembangan Pariwisata Halal di Hotel Kyriad Muara Banda Aceh, Selasa (21/5/2019).
Menurutnya, pariwisata halal memiliki makna yang jauh lebih luas. Yaitu sebagai aktivitas pariwisata yang selaras dengan ajaran atau syariah Islam. Sehingga, pariwisata halal sebenarnya juga dinilai positif oleh wisatawan non muslim.
“Pengertian pariwisata halal adalah seperangkat layanan tambahan yang mencakup amenitas, atraksi, dan aksesibilitas. Ini sengaja diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan muslim,” ujarnya.
Kebutuhan wisatawan muslim antara lain fasilitas ibadah. Meliputi tempat wudhu, tempat sholat dan perlengkapannya. Termasuk makanan halal yang tersertifikasi atau klaim halal. Serta aktivitas halal atau non maksiat dan non syirik.
Karena itu, pengembangan pariwisata halal tidak sebatas pada destinasi yang memiliki unsur religi seperti masjid atau peninggalan sejarah Islam semata. Tetapi juga mencakup destinasi wisata alam dan budaya.
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda menyatakan, Aceh memiliki beberapa kawasan pariwisata halal dengan atraksi unggulan. Antara lain Pulau Weh di Sabang, Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Geurute Highland di pantai barat Aceh Jaya, Danau Laut Tawar di dataran tinggi Gayo, dan Pulau Banyak di Singkil.
“Destinasi tersebut hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak potensi pariwisata di Aceh yang menarik perhatian wisatawan. Kita maksimalkan lagi tempat-tempat tersebut agar semakin dikenal wisatawan, utamanya turis muslim,” ucapnya.
Mengulas sedikit tentang destinasi unggulan tersebut, Pulau Weh adalah pulau vulkanik kecil yang terletak di barat laut Sumatera. Pulau ini terletak di Laut Andaman, tepatnya di wilayah Sabang. Di sinilah berdiri tugu nol kilometer Indonesia, yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, pantai Pulau Weh juga sangat indah. Di sini juga tersedia penginapan-penginapan, sehingga wisatawan bisa memperpanjang masa liburannya di sini.
Untuk Masjid Raya Baiturrahman, ini adalah simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme masyarakat Aceh. Masjid ini adalah landmark Banda Aceh yang selamat dari terjangan gelombang tsunami, tahun 2004 silam. Lokasinya yang berada di pusat kota, memudahkan para pendatang untuk mengunjunginya. Pada hari-hari biasa, masjid ini tetap ramai dikunjungi. Baik untuk beribadah maupun sekadar berfoto dan mengagumi keindahan bangunannya.
Berikutnya, Geurute Highland atau puncak Gunung Geurute berada di jalan lintas Banda Aceh-Meulaboh. Sepanjang perjalanan menuju Geurute, disuguhkan pemandangan yang sangat exsotis. Di puncak Geurute, Anda akan melihat bentangan samudera yang begitu luas tanpa batas. Dari sini juga tampak Kota Lamno. Sebuah kota kecil yang konon terdapat gadis-gadis cantik bermata biru dan rambut pirang keturunan Portugis. Puncak Geurute merupakan salah satu spot favorit bagi yang hobi hunting foto.
Sementara Danau Laut Tawar berada di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Danau seluas lebih kurang 5.472 hektare ini memiliki pemandangan yang sangat indah. Banyak wisatawan datang ke sini untuk hunting foto maupun selfie. Danau ini dikelilingi pegunungan, sehingga pemandangan yang ditawarkan semakin mengesankan.
Terkait Pulau Banyak, destinasi ini memiliki hamparan pantai dengan pasir putih, deretan nyiur melambai, langit biru dan keindahan alam yang mempesona. Pulau Banyak berada di Kabupaten Singkil, Provinsi Aceh. Di sini ada spot yang sangat populer untuk surfing. Di sini, pengunjung juga bisa menyusuri goa dan trekking ke puncak tertinggi Pulau Banyak, yakni setinggi 319 meter di atas permukaan laut.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, sebagai daerah berjuluk Serambi Mekkah, sudah pasti Aceh memiliki kultur yang sarat dengan syariat Islam. Ini sudah cukup menguntungkan bagi daerah ini untuk mengembangkan konsep pariwisata halal. Hanya perlu dimaksimalkan lagi agar segala kebutuhan pendukungnya bisa segera dilengkapi.
“Pergerakan muslim traveler di dunia semakin luar biasa. Tak heran jika Indonesia punya komitmen tinggi untuk menjadi global player dalam hal pariwisata halal. Tentu saja, ini merupakan semangat dan ide brilian karena Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia,” ungkapnya.
Menurutnya, pariwisata halal memiliki makna yang jauh lebih luas. Yaitu sebagai aktivitas pariwisata yang selaras dengan ajaran atau syariah Islam. Sehingga, pariwisata halal sebenarnya juga dinilai positif oleh wisatawan non muslim.
“Pengertian pariwisata halal adalah seperangkat layanan tambahan yang mencakup amenitas, atraksi, dan aksesibilitas. Ini sengaja diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan muslim,” ujarnya.
Kebutuhan wisatawan muslim antara lain fasilitas ibadah. Meliputi tempat wudhu, tempat sholat dan perlengkapannya. Termasuk makanan halal yang tersertifikasi atau klaim halal. Serta aktivitas halal atau non maksiat dan non syirik.
Karena itu, pengembangan pariwisata halal tidak sebatas pada destinasi yang memiliki unsur religi seperti masjid atau peninggalan sejarah Islam semata. Tetapi juga mencakup destinasi wisata alam dan budaya.
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda menyatakan, Aceh memiliki beberapa kawasan pariwisata halal dengan atraksi unggulan. Antara lain Pulau Weh di Sabang, Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Geurute Highland di pantai barat Aceh Jaya, Danau Laut Tawar di dataran tinggi Gayo, dan Pulau Banyak di Singkil.
“Destinasi tersebut hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak potensi pariwisata di Aceh yang menarik perhatian wisatawan. Kita maksimalkan lagi tempat-tempat tersebut agar semakin dikenal wisatawan, utamanya turis muslim,” ucapnya.
Mengulas sedikit tentang destinasi unggulan tersebut, Pulau Weh adalah pulau vulkanik kecil yang terletak di barat laut Sumatera. Pulau ini terletak di Laut Andaman, tepatnya di wilayah Sabang. Di sinilah berdiri tugu nol kilometer Indonesia, yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, pantai Pulau Weh juga sangat indah. Di sini juga tersedia penginapan-penginapan, sehingga wisatawan bisa memperpanjang masa liburannya di sini.
Untuk Masjid Raya Baiturrahman, ini adalah simbol agama, budaya, semangat, kekuatan, perjuangan dan nasionalisme masyarakat Aceh. Masjid ini adalah landmark Banda Aceh yang selamat dari terjangan gelombang tsunami, tahun 2004 silam. Lokasinya yang berada di pusat kota, memudahkan para pendatang untuk mengunjunginya. Pada hari-hari biasa, masjid ini tetap ramai dikunjungi. Baik untuk beribadah maupun sekadar berfoto dan mengagumi keindahan bangunannya.
Berikutnya, Geurute Highland atau puncak Gunung Geurute berada di jalan lintas Banda Aceh-Meulaboh. Sepanjang perjalanan menuju Geurute, disuguhkan pemandangan yang sangat exsotis. Di puncak Geurute, Anda akan melihat bentangan samudera yang begitu luas tanpa batas. Dari sini juga tampak Kota Lamno. Sebuah kota kecil yang konon terdapat gadis-gadis cantik bermata biru dan rambut pirang keturunan Portugis. Puncak Geurute merupakan salah satu spot favorit bagi yang hobi hunting foto.
Sementara Danau Laut Tawar berada di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Danau seluas lebih kurang 5.472 hektare ini memiliki pemandangan yang sangat indah. Banyak wisatawan datang ke sini untuk hunting foto maupun selfie. Danau ini dikelilingi pegunungan, sehingga pemandangan yang ditawarkan semakin mengesankan.
Terkait Pulau Banyak, destinasi ini memiliki hamparan pantai dengan pasir putih, deretan nyiur melambai, langit biru dan keindahan alam yang mempesona. Pulau Banyak berada di Kabupaten Singkil, Provinsi Aceh. Di sini ada spot yang sangat populer untuk surfing. Di sini, pengunjung juga bisa menyusuri goa dan trekking ke puncak tertinggi Pulau Banyak, yakni setinggi 319 meter di atas permukaan laut.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, sebagai daerah berjuluk Serambi Mekkah, sudah pasti Aceh memiliki kultur yang sarat dengan syariat Islam. Ini sudah cukup menguntungkan bagi daerah ini untuk mengembangkan konsep pariwisata halal. Hanya perlu dimaksimalkan lagi agar segala kebutuhan pendukungnya bisa segera dilengkapi.
“Pergerakan muslim traveler di dunia semakin luar biasa. Tak heran jika Indonesia punya komitmen tinggi untuk menjadi global player dalam hal pariwisata halal. Tentu saja, ini merupakan semangat dan ide brilian karena Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia,” ungkapnya.
(akn)