Seluruh Pemain Keluarga Cemara Lawas Bakal Hadir di Film Ini
A
A
A
JAKARTA - Penonton film generasi 1990-an mungkin sudah tak asing lagi dengan sepenggal lirik "Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah" yang dinukil dari sinetron bertema keluarga, Keluarga Cemara. Ya, sinetron yang tayang di layar kaca sejak 6 Oktober 1996 hingga 24 Agustus 2004 (412 episode) itu selalu diingat lantaran begitu berkesan bagi masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, rumah produksi baru Alimi Pictures mencoba kembali menghadirkan nostalgia dengan menghadirkan konsep kisah lawas serial Keluarga Cemara lewat film berjudul Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah yang akan diangkat dalam medium layar lebar atau bioskop Tanah Air.
Berbeda dengan film layar lebar Keluarga Cemara garapan Visinema Pictures yang sukses meraih di atas 1 juta penonton, film Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah bakal menghadirkan kemasan dan pemain film lawas yang sukses dalam serial sinetron Keluarga Cemara.
"Saat saya masih kecil, film bergenre keluarga ini menjadi hiburan keluarga saya setiap minggunya, dan film ini punya pesan yang luar biasa, karena itu saya pun akhirnya memberanikan diri untuk memproduksi film ini agar masyarakat penonton film terutama mereka yang masa kecil dihibur oleh serial film ini bisa kembali bernostalgia termasuk dengan pemain lama," tutur Produser Eksekutif Alimi Pictures, Anas Syahrul Alimi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/5).
Kesuksesan sinetron Keluarga Cemara sendiri menjadi inspirasi terhadap film tersebut. Berkisah mengenai kehidupan satu keluarga, yang sederhana dan bersahaja yang menjadi role model bagi banyak orang tak terkecuali bagi pemain Novia Kolopaking yang merasa senang bisa bereuni kembali dengan pemain lama lainnya.
Anas pun berharap film ini bisa menjadi batu loncatan Alimi Pictures yang nantinya karya filmnya akan ikut memberdayakan sekaligus mempromosikan potensi daerah yang akan berpotensi mendongkrak pendapatan asli daerah dan menarik minat investor untuk melakukan kegiatan dalam bidang industri dan wisata.
Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah yang skenarionya dibesut sang sutradara Dedi Setiadi ini sendiri mengisahkan perjuangan Emak dalam merawat Abah yang sudah tua dan sakit-sakitan, merangkul ketiga anak perempuannya yang kini sudah dewasa dan mempunyai kehidupan masing-masing.
Berdasarkan hal tersebut, rumah produksi baru Alimi Pictures mencoba kembali menghadirkan nostalgia dengan menghadirkan konsep kisah lawas serial Keluarga Cemara lewat film berjudul Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah yang akan diangkat dalam medium layar lebar atau bioskop Tanah Air.
Berbeda dengan film layar lebar Keluarga Cemara garapan Visinema Pictures yang sukses meraih di atas 1 juta penonton, film Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah bakal menghadirkan kemasan dan pemain film lawas yang sukses dalam serial sinetron Keluarga Cemara.
"Saat saya masih kecil, film bergenre keluarga ini menjadi hiburan keluarga saya setiap minggunya, dan film ini punya pesan yang luar biasa, karena itu saya pun akhirnya memberanikan diri untuk memproduksi film ini agar masyarakat penonton film terutama mereka yang masa kecil dihibur oleh serial film ini bisa kembali bernostalgia termasuk dengan pemain lama," tutur Produser Eksekutif Alimi Pictures, Anas Syahrul Alimi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/5).
Kesuksesan sinetron Keluarga Cemara sendiri menjadi inspirasi terhadap film tersebut. Berkisah mengenai kehidupan satu keluarga, yang sederhana dan bersahaja yang menjadi role model bagi banyak orang tak terkecuali bagi pemain Novia Kolopaking yang merasa senang bisa bereuni kembali dengan pemain lama lainnya.
Anas pun berharap film ini bisa menjadi batu loncatan Alimi Pictures yang nantinya karya filmnya akan ikut memberdayakan sekaligus mempromosikan potensi daerah yang akan berpotensi mendongkrak pendapatan asli daerah dan menarik minat investor untuk melakukan kegiatan dalam bidang industri dan wisata.
Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah yang skenarionya dibesut sang sutradara Dedi Setiadi ini sendiri mengisahkan perjuangan Emak dalam merawat Abah yang sudah tua dan sakit-sakitan, merangkul ketiga anak perempuannya yang kini sudah dewasa dan mempunyai kehidupan masing-masing.
(nug)