Kunjungi Festival Nyobeng, Eksplor Juga Destinasi Wisata Bengkayang

Kamis, 13 Juni 2019 - 13:18 WIB
Kunjungi Festival Nyobeng,...
Kunjungi Festival Nyobeng, Eksplor Juga Destinasi Wisata Bengkayang
A A A
BENGKAYANG - International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival segera digelar. Rencananya, even ini akan berlangsung di Desa Hli Buei, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang. Rangkaian kegiatan berlangsung dua hari, 14-16 Juni.

Bengkayang sendiri adalah salah satu kabupaten di wilayah Kalimantan Barat. Selain memiliki kekayaan seni budaya, daerah ini menyimpan beragam destinasi wisata alam yang layak dikunjungi. Anda bisa menikmati keindahan Pulau Randayan, Bukit Jamur, Air Terjun Riam Berasap, Gua Romo, atau singgah sejenak di Hutan Adat.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Bengkayang, I Made Putra Negara menjelaskan, Pulau Randayan berada di Desa Lemukutan, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang. Tempat ini memiliki spot wisata taman bawah laut yang sangat indah. Pengunjung bisa snorkeling sepuasnya. Bagi yang ingin menginap, ada villa yang dibangun khusus untuk para wisatawan.

“Untuk Bukit Jamur, Anda bisa menemukannya di Desa Belangko, Kecamatan Bengkayang, Kabupaten Bengkayang. Destinasi ini menawarkan keindahan alam dari atas ketinggian. Setelah sampai di puncak Bukit Jamur, Anda akan melihat hamparan awan putih yang mengelilingi bukit. Anda akan merasa seolah-olah berada di atas awan,” ungkapnya, Rabu (12/6).

Berikutnya Air Terjun Riam Berasap. Meski air terjun yang mengalir tidak terlalu tinggi, namun panorama alam yang tersaji akan membuat pengunjng betah berlama-lama di sini. Untuk menikmatinya, Anda harus datang ke Dusun Segonde, Desa Pisak, Kecamatan Tujuh Belas, Kabupaten Bengkayang. Lokasinya dekat dengan Malaysia, sehingga banyak warga negara tersebut yang berkunjung ke sini.

Sementara bagi yang memiliki jiwa petualang, Gua Romo cukup menantang untuk dikunjungi. Meski letaknya cukup jauh dari pusat kota, namun keindahan alam sepanjang perjalanan bisa mengusir rasa bosan. Begitu sampai di lokasi, pengunjung bisa langsung menyusuri gua, atau menikmati segarnya pemandian di sekitar Gua Romo.

Terakhir, yaitu Hutan Adat. Objek wisata yang diresmikan oleh Bupati Bengkayang pada 15 Oktober 2002 silam ini berada di wilayah Desa Sahan, Kecamatan Seluas. Area Hutan adat mencapai sekitar 100 hektare dan berjarak lebih kurang 80 km dari pusat kota Bengkayang. Penasaran? Silakan kunjungi sebelum atau sesudah kegiatan International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival berlangsung.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival sendiri berawal dari prosesi pesta panen padi suku Dayak Bidayuh. Sebagai ucapan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atau Tipaiak’ng (dalam bahasa Bidayuh), digelarlah ritual Nyobeng.

“International Dayak Bidayuh Festival akan menampilkan beragam seni tari dan adat antarnegara, serta mengundang seluruh perwakilan Kampung Bidayuh dari Malaysia-Serawak,” ujarnya.

Adapun sanggar asal Sarawak yang diundang meliputi empat distrik (setingkat kecamatan). Yakni Distrik Bau, Distrik Pedawan, Distrik Serian, dan Distrik Tebedu. Total ada 157 Kampung Dayak Bidayuh yang akan tampil pada International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menambahkan, budaya serumpun yang ditampilkan pada International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival akan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Ia memprediksi, festival ini dapat menghadirkan sekitar 1.000 wisatawan dari Sarawak.

“Ikatan emosional antarwarga suku Dayak Bidayuh sangat kuat. Momen seperti ini akan menjadi sarana mereka untuk berkumpul. Apalagi, ini momentum setahun sekali yang tujuannya memang untuk silaturahmi,” jelas Adella, didampingi Kabid Pemasaran Area III Asdep Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, value yang bisa ditawarkan untuk wisatawan perbatasan adalah ikatan emosional. Sebab, ada kesamaan budaya antara masyarakat di perbatasan. Ini yang akan dimaksimalkan. Menurutnya, di beberapa event crossborder, hal itu membuahkan hasil yang menggembirakan. Banyak wisatawan yang hadir untuk melihat rangkaian kegiatan.

“Kita memang mengincar jumlah yang masif dari crossborder. Sebab, potensi yang dimiliki sangat besar. Karena itu, kita menyiapkan berbagai treatment. Mulai dari musik, budaya, dan lainnya,” kata Menteri Pariwisata Terbaik Asia Pasifik ini.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8073 seconds (0.1#10.140)