Toba Caldera World Music Festival 2019 Angkat Kekayaan Musik Tradisi Indonesia
A
A
A
BALIGE - Gelaran Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) 2019 terbukti paten. Dibuka Jumat (14/6/2019), TCWMF 2019 terbukti berkelas. Bukan saja atraksinya, rangkaiannya pun asyik untuk diikuti.
Salah satunya workshop dan diskusi musik yang selenggarakan, Sabtu (15/6/2019). Menghadirkan musisi senior Djaduk Ferianto serta Irwansyah Harahap, diskusi ini mengangkat kekayaan musik asli Indonesia.
"Musik tradisi Indonesia merupakan kekuatan yang luar biasa bagi dunia. Keberagamanya menjadi aset besar. Anak-anak muda harus berani membuka diri dengan keberagaman ini, yang pada akhirnya semakin menguatkan musik Indonesia di peta dunia," papar Djaduk membuka diskusi.
Bagi musisi senior ini, musik adalah jati diri, musik adalah sebuah eksistensi. Maka peran generasi muda sangat diperlukan untuk mempertegas jati diri bangsa. Apalagi korelasi musik dan pariwisata yang saat ini tengah digiatkan begitu dekat. Karena kekuatan musik tradisi atau world musik Indonesia ini sangat luar biasa. Dan musik terbukti menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.
"Salah satunya lewat TCWMF 2019 ini. Ini adalah salah satu media kita mengabarkan dunia betapa kayanya musik yang kita miliki. Ini sangat luar biasa, apalagi perhelatan ini melibatkan banyak musisi dari luar," kata Djaduk.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani pun berada dibarisan yang sama. Baginya musik selalu menjadi endorser yang baik bagi pariwisata. Musik selalu menjadi magnet yang menjual dalam atraksi yang bisa mendatangkan banyak wisatawan.
“Ini merupakan pelengkap dari elemen 3A yang di canangkan Menpar Arief Yahya. Akses serta amenitas yang baik tentunya akan terdukung dengan atraksi yang baik. Dan musik terbukti selalu menjadi atraksi yang baik dalam menjaring wisatawan. Contohnya perhelatan ini. Lihat saja penonton memadati lokasi acara,” katanya.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati pun sumringah. Dirinya yakin dengan makin banyaknya atraksi di Danua Toba akan semakin melambungkan pariwisata di destinasi tersebut.
"Danau Toba adalah aset besar. Banyak destinasinya yang indah luar biasa. Tentunya harus terus diperkenalkan dengan berbagai atraksi berkelas," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pemasaran Area 1 Sumetera Ida Fahmiwati mengatakan, Kemenpar tidak akan pernah berhenti memberikan dukungan bagi perkembangan pariwisata Danau Toba. Apalagi Danau Toba telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan pariwisata super prioritas oleh Presiden Joko Widodo.
"Danau Toba ini luar biasa potensinya. Alamnya luar biasa indahnya. Aksesnya sudah mumpuni. Amenitasnya terus berkembang. Nah tinggal terus didorong dengan berbagai atraksi berkelas untuk mengundang wisatawan datang. Seperti TCWMF 2019 ini," ujarnya.
Mendengar hal tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung sumringah. Menurutnya atraksi merupakan cara efektif untuk mempromosikan destinasi pariwisata. Konsepnya selalu sama 3A. Aksesnya baik, amenitasnya baik lalu didukung dengan atraksi yang berstandar global untuk mengundang wisatawan datang.
“Jadi semakin banyak event berkelas, pariwisatanya sudah pasti akan cepat majunya. Karena wisatawan makin banyak yang datang. Masyarakatnya juga akan semakin bahagia. Contohnya Solo dan Banyuwangi. Setiap minggu di sana ada event. Perekonomian masyarakat juga sudah pasti diangkat,” ucap Menteri lulusan Telematika University of Surrey itu.
Salah satunya workshop dan diskusi musik yang selenggarakan, Sabtu (15/6/2019). Menghadirkan musisi senior Djaduk Ferianto serta Irwansyah Harahap, diskusi ini mengangkat kekayaan musik asli Indonesia.
"Musik tradisi Indonesia merupakan kekuatan yang luar biasa bagi dunia. Keberagamanya menjadi aset besar. Anak-anak muda harus berani membuka diri dengan keberagaman ini, yang pada akhirnya semakin menguatkan musik Indonesia di peta dunia," papar Djaduk membuka diskusi.
Bagi musisi senior ini, musik adalah jati diri, musik adalah sebuah eksistensi. Maka peran generasi muda sangat diperlukan untuk mempertegas jati diri bangsa. Apalagi korelasi musik dan pariwisata yang saat ini tengah digiatkan begitu dekat. Karena kekuatan musik tradisi atau world musik Indonesia ini sangat luar biasa. Dan musik terbukti menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.
"Salah satunya lewat TCWMF 2019 ini. Ini adalah salah satu media kita mengabarkan dunia betapa kayanya musik yang kita miliki. Ini sangat luar biasa, apalagi perhelatan ini melibatkan banyak musisi dari luar," kata Djaduk.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani pun berada dibarisan yang sama. Baginya musik selalu menjadi endorser yang baik bagi pariwisata. Musik selalu menjadi magnet yang menjual dalam atraksi yang bisa mendatangkan banyak wisatawan.
“Ini merupakan pelengkap dari elemen 3A yang di canangkan Menpar Arief Yahya. Akses serta amenitas yang baik tentunya akan terdukung dengan atraksi yang baik. Dan musik terbukti selalu menjadi atraksi yang baik dalam menjaring wisatawan. Contohnya perhelatan ini. Lihat saja penonton memadati lokasi acara,” katanya.
Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati pun sumringah. Dirinya yakin dengan makin banyaknya atraksi di Danua Toba akan semakin melambungkan pariwisata di destinasi tersebut.
"Danau Toba adalah aset besar. Banyak destinasinya yang indah luar biasa. Tentunya harus terus diperkenalkan dengan berbagai atraksi berkelas," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pemasaran Area 1 Sumetera Ida Fahmiwati mengatakan, Kemenpar tidak akan pernah berhenti memberikan dukungan bagi perkembangan pariwisata Danau Toba. Apalagi Danau Toba telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan pariwisata super prioritas oleh Presiden Joko Widodo.
"Danau Toba ini luar biasa potensinya. Alamnya luar biasa indahnya. Aksesnya sudah mumpuni. Amenitasnya terus berkembang. Nah tinggal terus didorong dengan berbagai atraksi berkelas untuk mengundang wisatawan datang. Seperti TCWMF 2019 ini," ujarnya.
Mendengar hal tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung sumringah. Menurutnya atraksi merupakan cara efektif untuk mempromosikan destinasi pariwisata. Konsepnya selalu sama 3A. Aksesnya baik, amenitasnya baik lalu didukung dengan atraksi yang berstandar global untuk mengundang wisatawan datang.
“Jadi semakin banyak event berkelas, pariwisatanya sudah pasti akan cepat majunya. Karena wisatawan makin banyak yang datang. Masyarakatnya juga akan semakin bahagia. Contohnya Solo dan Banyuwangi. Setiap minggu di sana ada event. Perekonomian masyarakat juga sudah pasti diangkat,” ucap Menteri lulusan Telematika University of Surrey itu.
(alf)