Dikunjungi Menpar, Kota Lama Semarang Makin Hits
A
A
A
SEMARANG - Kawasan Kota Lama Semarang makin hits saja. Apalagi, Kota Lama menjadi destinasi pertama yang dikunjungi Menteri Pariwisata Arief Yahya saat kunker ke Semarang, Sabtu (22/6/2019). Buat pariwisata, Semarang sangat seksi. Dan semakin berkembang.
Menteri Pariwisata tiba di Bandara Internasional Ahmad Yani Sabtu pagi, sekitar pukul 08.30 WIB. Beliau disambut Kadispar Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Noegroho Rachmadi, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Asdep Pengembangan Destinasi Regional II Reza Fahlevi, dan Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Alexander Reyaan, juga Stafsus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono.
Sebagai tujuan awal rombongan langsung menuju ke Cafe Spiegel yang berada di kawasan Kota Lama. Di sini Menpar disambut Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti. Dan melakukan diskusi ringan.
Kota Lama Semarang adalah kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20. Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 60 hektare.
“Kota Lama adalah kawasan yang sangat instagramable. Paling diburu para generasi milenial. Atraksi yang dimiliki adalah heritage building. Di sini banyak sekali bangunan bersejarah,” ujarnya.
Selama di Kota Lama, Menpar mengunjungi sejumlah lokasi di Kota Lama. Di temani GenPI Jawa Tengah, mantan Dirut PT Telkom ini juga ngevlog.
Lokasi di Kota Lama yang dikunjungi Menpar adalah Gedung Marba. Gedung ini peninggalan kolonial Belanda. Umurnya sudah lebih dari 100 tahun. Hal ini terbukti dari foto di KITLV yang diambil tahun 1910. Gedung Marba sering dijadikan latar belakang untuk shooting beberapa film dan iklan.
Menpar juga menuju Gedung Out The Trap, bangunan kuno yang secara fisik berciri khas kan berupa tangga putar ( Out the trap) dari besi. Kemudian menuju Taman Srigunting. Taman ini salah satu landmark Kota Lama Semara. Dulu taman tersebut berwujud parade plein untuk panggung parade. Sekarang menjadi ruang terbuka berupa taman yang menjadi tempat berkumpul dan berkegiatan masyarakat.
Lokasi lain yang disinggahi Menpar adalah Gereja Blenduk. Gedung ini dibangun masyarakat Belanda pada tahun 1753. Nama blenduk merupakan julukan dari masyarakat sekitar yang artinya kubah.
Yang tidak dilewatkam adalah Pohon Akar yang sangat Instagramble. Yang membuat unik, akar pohon yang menempel pada bangunan tua. Terakhir, Menpar Arief Yahya melihat kerajinan di Galery UMKM.
Menurut Menpar Arief Yahya perhatian layak disematkan ke Semarang, Jawa Tengah.
“Kenapa? Karena pariwisata Semarang terus tumbuh. Khususnya dari sektor cruise ship. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah pintu masuk buat cruise ship di Jawa Tengah,” jelasnya.
Hal lain, Semarang termasuk dalam kawasan Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang). Kawasan ini termasuk dalam destinasi prioritas. Semarang semakin diperkaya dengan akses yang kian mudah. Salah satunya akses tol yang dibangun di era Presiden Joko Widodo.
“Akses menuju Kota Semarang semakin lancar. Apalagi sudah tersambung dengan tol Jakarta-Surabaya. Perjalanannya dijamin akan lancar. Dengan tol, perjalanan hanya ditempuh dengan waktu 1 jam,” ujarnya.
Tidak hanya lancar, Semarang termasuk destinasi yang aksesibilitasnya sangat lengkap. Selain akses tol, Semarang sudah memiliki bandara internasional modern. Bandara dengan direct flight ke Malaysia dan Singapura. Ada juga akses kereta dan laut.
Menteri Pariwisata tidak lupa memperkenalkan kuliner Semarang. Selain ikon seperti Lunpia, Bandeng, Moci, dan Wingko Babat, Menpar juga memperkenalkan makanan baru super pedas, Iwak Manyung.
Sementara Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti menambahkan, Kota Lama bisa seperti ini karena ada Perwal yang mengaturnya.
“Kami sejak lama ingin Kota Lama menjadi bagus. Sejak Perda No 8/2003, kita ingin menjadi Kota Lama menjadi kelas dunia. Kita juga mendatangkan banyak konsultan untuk memolesnya. Pada 2017, kita ajukan anggaran ke Kemen PUPR untuk direvitalisasi. Kawasan ini jadi bebas kabel dan ada street furniture” paparnya.
Hevearita berharap dukungan Menpar untuk menjadikan kawasan Kota Lama menjadi World Heritage City.
“Kita butuh banyak support untuk mendukung Kota Lama mendapatkan status world heritage. Kita membutuhkan investor atau dukungan BUMN. Kita membutuhkan juga dukungan untuk mengelola SDM dan manajemen. Agar kita bisa mendapat status world heritage city.
Menteri Pariwisata tiba di Bandara Internasional Ahmad Yani Sabtu pagi, sekitar pukul 08.30 WIB. Beliau disambut Kadispar Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Noegroho Rachmadi, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Asdep Pengembangan Destinasi Regional II Reza Fahlevi, dan Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Alexander Reyaan, juga Stafsus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono.
Sebagai tujuan awal rombongan langsung menuju ke Cafe Spiegel yang berada di kawasan Kota Lama. Di sini Menpar disambut Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti. Dan melakukan diskusi ringan.
Kota Lama Semarang adalah kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20. Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 60 hektare.
“Kota Lama adalah kawasan yang sangat instagramable. Paling diburu para generasi milenial. Atraksi yang dimiliki adalah heritage building. Di sini banyak sekali bangunan bersejarah,” ujarnya.
Selama di Kota Lama, Menpar mengunjungi sejumlah lokasi di Kota Lama. Di temani GenPI Jawa Tengah, mantan Dirut PT Telkom ini juga ngevlog.
Lokasi di Kota Lama yang dikunjungi Menpar adalah Gedung Marba. Gedung ini peninggalan kolonial Belanda. Umurnya sudah lebih dari 100 tahun. Hal ini terbukti dari foto di KITLV yang diambil tahun 1910. Gedung Marba sering dijadikan latar belakang untuk shooting beberapa film dan iklan.
Menpar juga menuju Gedung Out The Trap, bangunan kuno yang secara fisik berciri khas kan berupa tangga putar ( Out the trap) dari besi. Kemudian menuju Taman Srigunting. Taman ini salah satu landmark Kota Lama Semara. Dulu taman tersebut berwujud parade plein untuk panggung parade. Sekarang menjadi ruang terbuka berupa taman yang menjadi tempat berkumpul dan berkegiatan masyarakat.
Lokasi lain yang disinggahi Menpar adalah Gereja Blenduk. Gedung ini dibangun masyarakat Belanda pada tahun 1753. Nama blenduk merupakan julukan dari masyarakat sekitar yang artinya kubah.
Yang tidak dilewatkam adalah Pohon Akar yang sangat Instagramble. Yang membuat unik, akar pohon yang menempel pada bangunan tua. Terakhir, Menpar Arief Yahya melihat kerajinan di Galery UMKM.
Menurut Menpar Arief Yahya perhatian layak disematkan ke Semarang, Jawa Tengah.
“Kenapa? Karena pariwisata Semarang terus tumbuh. Khususnya dari sektor cruise ship. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah pintu masuk buat cruise ship di Jawa Tengah,” jelasnya.
Hal lain, Semarang termasuk dalam kawasan Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang). Kawasan ini termasuk dalam destinasi prioritas. Semarang semakin diperkaya dengan akses yang kian mudah. Salah satunya akses tol yang dibangun di era Presiden Joko Widodo.
“Akses menuju Kota Semarang semakin lancar. Apalagi sudah tersambung dengan tol Jakarta-Surabaya. Perjalanannya dijamin akan lancar. Dengan tol, perjalanan hanya ditempuh dengan waktu 1 jam,” ujarnya.
Tidak hanya lancar, Semarang termasuk destinasi yang aksesibilitasnya sangat lengkap. Selain akses tol, Semarang sudah memiliki bandara internasional modern. Bandara dengan direct flight ke Malaysia dan Singapura. Ada juga akses kereta dan laut.
Menteri Pariwisata tidak lupa memperkenalkan kuliner Semarang. Selain ikon seperti Lunpia, Bandeng, Moci, dan Wingko Babat, Menpar juga memperkenalkan makanan baru super pedas, Iwak Manyung.
Sementara Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti menambahkan, Kota Lama bisa seperti ini karena ada Perwal yang mengaturnya.
“Kami sejak lama ingin Kota Lama menjadi bagus. Sejak Perda No 8/2003, kita ingin menjadi Kota Lama menjadi kelas dunia. Kita juga mendatangkan banyak konsultan untuk memolesnya. Pada 2017, kita ajukan anggaran ke Kemen PUPR untuk direvitalisasi. Kawasan ini jadi bebas kabel dan ada street furniture” paparnya.
Hevearita berharap dukungan Menpar untuk menjadikan kawasan Kota Lama menjadi World Heritage City.
“Kita butuh banyak support untuk mendukung Kota Lama mendapatkan status world heritage. Kita membutuhkan investor atau dukungan BUMN. Kita membutuhkan juga dukungan untuk mengelola SDM dan manajemen. Agar kita bisa mendapat status world heritage city.
(akn)