Semarak Kirab Budaya, Semarak Keragaman dalam Persatuan

Jum'at, 28 Juni 2019 - 05:38 WIB
Semarak Kirab Budaya,...
Semarak Kirab Budaya, Semarak Keragaman dalam Persatuan
A A A
JAILOLO - Sejak pukul 7.30 waktu setempat, ratusan masyarakat Halmahera Barat yang berasal dari berbagai suku berdatangan dan berkumpul di Kraton Tagalaya kediaman Sultan Jailolo yang terletak di desa Soakonora, Jailolo, Halmahera Barat. Mereka datang dengan busana adat sukunya masing-masing.

Pada hari yang cerah itu, Kamis (27/6/2019), Sultan Jailolo Achmad Syam, mengundang mereka untuk melaksanakan Kirab Budaya. "Ini merupakan kali pertama Kraton Tagalaya menjadi titik berangkat Kirab Budaya. Sebelumnya dari karton lama. Saya bahagia melihat masyarakat Halmahera Barat tetap menjunjung adat dan budayanya," ujar Sultan Jailolo kepada SINDONEWS dengan suara lembut dan ramah.

Kirab Budaya berangkat dari Kraton Tagalaya menuju Teluk Jailolo, di dekat Pelabuhan Jailolo, sebagai pusat kegiatan Festival Teluk Jailolo (FTJ). Sebelum mereka berjalan beriringan menuju Teluk Jailolo yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Kraton Tagalaya, setiap suku unjuk kebolehan tarian dan nyanyian adat budaya mereka masing-masing.

Sultan menuturkan, ada belasan masyarakat suku yang hidup di Halmahera Barat dengan adat dan budayanya masing-masing yang sangat kaya dan beragam. "Mereka menghidupkan adat budaya yang berbeda justru untuk mempererat persatuan. Perbedaan adat budaya dan agama tidak dijadikan sumber perselisihan," ujar Sultan.

Bupati Danny Missy dan Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Aisyah Gamawati, juga turut hadir untuk melepas Kirab Budaya Festival Budaya untuk Perdamaian dan Penguatan Pranata Adat. Keduanya sepakat bahwa pengembangan adat merupakan modal sosial untuk maju dan meningkatkan produktifitas.

"Adat budaya setiap suku di Halmahera justru harus dihidupkan, dikembangkan, dan dilestarikan justru untuk memperkuat kohesi sosial demi kemajuan bangsa ini. Lihatlah dengan perbedaan suku dan budaya masyarakat Halmahera hidup rukun tanpa membeda-bedakan. Semangat toleransi dan persatuan tumbuh kuat dari adat budaya yang berbeda," kata Bupati Danny.

Di Teluk Jailolo setiap suku secara bergantian mempersembahkan atraksi seni tari sukunya masing-masing, dan ditutup tari Jailolo Cry gubahan maestro tari Eko Supriyanto. Pertunjukan tersebut bukan hanya menarik perhatian masyarakat lokal Halmahera Barat tetapi juga turis-turis dari luar Halmahera Barat bahkan dari mancanegara.

Aisyah Gamayanti menuturkan bahwa anggaran dana desa dari pemerintah pusat yang besarannya terus meningkat dari tahun ke tahun, pemanafaatannya bukan sekadar untuk pembangunan infrastruktur desa, tapi juga pengembangan dan penguatan adat dan budaya, "Tahun 2019 ini dana desa jumlahnya Rp70 triliun. Penyerapannya semakin bagus. Dalam konteks pengembangan budaya, dana desa bisa digunakan untuk menghidupkan sanggar-sanggar seni budaya yang ada di daerah," kata Aisyah.

Kirab Budaya merupakan bagian dari Festival Teluk Jailolo yang tahun ini memasuki tahun ke-11. Perhelatan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera tersebut menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Halbar. Terlihat dari antusiasme maasyarakat Halbar dalam menyambut dan memberi dukungan dengan turut memasang umbul-umbul dan spanduk promosi di toko-toko mereka dan di hampir semua sudut-sudut wilayah Halmahera Barat.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8451 seconds (0.1#10.140)