CJF Gelar The Border Battle 2019 di Kupang
A
A
A
KUPANG - Chris John Foundation (CJF) akan menggelar The Border Battle 2019. Kejuaraan Tinju Dunia ini akan berlangsung di GOR Flobamora, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama tiga hari, yakni 5-7 Juli 2019.
Dengan slogan ‘Mencetak Juara Tinju Dunia dari Batas Negara’, kegiatan ini akan diikuti petinju-petinju lokal NTT. Mereka akan melawan para boxer dari negara tetangga, seperti Timor Leste, Thailand dan Filipina.
Ketua Umum PB Pertina Brigjen Pol Johanis Asadoma menyambut baik rencana tersebut. Menurutnya, kejuaraan ini bersifat ampro. Artinya, menampilkan pertandingan tinju amatir dan profesional.
“Ini merupakan salah satu wadah dalam mencari bibit-bibit unggul di NTT, agar mampu kembali berprestasi di tingkat nasional dan internasional,” ujarnya, Sabtu (29/6/2019).
Menurutnya, untuk meningkatkan prestasi di daerah, memang dibutuhkan pertandingan yang konsisten dan kontinue. Ini penting untuk menguji dan mengukur hasil latihan. Sekaligus memberikan kesempatan kepada para atlet untuk tampil dalam pertandingan sesungguhnya.
“Saya yakin kejuaraan ini akan menjadi salah satu stasi penting dalam memajukan dunia tinju amatir dan profesional di Indonesia. Kiranya semua pihak dapat memberi kontribusi, dengan harapan kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Ketua KONI NTT Andre W. Koreh. Baginya, event ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan prestasi olahraga, khususnya tinju di NTT. Dengan penampilan petinju-petinju lokal terbaik, ia yakin mereka pun siap menjadi juara dunia.
“Ini dapat menjadi inspirasi anak muda NTT untuk mengikuti jejak mereka berkiprah di ajang olahraga apapun yang bisa membawa harum nama baik NTT. Baik di kancah nasional maupun internasional. Mereka adalah duta-duta daerah yang wajib didukung,” tegasnya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauziyani menyatakan, ajang ini dirancang dengan sasaran sportvestment. Dimana melalui sektor industri kreatif olahraga (tinju), dapat menciptakan investasi dan pariwisata atau hiburan. Untuk mencapai sasaran konsep tersebut, akan digelar perebutan gelar juara dunia IBO World Title.
“Ada juga perebutan gelar juara WBC International, dan perebutan gelar WBC Asia. Selanjutnya ada 3 pertandingan non title international (Indonesia vs Timor Leste). Kemudian 15 pertandingan tinju amatir, dan pertandingan eksibisi dengan mantan juara dunia Indonesia,” ungkapnya.
Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi menambahkan, pada kesempatan itu juga akan digelar potential expo, kelor food festival, dan live entertainment. Ini akan semakin menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Apalagi, NTT merupakan salah satu daerah geopolitik Melanesia di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
“Melalui 3 hari rangkaian event ini, diproyeksikan mampu menghadirkan pengunjung hingga 20 ribu orang. Terdiri dari 15 ribu pengunjung lokal, seribu pengunjung dari luar Kota Kupang, dan 3 ribu wisatawan dari Timor Leste. Serta seribu wisatawan dari Thailand dan Filipina yang merupakan tim petinju dan rombongan fans petinju,” bebernya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, sport tourism menjadi salah satu konsep yang cukup berhasil menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Sport tourism bukan hanya sebagai pelengkap jenis wisata lain, tetapi benar-benar bisa diandalkan seperti halnya wisata seni budaya, wisata kuliner, dan lain-lain.
“Kita yakin, sport tourism tidak hanya diikuti para peserta lomba, tetapi akan ada pihak lain yang turut dalam kegiatan tersebut. Misalnya keluarga, pelatih, dan atau official. Ini juga harus kita gencarkan agar target kunjungan wisman sebesar 20 juta sepanjang tahun 2019 dapat tercapai,” tandasnya.
Dengan slogan ‘Mencetak Juara Tinju Dunia dari Batas Negara’, kegiatan ini akan diikuti petinju-petinju lokal NTT. Mereka akan melawan para boxer dari negara tetangga, seperti Timor Leste, Thailand dan Filipina.
Ketua Umum PB Pertina Brigjen Pol Johanis Asadoma menyambut baik rencana tersebut. Menurutnya, kejuaraan ini bersifat ampro. Artinya, menampilkan pertandingan tinju amatir dan profesional.
“Ini merupakan salah satu wadah dalam mencari bibit-bibit unggul di NTT, agar mampu kembali berprestasi di tingkat nasional dan internasional,” ujarnya, Sabtu (29/6/2019).
Menurutnya, untuk meningkatkan prestasi di daerah, memang dibutuhkan pertandingan yang konsisten dan kontinue. Ini penting untuk menguji dan mengukur hasil latihan. Sekaligus memberikan kesempatan kepada para atlet untuk tampil dalam pertandingan sesungguhnya.
“Saya yakin kejuaraan ini akan menjadi salah satu stasi penting dalam memajukan dunia tinju amatir dan profesional di Indonesia. Kiranya semua pihak dapat memberi kontribusi, dengan harapan kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Ketua KONI NTT Andre W. Koreh. Baginya, event ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan prestasi olahraga, khususnya tinju di NTT. Dengan penampilan petinju-petinju lokal terbaik, ia yakin mereka pun siap menjadi juara dunia.
“Ini dapat menjadi inspirasi anak muda NTT untuk mengikuti jejak mereka berkiprah di ajang olahraga apapun yang bisa membawa harum nama baik NTT. Baik di kancah nasional maupun internasional. Mereka adalah duta-duta daerah yang wajib didukung,” tegasnya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauziyani menyatakan, ajang ini dirancang dengan sasaran sportvestment. Dimana melalui sektor industri kreatif olahraga (tinju), dapat menciptakan investasi dan pariwisata atau hiburan. Untuk mencapai sasaran konsep tersebut, akan digelar perebutan gelar juara dunia IBO World Title.
“Ada juga perebutan gelar juara WBC International, dan perebutan gelar WBC Asia. Selanjutnya ada 3 pertandingan non title international (Indonesia vs Timor Leste). Kemudian 15 pertandingan tinju amatir, dan pertandingan eksibisi dengan mantan juara dunia Indonesia,” ungkapnya.
Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi menambahkan, pada kesempatan itu juga akan digelar potential expo, kelor food festival, dan live entertainment. Ini akan semakin menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Apalagi, NTT merupakan salah satu daerah geopolitik Melanesia di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
“Melalui 3 hari rangkaian event ini, diproyeksikan mampu menghadirkan pengunjung hingga 20 ribu orang. Terdiri dari 15 ribu pengunjung lokal, seribu pengunjung dari luar Kota Kupang, dan 3 ribu wisatawan dari Timor Leste. Serta seribu wisatawan dari Thailand dan Filipina yang merupakan tim petinju dan rombongan fans petinju,” bebernya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, sport tourism menjadi salah satu konsep yang cukup berhasil menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Sport tourism bukan hanya sebagai pelengkap jenis wisata lain, tetapi benar-benar bisa diandalkan seperti halnya wisata seni budaya, wisata kuliner, dan lain-lain.
“Kita yakin, sport tourism tidak hanya diikuti para peserta lomba, tetapi akan ada pihak lain yang turut dalam kegiatan tersebut. Misalnya keluarga, pelatih, dan atau official. Ini juga harus kita gencarkan agar target kunjungan wisman sebesar 20 juta sepanjang tahun 2019 dapat tercapai,” tandasnya.
(akn)