Seru, Dua Jazz Gunung Siap Digelar di Bromo dan Ijen

Senin, 01 Juli 2019 - 15:35 WIB
Seru, Dua Jazz Gunung Siap Digelar di Bromo dan Ijen
Seru, Dua Jazz Gunung Siap Digelar di Bromo dan Ijen
A A A
BANYUWANGI - Dua pergelaran musik jazz-etnik super keren akan menyapa kembali. Tepatnya, Jazz Gunung Bromo dan Jazz Gunung Ijen. Even ini tidak hanya membawa pengunjung menikmati sajian musik berkualitas, tetapi juga menawarkan indahnya alam Bromo dan Ijen.

Perwakilan Jazz Gunung Indonesia, Aldila Karina menjamin even ini akan berlangsung keren. “Karena, bakal banyak musisi top yang akan terlibat. Jadi jangan sampai terlewat,” tutur, Minggu (30/6/2019).

Jazz Gunung Bromo 2019 akan dihelat lebih dahulu, 26-27 Juli mendatang. Lokasinya ada di Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.

Artis pendukungnya? Dijamin oke. Ada Djaduk Ferianto's Ring of Fire Project feat, Didi Kempot & Ricad Hutapea, Tompi, Sierra Soetedjo, semua ada.

Selain itu, ada juga Candra Darusman Projects, Idang Rasjidi feat, Mus Mujiono,Tristan, Gugun Blues Shelter, Yuri Mahatma Quartet, Voyager 4, Debu, Geliga, Nita Aartsen Kwartet with special guest Rene Calvin, Antonio Marcos & Pablo Calzado.

Sementara Jazz Gunung Ijen 2019 digelar di Banyuwangi, 21 September 2019. Lokasinya di Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Pengisi acaranya juga oke punya. Dari mulai Tompi, Yura Yunita, Parkdrive, Bintang Mencari Bintang, dan MLD Jazz Project, dipastikan siap mengisi acara.

"Ada harmonisasi. Pengunjung bisa menikmati musik jazz dari musisi-musisi kampiun dengan balutan kesejukan serta dahsyatnya pemandangan alam pegununungan. Atapnya langit, sangat natural. Yang jelas sangat sulit untuk dicari tandingannya di belahan dunia lain," tambah Aldila Karina.

Amfiteater yang dimaksud Aldila memang keren. Ada pemandangan dengan latar belakang kawasan persawahan yang bisa dinikmati. Selain itu, ada juga ratusan patung terakota berwujud penari Gandrung yang tersebar di sekitar persawahan. “Yang menarik, persawahan itu terletak 600 meter di atas permukaan laut. Sangat eksotis," ujarnya.

Terpisah, seniman asal Jogjakarta Djaduk Ferianto, menilai dua jazz gunung itu sangat luar biasa. Konsepnya beda dari yang sudah ada.

"Penonton akan terasa lekat tanpa sekat. Mereka seakan menyaksikan penampilan musik di belakang rumah sendiri. Musisi penampil pun tak sungkan untuk bercerita lebih mendalam tentang latar belakang musiknya," kata Djaduk.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ikut buka suara. Dia berharap, Jazz Gunung Ijen bisa menjadi festival yang mampu menyedot wisatawan. Khususnya dari segmen penggemar musik jazz.

"Kami mengapresiasi manajemen Jazz Gunung yang terus menggelar event di Banyuwangi. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemkab dan swasta akan mempercepat pengembangan pariwisata," ujar Anas.

Pernyataan serupa disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengatakan musik adalah bahasa universal.

“Musik adalah bahasa universal. Bahasa yang bisa dimengerti siapa saja, termasuk wisatawan mancanegara. Di Jazz Gunung, selain menikmati alunan musik, wisatawan juga bisa merasakan langsung keindahan Bromo dan Ijen,” katanya.

Acungan jempol juga diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurutnya, dua even musik yang digelar di destinasi wisata itu sukses menjadi pembeda dari festival musik jazz lain. Alasannya sangat masuk akal. Yang pertama, venuenya ada di dua destinasi keren. Satunya Gunung Ijen. Satunya lagi Gunung Bromo. Alasan lainnya, ada konsep keintiman musisi dan penonton yang diusung.

"Ini menjadi value tersendiri. Alunan musik jazz yang membuai akan bersanding manis dengan eksotisme Gunung Ijen dan Gunung Bromo yang fenomenal. Silakan datang ke Bromo dan Ijen. Ini pasti keren," ujar Menpar Arief Yahya.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5981 seconds (0.1#10.140)