Malaysia Unggulkan Program Bayi Tabung

Senin, 08 Juli 2019 - 13:56 WIB
Malaysia Unggulkan Program Bayi Tabung
Malaysia Unggulkan Program Bayi Tabung
A A A
KETIKA prosedur lain sudah gagal untuk menghasilkan kehamilan, maka invitro fertilization (IVF) atau program bayi tabung, menjadi solusi yang diharapkan guna menghasilkan keturunan.

Malaysia sebagai negara favorit wisata medis, menawarkan program IVF sebagai layanan unggulannya. IVF merupakan tindakan ketika indung telur distimulasi dengan obat-obatan untuk mendapatkan jumlah folikel (kantung kecil yang mengandung telur) yang baik agar dapat tumbuh. Bila ukuran folikel optimal, pengobatan khusus diberikan untuk memicu pematangan akhir telur.

“Setelahnya dilakukan pengambilan telur dari kedua indung telur. Kemudian embriologis t akan memeriksa telur, menilai kualitas telur, dan memfertilisasi telur dengan sperma suami,” sebut dr Eeson Sinthamoney, Medical Director & Fertility Specialist Sunfert International Fertility Center.

Sunfert merupakan salah satu pusat fertilitas yang memiliki sertifikasi Komite Akreditasi Teknologi Reproduksi Internasional, yakni Sunfert Fertility Centre di Kuala Lumpur. Suami nantinya diminta untuk menghasilkan sampel sperma setelah prosedur pengumpulan telur selesai. Sunfert sering menjadi rujukan pasangan untuk melakukan program bayi tabung.

“Pasien kami sekitar 70 persen berasal dari warga lokal, sedangkan 30 persennya pasien internasional,” kata International Patient Coordinator Sunfert Hashveniy Sanderan. Guna meningkatkan keberhasilan bayi tabung, pasien disarankan melakukan pre-implantation genetic sreening (PGS). Teknologi ini berguna untuk mendeteksi ada atau tidaknya kelainan kromosom pada embrio.

Dengan PGS, seleksi embrio yang normal akan lebih akurat. Adapun preimplantation genetic diagnosis (PGD) berguna untuk membantu mengidentifikasi cacat genetik dan memeriksa gen atau kromosom dalam embrio. Hal ini bertujuan mencegah penyakit atau gangguan tertentu yang diturunkan kepada anak kelak.

Lebih jauh, data dari Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) menyebutkan, sekitar 700.000 masyarakat Indonesia berkunjung ke Malaysia untuk wisata medis tahun lalu. Program IVF memang diminati bukan hanya pasien asal Indonesia, juga dari negara lain seperti China, India, Vietnam, dan Myanmar.

MHTC mencatat 1 dari 2 pasien berhasil hamil atau sekitar 50%. Sebagai perbandingan, tingkat keberhasilan program IVF di Singapura sekitar 44%, menurut data Kementerian Kesehatan setempat. Selain tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, biaya berobat pun lebih terjangkau dibanding di negara lain.

“Sebab Kementerian Kesehatan Malaysia telah menetapkan batas tarif tertinggi untuk perawatan kesehatan,” kata Sherene Azli selaku Chief Executive Officer MHTC. Jika dikomparasikan dengan negara lain, program IVF di negeri jiran itu diestimasikan sekitar Rp60 juta, belum termasuk biaya obat-obatan. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7331 seconds (0.1#10.140)