GTC Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Dorong Perkembangan Wisata Religi di Jawa Timur
A
A
A
SURABAYA - Kementerian Pariwisata kembali menggelar Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus (GTC), Selasa (9/7/2019). Kali ini, Kemenpar menyasar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Sinarto berharap, kegiatan tersebut dapat memacu berkembangnya wisata religi di Jatim. Terlebih, daerah ini memiliki sejumlah tempat sebagai peninggalan Wali Songo.
“Jawa Timur memiliki destinasi yang lengkap. Mulai dari wisata alam, wisata kota, hingga wisata religi dan sejarah. Namun yang cukup menarik perhatian adalah wisata religi,” ujarnya.
Hal ini memang tak terlepas dari keberadaan Wali Songo. Jejak penyebar agama Islam di Pulau Jawa ini terus memberikan pengaruh dan menjadi magnet bagi wisata religi. Bahkan, tak jarang ada wisatawan asing yang juga tertarik untuk mengikuti perjalanan wisata religi.
“Untuk wisata religi, ada beberapa makam Wali Songo yang selalu ramai dikunjungi peziarah. Antara lain makam Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, dan Sunan Gresik. Sebagai penyebar agama Islam di Pulau Jawa, pengaruh mereka memang luar biasa,” ungkapnya.
Kawasan makam Sunan Ampel atau Raden Rahmat merupakan pertemuan berbagai etnis, namun dominasi keturunan Arab. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemkot Surabaya. Di sini masyarakat tidak hanya bisa melakukan wisata religi, tapi juga wisata kuliner dan belanja.
Berikutnya kawasan makam Raden Maulana Makdum Ibrahim atau yang lebih dikenal sebagi Sunan Bonang. Sampai saat ini, Makam Sunan Bonang terus dikunjungi oleh para peziarah yang datang baik dari Tuban, luar kota, hingga mancanegara. Uniknya, ada empat tempat yang disebut sebagai makam Sunan Bonang. Namun, tempat yang paling populer berada di belakang Masjid Agung Tuban.
“Untuk makam Sunan Drajat berada di Paciran. Yaitu daerah pinggiran kota Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan lahir tahun 1470, dengan nama kecil Raden Qasim. Beliau kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, yang juga saudara dari Sunan Bonang,” bebernya.
Berlanjut ke makam Sunan Giri di perbukitan Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Makam Sunan Giri bisa dicapai dengan tiga akses dari arah Masjid Sunan Giri, dari undakan tengah melewati Candi Bentar, dan dari arah Makam Sunan Prapen. Karena di perbukitan, area makam ini menawarkan pemandangan yang indah pada malam hari.
“Satu wilayah dengan Sunan Giri, di sini juga ada makam Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Gresik. Sebagai salah satu dari Walisongo, beliau dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Beliau dimakamkan di Desa Gapurosukolilo, Kota Gresik,” jelasnya.
Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Masdar Hilmy menekankan, mahasiswa harus bisa menjadi garda terdepan dalam promosi pariwisata. Terutama wisata ziarah di Jawa Timur. Antara lain dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram.
“Sebagai generasi millenial yang terbiasa menggunakan media sosial, mahasiswa harus bisa memanfaatkan fungsinya dengan baik. Bukan hanya untuk mengunggah momen pribadi, tetapi juga bisa bermanfaat membantu memperkenalkan destinasi. Terlebih, apa yang dimiliki Jawa Timur sangat spesial karena ada beberapa makam Wali Songo,” kata Masdar.
Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani menegaskan, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus digelar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan wawasan SDM pariwisata. Dari kegiatan ini, berharap muncul kader-kader pariwisata yang bisa berpartisipasi dalam mengembangkan wisata berkelanjutan.
“Pariwisata terbukti mampu meningkatkan ekonomi dan perkembangan industri. Karenanya, Kemenpar mendorong pariwisata melalui penguatan SDM. Yang jelas, pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas. Antara lain sebagai alat persatuan dan kesatuan bangsa, penghapusan kemiskinan (poverty alleviation), dan pembangunan berkesinambungan (sustainable development),” ungkapnya.
Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, melalui SDM yang kompeten akan tercipta suatu proses pelayanan yang berkualitas. Dengan kata lain, mampu memberikan nilai (value) kepuasan bagi pihak yang menerima pelayanan jasa yaitu wisatawan
“Peran SDM merupakan faktor yang sangat strategis, khususnya pada sektor pariwisata yang karakteristik usahanya lebih banyak bersifat jasa,” terangnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus akan dilakukan di beberapa perguruan tinggi di sejumlah daerah. Semua dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan tentang kepariwisataan. Khususnya melalui Sadar Wisata dan Sapta Pesona
“SDM Kepariwisataan merupakan tantangan yang cukup berat. Sebab, SDM sangat menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata,” tandasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Sinarto berharap, kegiatan tersebut dapat memacu berkembangnya wisata religi di Jatim. Terlebih, daerah ini memiliki sejumlah tempat sebagai peninggalan Wali Songo.
“Jawa Timur memiliki destinasi yang lengkap. Mulai dari wisata alam, wisata kota, hingga wisata religi dan sejarah. Namun yang cukup menarik perhatian adalah wisata religi,” ujarnya.
Hal ini memang tak terlepas dari keberadaan Wali Songo. Jejak penyebar agama Islam di Pulau Jawa ini terus memberikan pengaruh dan menjadi magnet bagi wisata religi. Bahkan, tak jarang ada wisatawan asing yang juga tertarik untuk mengikuti perjalanan wisata religi.
“Untuk wisata religi, ada beberapa makam Wali Songo yang selalu ramai dikunjungi peziarah. Antara lain makam Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, dan Sunan Gresik. Sebagai penyebar agama Islam di Pulau Jawa, pengaruh mereka memang luar biasa,” ungkapnya.
Kawasan makam Sunan Ampel atau Raden Rahmat merupakan pertemuan berbagai etnis, namun dominasi keturunan Arab. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemkot Surabaya. Di sini masyarakat tidak hanya bisa melakukan wisata religi, tapi juga wisata kuliner dan belanja.
Berikutnya kawasan makam Raden Maulana Makdum Ibrahim atau yang lebih dikenal sebagi Sunan Bonang. Sampai saat ini, Makam Sunan Bonang terus dikunjungi oleh para peziarah yang datang baik dari Tuban, luar kota, hingga mancanegara. Uniknya, ada empat tempat yang disebut sebagai makam Sunan Bonang. Namun, tempat yang paling populer berada di belakang Masjid Agung Tuban.
“Untuk makam Sunan Drajat berada di Paciran. Yaitu daerah pinggiran kota Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan lahir tahun 1470, dengan nama kecil Raden Qasim. Beliau kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, yang juga saudara dari Sunan Bonang,” bebernya.
Berlanjut ke makam Sunan Giri di perbukitan Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Makam Sunan Giri bisa dicapai dengan tiga akses dari arah Masjid Sunan Giri, dari undakan tengah melewati Candi Bentar, dan dari arah Makam Sunan Prapen. Karena di perbukitan, area makam ini menawarkan pemandangan yang indah pada malam hari.
“Satu wilayah dengan Sunan Giri, di sini juga ada makam Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Gresik. Sebagai salah satu dari Walisongo, beliau dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Beliau dimakamkan di Desa Gapurosukolilo, Kota Gresik,” jelasnya.
Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Masdar Hilmy menekankan, mahasiswa harus bisa menjadi garda terdepan dalam promosi pariwisata. Terutama wisata ziarah di Jawa Timur. Antara lain dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram.
“Sebagai generasi millenial yang terbiasa menggunakan media sosial, mahasiswa harus bisa memanfaatkan fungsinya dengan baik. Bukan hanya untuk mengunggah momen pribadi, tetapi juga bisa bermanfaat membantu memperkenalkan destinasi. Terlebih, apa yang dimiliki Jawa Timur sangat spesial karena ada beberapa makam Wali Songo,” kata Masdar.
Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani menegaskan, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus digelar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan wawasan SDM pariwisata. Dari kegiatan ini, berharap muncul kader-kader pariwisata yang bisa berpartisipasi dalam mengembangkan wisata berkelanjutan.
“Pariwisata terbukti mampu meningkatkan ekonomi dan perkembangan industri. Karenanya, Kemenpar mendorong pariwisata melalui penguatan SDM. Yang jelas, pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas. Antara lain sebagai alat persatuan dan kesatuan bangsa, penghapusan kemiskinan (poverty alleviation), dan pembangunan berkesinambungan (sustainable development),” ungkapnya.
Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, melalui SDM yang kompeten akan tercipta suatu proses pelayanan yang berkualitas. Dengan kata lain, mampu memberikan nilai (value) kepuasan bagi pihak yang menerima pelayanan jasa yaitu wisatawan
“Peran SDM merupakan faktor yang sangat strategis, khususnya pada sektor pariwisata yang karakteristik usahanya lebih banyak bersifat jasa,” terangnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus akan dilakukan di beberapa perguruan tinggi di sejumlah daerah. Semua dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan tentang kepariwisataan. Khususnya melalui Sadar Wisata dan Sapta Pesona
“SDM Kepariwisataan merupakan tantangan yang cukup berat. Sebab, SDM sangat menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata,” tandasnya.
(alf)