Angkat Hantu Makmum ke Layar Lebar, Ini Tantangan yang Dihadapi
A
A
A
JAKARTA - Industri film Tanah Air dalam beberapa tahun belakangan ini mulai dibanjiri film bergenre horor. Sederet film dengan genre tersebut, yakni Pengabdi Setan, Danur, Suzzanna: Bernapas dalam Kubur sukses mencatatkan sebagai film terlaris dengan perolehan di atas 2 juta penonton.
Kesuksesan film horor itu pun membuka ruang sineas lain membuat film horor berkualitas, baik dari sisi cerita maupun gambar dan kualitas akting pemainnya yang perlahan meninggalkan image film "esek-esek" yang hanya menyuguhkan sensualitas ketimbang konsep dan kemasan ceritanya. Hal itulah yang membuat rumah produksi Dee company dan MD Pictures merilis film terbarunya berjudul Makmum yang begitu melegenda.
Film versi layar lebar ini mengadaptasi film pendek Makmum yang sudah populer. Sang produser, Dheeraj Kalwani mengaku bukan hal yang mudah mengadaptasi film pendek menjadi film layar lebar dengan setting bekas rumah sakit bagi penderita paru-paru. Hal tersebut tentunya memberikan tantangan dan pengalaman tersendiri.
"Konsep cerita menambah panjang dari durasi film pendeknya, ini prosesnya seperti mengadaptasi novel atau buku. Film pendek sudah memiliki penggemar sendiri yang punya persepsi masing-masing. Tantangannya adalah tidak boleh melenceng dari cerita awal tapi harus lebih mencekam dari kisah sebelumnya dalam film pendek," kata Dheearj Kalwani saat peluncuran trailer film Makmum di Jakarta, baru-baru ini.
Dheeraj mengungkapkan bahwa dirinya sangat excited untuk menggarap film ini, karena menjadi film horor pertama bagi salah satu pemerannya, yakni Titi Kamal. Meski awalnya Titi ragu untuk menerima, setelah baca kisahnya, dia akhirnya mau gabung main film dan baginya sebuah tantangan.
"Buat saya kerjakan film ini hal menyenangkan karena meyakinkan pemain seperti Titi Kamal yang baru pertama main film horor. Dan aslinya ini film pendek yang sudah sukses menang dalam beberapa festival film dunia tentu bukan hal mudah, meski akhirnya kita sepakat kembangkan durasi 70 ke 90 menit, di mana Riza dibantu Daeng Hadrah Ratu di bagian sutradara. Semoga semua bisa senang dengan film ini," ujar Dheeraj.
Sementara, sang pembesut Makmun, sutradara Riza Pahlevi mengaku senang film pendeknya diapresiasi jadi film panjang dan pastinya untuk membuat versi panjang tidak mudah. Di awal membuat konsep pasti akan berpikir mau panjangkan kisahnya ke depan belakang atau mengembangkan kisah baru.
"Di awal diskusi, kita berpikir membuat meski film pendek rohnya tetap ada di film panjang dan semua penonton bisa menikmati walau enggak menonton film pendeknya. Banyak hal yang saya pelajari ketika Bu Hadrah ikut membantu," kata Riza Pahlevi.
"Kita berdua seperti punya pemikiran yang sama dan sejalan ketika brainstorming apa yang dipelajari. Dia detail setiap adegan apa yang terjadi di layar, mengapa begini bikin lebih kritis cerita mau dibawa ke mana kalau di film ini dan kalau passion itu kan munculnya natural," tambahnya.
Kesuksesan film horor itu pun membuka ruang sineas lain membuat film horor berkualitas, baik dari sisi cerita maupun gambar dan kualitas akting pemainnya yang perlahan meninggalkan image film "esek-esek" yang hanya menyuguhkan sensualitas ketimbang konsep dan kemasan ceritanya. Hal itulah yang membuat rumah produksi Dee company dan MD Pictures merilis film terbarunya berjudul Makmum yang begitu melegenda.
Film versi layar lebar ini mengadaptasi film pendek Makmum yang sudah populer. Sang produser, Dheeraj Kalwani mengaku bukan hal yang mudah mengadaptasi film pendek menjadi film layar lebar dengan setting bekas rumah sakit bagi penderita paru-paru. Hal tersebut tentunya memberikan tantangan dan pengalaman tersendiri.
"Konsep cerita menambah panjang dari durasi film pendeknya, ini prosesnya seperti mengadaptasi novel atau buku. Film pendek sudah memiliki penggemar sendiri yang punya persepsi masing-masing. Tantangannya adalah tidak boleh melenceng dari cerita awal tapi harus lebih mencekam dari kisah sebelumnya dalam film pendek," kata Dheearj Kalwani saat peluncuran trailer film Makmum di Jakarta, baru-baru ini.
Dheeraj mengungkapkan bahwa dirinya sangat excited untuk menggarap film ini, karena menjadi film horor pertama bagi salah satu pemerannya, yakni Titi Kamal. Meski awalnya Titi ragu untuk menerima, setelah baca kisahnya, dia akhirnya mau gabung main film dan baginya sebuah tantangan.
"Buat saya kerjakan film ini hal menyenangkan karena meyakinkan pemain seperti Titi Kamal yang baru pertama main film horor. Dan aslinya ini film pendek yang sudah sukses menang dalam beberapa festival film dunia tentu bukan hal mudah, meski akhirnya kita sepakat kembangkan durasi 70 ke 90 menit, di mana Riza dibantu Daeng Hadrah Ratu di bagian sutradara. Semoga semua bisa senang dengan film ini," ujar Dheeraj.
Sementara, sang pembesut Makmun, sutradara Riza Pahlevi mengaku senang film pendeknya diapresiasi jadi film panjang dan pastinya untuk membuat versi panjang tidak mudah. Di awal membuat konsep pasti akan berpikir mau panjangkan kisahnya ke depan belakang atau mengembangkan kisah baru.
"Di awal diskusi, kita berpikir membuat meski film pendek rohnya tetap ada di film panjang dan semua penonton bisa menikmati walau enggak menonton film pendeknya. Banyak hal yang saya pelajari ketika Bu Hadrah ikut membantu," kata Riza Pahlevi.
"Kita berdua seperti punya pemikiran yang sama dan sejalan ketika brainstorming apa yang dipelajari. Dia detail setiap adegan apa yang terjadi di layar, mengapa begini bikin lebih kritis cerita mau dibawa ke mana kalau di film ini dan kalau passion itu kan munculnya natural," tambahnya.
(nug)