Waspada! Masalah Gigi dan Mulut Pengaruhi Kepercayaan Diri Anak
A
A
A
JAKARTA - Masalah kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kepercayaan diri anak dalam bersosialisasi, terutama di sekolah. Sayang, banyak orang tua yang belum menyadari bahwa kebutuhan anak memiliki gigi dan mulut yang sehat semakin kompleks, seiring dengan pertumbuhan buah hati.
Tidak hanya perlu terlindung dari masalah gigi berlubang akibat ragam makanan yang berpotensi merusak gigi, anak juga membutuhkan perlindungan dari noda yang menggangu warna alami gigi serta nafas yang lebih segar agar mereka dapat lebih percaya diri dalam memberikan senyuman yang terbaik kepada orang-orang di sekitarnya.
"Oleh karena itu, ibu perlu memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh agar anak dapat bersosialisasi dengan nyaman dan percaya diri, serta terhindar dari risiko yang mungkin timbul akibat kebiasaan-kebiasaan baru di sekolah, termasuk risiko kesehatan gigi dan mulut," kata pakar kesehatan gigi dan mulut, Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc saat acara Pepsodent Action 123: Perlindungan Menyeluruh untuk Senyum Sejak Hari Pertama di Jakarta, belum lama ini.
Senada dengan Drg Ratu Mirah, psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd menuturkan saat anak tidak percaya diri sejak kecil atau hingga usia 12 tahun, hal ini akan memberikan pengaruh besar dalam pembentukan kepercayaan diri anak di usia dewasa mendatang. Pasalnya, anak yang sudah sering dibully temannya perihal penampilan ketika sekolah, kemungkinan besar akan mengalami stres tiga kali lipat saat usia dewasa. (Baca juga: 8 Tips Mencuci Sayuran dan Buah dengan Benar Sebelum Dikonsumsi ).
"Buat anak SD harus bergaul. Karena disitu dia harus belajar mengenal dia, orang lain dan beradaptasi. Dia harus berkomunikasi, ngobrol dan banyak kenal. Mau ngomong kan harus buka mulut dulu, anak udah pasti kalo nggak nyaman udah pasti ragu-ragu apalagi anak-anak di usia SD itu udah mulai sensitif soal pandangan ke dia. Diajarin kebersihan dan kesehatan jadi dia pede untuk ngomong dan tersenyum," terang Rosdiana.
Tidak hanya perlu terlindung dari masalah gigi berlubang akibat ragam makanan yang berpotensi merusak gigi, anak juga membutuhkan perlindungan dari noda yang menggangu warna alami gigi serta nafas yang lebih segar agar mereka dapat lebih percaya diri dalam memberikan senyuman yang terbaik kepada orang-orang di sekitarnya.
"Oleh karena itu, ibu perlu memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh agar anak dapat bersosialisasi dengan nyaman dan percaya diri, serta terhindar dari risiko yang mungkin timbul akibat kebiasaan-kebiasaan baru di sekolah, termasuk risiko kesehatan gigi dan mulut," kata pakar kesehatan gigi dan mulut, Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc saat acara Pepsodent Action 123: Perlindungan Menyeluruh untuk Senyum Sejak Hari Pertama di Jakarta, belum lama ini.
Senada dengan Drg Ratu Mirah, psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd menuturkan saat anak tidak percaya diri sejak kecil atau hingga usia 12 tahun, hal ini akan memberikan pengaruh besar dalam pembentukan kepercayaan diri anak di usia dewasa mendatang. Pasalnya, anak yang sudah sering dibully temannya perihal penampilan ketika sekolah, kemungkinan besar akan mengalami stres tiga kali lipat saat usia dewasa. (Baca juga: 8 Tips Mencuci Sayuran dan Buah dengan Benar Sebelum Dikonsumsi ).
"Buat anak SD harus bergaul. Karena disitu dia harus belajar mengenal dia, orang lain dan beradaptasi. Dia harus berkomunikasi, ngobrol dan banyak kenal. Mau ngomong kan harus buka mulut dulu, anak udah pasti kalo nggak nyaman udah pasti ragu-ragu apalagi anak-anak di usia SD itu udah mulai sensitif soal pandangan ke dia. Diajarin kebersihan dan kesehatan jadi dia pede untuk ngomong dan tersenyum," terang Rosdiana.
(tdy)