Tarian Alya Nurshabrina Berhasil Pukau Pengunjung Art Jog

Jum'at, 26 Juli 2019 - 02:27 WIB
Tarian Alya Nurshabrina Berhasil Pukau Pengunjung Art Jog
Tarian Alya Nurshabrina Berhasil Pukau Pengunjung Art Jog
A A A
YOGYAKARTA - Rangkaian pembukaan Art Jog yang digelar di Jogja Nasional Museum (JNM), Wirobrajan, Yogyakarta, Kamis (25/7) sore, tampak sangat semarak. Para penonton dan tamu undangan yang hadir semakin terpukau saat Miss Indonesia 2018, Alya Nurshabrina tampil dalam rangkaian pembukaan tersebut.

Berkolaborasi bersama Nimas Puspaningrat dan Muslimin, Alya menghibur para penonton dengan tarian yang mereka bawakan. Dalam tarian ini, mereka bertiga harus naik dan turun tangga dari lantai satu sampai tiga museum. Mengenakan pakaian serba putih, mereka membawakan tarian bertemakan Asam, yang menceritakan tentang perjalanan hidup manusia.

Asam berati Aluamah, Supiyah, Amarah dan Mutmainah yang menjadi sifat dasar manusia dalam hidup. Dari empat dasar inilah dituangkan dalam tarian yang mengundang decak kagum penonton.

Dalam perjalanan tarian inipun menceritakan bagaimana memperluas pengetahuan dan lingkungan untuk bisa menyeimbangkan keempat sifat dasar tersebut. Apabila berhasil mengelola sifat dasar itu, manusia akan menuai sukses dan tidak akan terombang-ambing yang bisa membuat jatuh dan binasa.

"Saya senang sekali dan bahagis bisa tampil disini," tegas Alya saat ditemui usai melakukan performance.

Menurutnya, menari merupakan dunia baru bagi dirinya. Selama ini dia lebih banyak menyalurkan hobi melukis dan menjadi model. Pentas kali ini menjadi pengalaman baru. "Saya benar-benar suka dan bisa belajar seni," ungkap dara yang tengah menjalani kuliah di Swiss German University, Tangerang.

Tarian kontemporer Asam merupakan pengalaman pertama yang terlupakan buat Alya. Bagaimana dia harus berkolaborasi dengan dua seniman tari yang cukup kondang. Dari mereka pulalah Alya mendapatkan banyak hal dalam belajar menari. "Persiapan konsep sejak Januari dan Februari, dan mulai Mei kita berlatih," ujarnya.

Agar bisa tampil maksimal, Alya harus rela bolak-balik Yogyakarta-Jakarta bertemu dengan Imin dan Nimas. Performance di Yogyakarta ini juga menjadi kolaborasi mereka bertiga. Konsep koreografi oleh Imin dan keseluruhan konsep Nimas. Alya lebih banyak berperan dalam lukisan dalam kain dan puisi. "Ini kombinasi seimbang dari kami bertiga. Lukisan dan pusisi dari saya," kata dia.

Dalam kain yang dibentangkan dan dipakai untuk membungkus tubuhnya, ada beberapa lukisan spiral dengan berbagai warna yang melambangkan sigat kehidupan tadi. Spiral ini menjadi representasi perjalanan hidup dari kecil hingga besar.

Pada kesempatan yang sama, Imin, yang merupakan dancer and koreofrager, mengungkapkan jika Alya sangat serius dalam berlatih. Alya fokus dan selalu serius dalam latihan. Imin yang berasal dari Solo sampai kewalahan untuk mengimbangi latihan Alya yang datang dari Jakarta. "Semangatnya bagus dan belajarnya juga cepat," terang Imin.

Semangat dan keseriusan dari Alya inilah yang menjadikan peformance ini lebih cepat berkembang. Padahal Alya memiliki basis seni sebagai pelukis.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8029 seconds (0.1#10.140)