Travel for Change, Hibur dan Buka Wawasan Anak Berkebutuhan Khusus
A
A
A
JAKARTA - Memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli setiap tahunnya, Panorama Foundation kembali mengadakan Travel for Change. Ajang ini merupakan gerakan sosial yang mengajak anak-anak kurang beruntung untuk traveling menikmati sesuatu hal yang jarang mereka dapatkan.
Tak hanya menghibur, kegiatan ini juga dinilai dapat membuka wawasan mereka, sehingga dapat meningkatkan kreativitas anak-anak melalui jalan-jalan. Pada kesempatan ini, Panorama bekerja sama dengan Rumah Autis dan Museum MACAN. Anak-anak dari Rumah Autis Jakarta, Bogor, dan Depok diajak untuk beradu kreativitas di Museum MACAN.
Dipandu Fairuz N. Izzah, penulis buku Lessons of Friendship dan Ruben Rotty sekaligus pemenang medali perak dari ASEAN Autism Games 2019, anak-anak berkebutuhan khusus tersebut diajak untuk berkreasi dan menuangkan potensi kreativitas mereka.
Meski memiliki keterbatasan, anak-anak berkebutuhan khusus pada dasarnya memiliki ruang untuk dapat berkembang dan menjadi mandiri. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu mereka agar dapat mengoptimalkan potensinya, salah satunya adalah melalui art therapy.
"Kami melihat masih banyak anak-anak di Indonesia dipandang sebelah mata karena berbagai kekurangan mereka," kata Ketua Panorama Foundation, AB Sadewa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (30/7).
"Berbekal semangat Hari Anak Nasional, kami berkeinginan untuk mengajak publik untuk mengenal lebih dekat potensi-potensi mereka dan menyadari bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga dapat berprestasi," katanya lagi.
Tak hanya menghibur, kegiatan ini juga dinilai dapat membuka wawasan mereka, sehingga dapat meningkatkan kreativitas anak-anak melalui jalan-jalan. Pada kesempatan ini, Panorama bekerja sama dengan Rumah Autis dan Museum MACAN. Anak-anak dari Rumah Autis Jakarta, Bogor, dan Depok diajak untuk beradu kreativitas di Museum MACAN.
Dipandu Fairuz N. Izzah, penulis buku Lessons of Friendship dan Ruben Rotty sekaligus pemenang medali perak dari ASEAN Autism Games 2019, anak-anak berkebutuhan khusus tersebut diajak untuk berkreasi dan menuangkan potensi kreativitas mereka.
Meski memiliki keterbatasan, anak-anak berkebutuhan khusus pada dasarnya memiliki ruang untuk dapat berkembang dan menjadi mandiri. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu mereka agar dapat mengoptimalkan potensinya, salah satunya adalah melalui art therapy.
"Kami melihat masih banyak anak-anak di Indonesia dipandang sebelah mata karena berbagai kekurangan mereka," kata Ketua Panorama Foundation, AB Sadewa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (30/7).
"Berbekal semangat Hari Anak Nasional, kami berkeinginan untuk mengajak publik untuk mengenal lebih dekat potensi-potensi mereka dan menyadari bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga dapat berprestasi," katanya lagi.
(nug)