Penelitian Baru untuk Program Bayi Tabung

KLINIK Morula IVF Indonesia sebagai salah satu klinik bayi tabung di Indonesia terus berupaya melakukan inovasi untuk memperkenalkan teknologi terbaru.

Dalam Biennial Meeting di Bogor, beberapa waktu lalu, bertajuk “Technologyin Assisted Reproductive Technology” bagi dokter-dokter SpOG yang tergabung dalam POGI cabang Jabodetabek melakukan peningkatan pengetahuan mengenai salah satu teknologi bayi tabung yang dimiliki Morula IVF Indonesia, antara lain infertility seminar, lalu adanya pembahasan topik scientific meeting yang berisi mengenai internal meeting Morula IVF Indonesia yang merupakan kegiatan ilmiah khusus untuk seluruh staf Morula IVF Indonesia (dokter SpOG, embriolog, perawat maupun manajemen) guna membahas evaluasi clinical protocol tindakan di Morula IVF.

Klinik Morula IVF Indonesia telah menghasilkan 4.100 bayi yang telah lahir dari program bayi tabung Morula IVF Indonesia. Pada 2018 lalu terdapat 4.375 pasangan yang mengikuti program bayi tabung.

Jumlah ini berkontri busi 40% dari seluruh layanan klinik bayi tabung di seluruh Indonesia. dr Ivan Rizal Sini SpOG selaku President Director menjelaskan, Morula IVF Indonesia adalah bagian grup kesehatan BMHS yang fokus dalam pengembangan klinik bayi tabung. Morula merupakan salah satu stadium embrio (cikal bakal janin) yang merupakan stadium yang matang dengan ciri terus berkembang.

Sejak tahun 1997, grup BMHS membuka layanan Klinik Fertilitas Morula di RSIA Bunda Jakarta yang saat ini berganti nama menjadi Morula IVF Jakarta. Tahun 2012 didirikanlah Morula IVF Indonesia sebagai langkah BMHS dalam mengembangkan layanan bayi tabung lebih cepat lagi di seluruh Indonesia.

Saat ini Morula memiliki 10 klinik bayi tabung di Indo - nesia, antara lain Morula IVF Jakarta, Morula IVF Padang, Klinik Morula IVF Margonda, Morula IVF Surabaya, Klinik Morula IVF Melinda Bandung, Klinik Morula IVF Pontianak, Morula IVF Makassar, dan Morula IVF Tangerang.

Dengan adanya teknologi terbaru di Morula IVF Indonesia, tentu membantu para dokter kandungan untuk mengetahui dan menentukan apakah ada kelainan kromosom pada embrio pasien yang ditanamkan sehingga dapat meningkatkan prestasi keberhasilan kehamilan. (Mg1)