Kreasi Lebih Wah, Grand Carnival JFC 2019 Lebih Memukau
A
A
A
JEMBER - Jember Fashion Carnival (JFC) 2019 mencapai puncaknya, Minggu (4/8/2019). Kreasi kostum yang ditampilkan peserta lebih beragam. Lebih unik dan wah. Sehingga, memukau pengunjung di sepanjang rute yang dilewati. Tak jarang penonton bertepuk tangan saat peserta tampil atraktif apalagi ditambah kostum yang tak biasa.
Grand Carnival JFC 2019 jauh lebih meriah dibanding hari sebelumnya. Pengunjungnya padat. Baik di barisan VIP maupun di luar pagar pembatas. Estimasi, belasan ribu penonton tumpah di area JFC 2019 baik dari warga lokal maupun pendatang.
Grand carnival memang istimewa. Delapan defile suku bangsa ditampilkan secara utuh dan lebih komplet. Ada Aztec dari Meksiko, Mongol dari Mongolia, Zulu dari Afrika Selatan, Viking dari Norwegia, Karen dari Thailand, Polynesia, serta Indonesia yang diwakili Suku Minahasa dari Sulawesi Utara dan Hudoq dari Kalimantan Timur.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan, pemerintah sangat berterimakasih pada Dynan Fariz selaku penggagas JFC. Meskipun yang bersangkutan sudah berpulang, ia memastikan karnaval tingkat internasional ini akan terus dilaksanakan sebagai event tahunan.
"Satu tahun yang lalu, Dynan sudah membuat video yang diunggah ke YouTube. Beliau berpesan, ada atau tidak adanya dirinya, JFC harus tetap jalan dan jadi kebanggaan Indonesia. Dengan JFC, Indonesian layak bersaing dengan karnaval dunia," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah daerah dan pusat telah sepakat untuk menjaga event yang diwariskan Dynan tersebut. Saat ini, JFC bahkan masuk 10 besar CoE Kemenpar 2019, dan menjadi karnaval terbaik di Indonesia. Ia berharap, prestasi ini nantinya juga menular ke daerah-daerah lain di Tanah Air.
"Sesuai dengan hasil perbincangan salah satu kurator CoE Taufik Raden dengan almarhum Dynan Fariz sebelum meninggal, beliau berkeinginan agar JFC 2020 mengangkat tema khayangan yang menampilkan semacam dewa-dewi. Mudah-mudahan itu bisa direalisasikan tahun depan," ungkapnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menjelaskan, JFC 2019 digelar dengan sejumlah rangkaian acara. Pets Carnival, Kids dan Artwear Carnival, Wonderful Archipelago Carnival Indonesia dan puncaknya Grand Carnival yang juga diramaikan dengan busana-busana dari desainer kondang Anne Avantie. Termasuk penampilan spesial Cinta Laura Kiehl.
"Acara puncak akan diisi dengan menampilkan defile suku bangsa di dunia yang akan memenuhi catwalk sepanjang 3,6 kilometer. Penonton bisa menikmati kostum-kostum yang tak biasa dengan corak dan warna yang menarik," tegasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku sangat mengapresiasi penyelenggaraan JFC yang semakin memperkuat posisi Jember sebagai kota karnaval terbaik di Indonesia. Karnaval yang mendapat penghargaan internasional ini juga menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jember yang tahun lalu dikunjungi sekitar 1,1 juta wisatawan.
“JFC menjadi bukti bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain di dunia. Terbukti, kita bisa menyajikan karnaval dengan kemasan istimewa. Kita berharap gelaran ini bisa semakin mendongkrak kunjungan wisman ke Indonesia, khususnya ke Jember, Jawa Timur," tandasnya.
Grand Carnival JFC 2019 jauh lebih meriah dibanding hari sebelumnya. Pengunjungnya padat. Baik di barisan VIP maupun di luar pagar pembatas. Estimasi, belasan ribu penonton tumpah di area JFC 2019 baik dari warga lokal maupun pendatang.
Grand carnival memang istimewa. Delapan defile suku bangsa ditampilkan secara utuh dan lebih komplet. Ada Aztec dari Meksiko, Mongol dari Mongolia, Zulu dari Afrika Selatan, Viking dari Norwegia, Karen dari Thailand, Polynesia, serta Indonesia yang diwakili Suku Minahasa dari Sulawesi Utara dan Hudoq dari Kalimantan Timur.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan, pemerintah sangat berterimakasih pada Dynan Fariz selaku penggagas JFC. Meskipun yang bersangkutan sudah berpulang, ia memastikan karnaval tingkat internasional ini akan terus dilaksanakan sebagai event tahunan.
"Satu tahun yang lalu, Dynan sudah membuat video yang diunggah ke YouTube. Beliau berpesan, ada atau tidak adanya dirinya, JFC harus tetap jalan dan jadi kebanggaan Indonesia. Dengan JFC, Indonesian layak bersaing dengan karnaval dunia," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah daerah dan pusat telah sepakat untuk menjaga event yang diwariskan Dynan tersebut. Saat ini, JFC bahkan masuk 10 besar CoE Kemenpar 2019, dan menjadi karnaval terbaik di Indonesia. Ia berharap, prestasi ini nantinya juga menular ke daerah-daerah lain di Tanah Air.
"Sesuai dengan hasil perbincangan salah satu kurator CoE Taufik Raden dengan almarhum Dynan Fariz sebelum meninggal, beliau berkeinginan agar JFC 2020 mengangkat tema khayangan yang menampilkan semacam dewa-dewi. Mudah-mudahan itu bisa direalisasikan tahun depan," ungkapnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menjelaskan, JFC 2019 digelar dengan sejumlah rangkaian acara. Pets Carnival, Kids dan Artwear Carnival, Wonderful Archipelago Carnival Indonesia dan puncaknya Grand Carnival yang juga diramaikan dengan busana-busana dari desainer kondang Anne Avantie. Termasuk penampilan spesial Cinta Laura Kiehl.
"Acara puncak akan diisi dengan menampilkan defile suku bangsa di dunia yang akan memenuhi catwalk sepanjang 3,6 kilometer. Penonton bisa menikmati kostum-kostum yang tak biasa dengan corak dan warna yang menarik," tegasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku sangat mengapresiasi penyelenggaraan JFC yang semakin memperkuat posisi Jember sebagai kota karnaval terbaik di Indonesia. Karnaval yang mendapat penghargaan internasional ini juga menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jember yang tahun lalu dikunjungi sekitar 1,1 juta wisatawan.
“JFC menjadi bukti bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain di dunia. Terbukti, kita bisa menyajikan karnaval dengan kemasan istimewa. Kita berharap gelaran ini bisa semakin mendongkrak kunjungan wisman ke Indonesia, khususnya ke Jember, Jawa Timur," tandasnya.
(alf)