Kopi Flores Bikin Wisman Rusia Penasaran Labuan Bajo
A
A
A
RUSIA - Diplomasi kopi yang dimainkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sukses mencuri perhatian di Paviliun Kemenpar pada Festival Wonderful Indonesia (FWI) 2019 di Rusia, Sabtu (3/8/2019). Para pengunjung asal Rusia langsung terbius oleh rasa kopi yang sangat nikmat. Tak ayal, kopi Indonesia pun laris manis di Paviliun Kemenpar yang tepat ada di depan panggung utama di Krasnaya Presnya Park, Rusia.
Menempati paviliun yang strategis, Stand kopi Indonesia nyaris tak pernah sepi. Warga Rusia banyak yang singgah dan ikut pesan kopi. Terkadang, antrean bahkan sampai mengular.
"Ini suka banget orang Rusia. Rasanya pas. Sudah gitu bikin mereka penasaran dengan Labuan Bajo. Karena banyak banget yang menanyakan juga pulau Komodo. Sepanjang minta ngopi, saya selalu ditanya bagaimana itu Komodo, bagaimana itu Flores. Sungguh luar biasa nama Pulau Komodo di Rusia,"kata Deryl Juniar, Barista yang diboyong Kemenpar ke Rusia.
Karakter kopi Flores bajawa yang khas adalah perpaduan aroma nutty dan tembakaunya. Body-nya tebal dengan acidity yang seimbang menciptakan kenikmatan tersendiri. Keunikan cita rasa ini juga dipengaruhi oleh cara budidaya yang organik dan ditanam di tanah yang mengandung abu Gunung berapi. Pantas saja jika wisatawan Rusia begitu tertarik. Belum lagi bumbu eksotisnya Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Hal ini semakin membuat para pengunjung Rusia begitu antusias.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya, Kemenpar sengaja terus melibatkan diplomasi kopi. Karena saat ini kopi telah menjadi gaya hidup tersendiri bagi masyarakat di berbagai belahan dunia dengan cara dan budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, menurut dia, diplomasi kopi ini sangat tepat agar kopi menjadi brand tersendiri yang mengingatkan masyarakat dunia tentang Indonesia.
"Dan ini terbukti, kopi Flores jadi favorit di FWI Rusia. Mereka pun semakin antusias menggali informasi tentang Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Ini tentu keuntungan bagi kita. Karena juga Labuan Bajo merupakan satu dari empat Destinasi Super Prioritas yang kini tengah digenjot pengembangannya oleh bapak Presiden. Untuk jawabannya, kami juga sudah mempersiapkan semua keterangan dan brosur yang terkait dengan Labuan Bajo di Paviliun kami," papar Nia yang diamini Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Regional IV (Eropa) Agustini Rahayu.
Selain kopi Flores Bajawa, Kemenpar pun memboyong juga beragam kopi Indonesia lainnya. Dari mulai kopi Toraja, kopi kerinci, hingga kopi Kintamani. Kemenpar pun menghadirkan wedang uwuh dan wedang adas untuk melengkapi suasana.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Indonesia sedang menuju destinasi wisata kuliner terfavorit di dunia yang berdaya saing tinggi. Melalui upaya-upaya yang terus dilakukan termasuk promosi ke luar negeri dan di dalam negeri. Hal ini sebagai upaya meningkatkan rasa cinta dan minat masyarakat terhadap kuliner tradisional nusantara termasuk juga untuk nikmatnya kopi Indonesia. Apalagi kopi-kopi Indonesia saat ini menjadi primadona dibanyak negara di dunia.
“Saat ini wisata kuliner bukan fenomena sesaat namun telah menjadi daya tarik dan tujuan utama berwisata ke suatu destinasi. Oleh karena itu wisata kuliner mampu menjadi unsur utama yang berfungsi sebagai perekat terhadap rangkaian berwisata, mengingat kepariwisataan merupakan sektor yang multi-atribut dan prospektif sebagai pintu gerbang sekaligus citra pariwisata Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar menambahkan, kopi sebagai salah satu bagian dari minuman andalan Indonesia untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Selain itu, sektor kuliner memberikan lapangan kerja. Dari 11 juta tenaga kerja yang berkecimpung di sektor pariwisata, 30 persen di antaranya bekerja di bidang kuliner atau restoran.Dia mencontohkan salah satu keberhasilan strategi pemasaran kuliner dari negara tetangga, seperti Thailand dan Cina, yang telah mendunia.
”Kopi itu sudah menjadi identitas bangsa. Dalam setiap kegiatan pameran ataupun promosi di luar negeri, kopi tidak pernah ketinggalan. Dan kopi Indonesia adalah yang selalu menarik masyarakat luar. Itu karena kopi Indonesia memang punya kualitas yang tidak dimiliki negara lain. Karakternya, rasanya, kepekatannya, aromanya, semuanya ada di kopi Indonesia,” tutup Menpar Arief Yahya.
Menempati paviliun yang strategis, Stand kopi Indonesia nyaris tak pernah sepi. Warga Rusia banyak yang singgah dan ikut pesan kopi. Terkadang, antrean bahkan sampai mengular.
"Ini suka banget orang Rusia. Rasanya pas. Sudah gitu bikin mereka penasaran dengan Labuan Bajo. Karena banyak banget yang menanyakan juga pulau Komodo. Sepanjang minta ngopi, saya selalu ditanya bagaimana itu Komodo, bagaimana itu Flores. Sungguh luar biasa nama Pulau Komodo di Rusia,"kata Deryl Juniar, Barista yang diboyong Kemenpar ke Rusia.
Karakter kopi Flores bajawa yang khas adalah perpaduan aroma nutty dan tembakaunya. Body-nya tebal dengan acidity yang seimbang menciptakan kenikmatan tersendiri. Keunikan cita rasa ini juga dipengaruhi oleh cara budidaya yang organik dan ditanam di tanah yang mengandung abu Gunung berapi. Pantas saja jika wisatawan Rusia begitu tertarik. Belum lagi bumbu eksotisnya Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Hal ini semakin membuat para pengunjung Rusia begitu antusias.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya, Kemenpar sengaja terus melibatkan diplomasi kopi. Karena saat ini kopi telah menjadi gaya hidup tersendiri bagi masyarakat di berbagai belahan dunia dengan cara dan budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, menurut dia, diplomasi kopi ini sangat tepat agar kopi menjadi brand tersendiri yang mengingatkan masyarakat dunia tentang Indonesia.
"Dan ini terbukti, kopi Flores jadi favorit di FWI Rusia. Mereka pun semakin antusias menggali informasi tentang Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Ini tentu keuntungan bagi kita. Karena juga Labuan Bajo merupakan satu dari empat Destinasi Super Prioritas yang kini tengah digenjot pengembangannya oleh bapak Presiden. Untuk jawabannya, kami juga sudah mempersiapkan semua keterangan dan brosur yang terkait dengan Labuan Bajo di Paviliun kami," papar Nia yang diamini Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Regional IV (Eropa) Agustini Rahayu.
Selain kopi Flores Bajawa, Kemenpar pun memboyong juga beragam kopi Indonesia lainnya. Dari mulai kopi Toraja, kopi kerinci, hingga kopi Kintamani. Kemenpar pun menghadirkan wedang uwuh dan wedang adas untuk melengkapi suasana.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Indonesia sedang menuju destinasi wisata kuliner terfavorit di dunia yang berdaya saing tinggi. Melalui upaya-upaya yang terus dilakukan termasuk promosi ke luar negeri dan di dalam negeri. Hal ini sebagai upaya meningkatkan rasa cinta dan minat masyarakat terhadap kuliner tradisional nusantara termasuk juga untuk nikmatnya kopi Indonesia. Apalagi kopi-kopi Indonesia saat ini menjadi primadona dibanyak negara di dunia.
“Saat ini wisata kuliner bukan fenomena sesaat namun telah menjadi daya tarik dan tujuan utama berwisata ke suatu destinasi. Oleh karena itu wisata kuliner mampu menjadi unsur utama yang berfungsi sebagai perekat terhadap rangkaian berwisata, mengingat kepariwisataan merupakan sektor yang multi-atribut dan prospektif sebagai pintu gerbang sekaligus citra pariwisata Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar menambahkan, kopi sebagai salah satu bagian dari minuman andalan Indonesia untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Selain itu, sektor kuliner memberikan lapangan kerja. Dari 11 juta tenaga kerja yang berkecimpung di sektor pariwisata, 30 persen di antaranya bekerja di bidang kuliner atau restoran.Dia mencontohkan salah satu keberhasilan strategi pemasaran kuliner dari negara tetangga, seperti Thailand dan Cina, yang telah mendunia.
”Kopi itu sudah menjadi identitas bangsa. Dalam setiap kegiatan pameran ataupun promosi di luar negeri, kopi tidak pernah ketinggalan. Dan kopi Indonesia adalah yang selalu menarik masyarakat luar. Itu karena kopi Indonesia memang punya kualitas yang tidak dimiliki negara lain. Karakternya, rasanya, kepekatannya, aromanya, semuanya ada di kopi Indonesia,” tutup Menpar Arief Yahya.
(akn)