Pelayanan Posyandu Sasar Remaja dan Lansia
A
A
A
JAKARTA - Umumnya, Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu (Posyandu) menyasar pada kalangan balita. Namun, Pemprov NTB melakukan revitalisasi Posyandu dengan membentuk program unggulan kesehatan yang menyesar, tidak saja pada anak-anak, juga remaja dan lansia.
Apa yang dilakukan ini dalam upaya mengoptimalkan fungsi dan strata Posyandu guna meningkatkan fungsi mandiri posyandu menjadi posyandu keluarga yang melayani semua anggota keluarga.
“Jadi ada posyandu remaja, posbindu, dan posyandu lansia, serta deteksi dini berbagai persoalan sosial sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat berbasis dusun” kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalillah dalam membahas Program Unggulan Kesehatan Pemprov NTB bersama Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Direktorat Jendral Kesehatan Kirana Pritasari.
“Jika posyandu pada saat ini hanya untuk melakukan pemerikasaan ibu dan anak saja, revitalisasi posyandu ini tidak hanya fokus pada pemeriksaan ibu dan anak, tapi juga akan fokus pada Sumber Daya Manusia (SDM), Kelembagaan, Sarpras, SIM dan Konvergensi sehingga nantinya akan menciptakan ketahanan keluarga dan kesejahteraan social,” tambah Sitti.
Revitalisasi Posyandu akan memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai NTB sesuai dengan Jenis posyandunya. Artinya, Posyandu itu tidak hanya untuk kesehatan, juga ada edukasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada di NTB, seperti Posyandu KIA akan ada Binaan Keluarga Batita (BKB), kelas stunting, kelas ibu hamil.
“Ini berbeda dengan Posyandu Remaja nanti akan membahas bahaya narkoba, buruh migran illegal begitu pula dengan Posyandu Lansia yang membahas mengenai Pelayanan Kesehatan dan Deteksi Dini, dan berbeda pula dengan Posbindu yang akan membahas Zero Waste, kebencanaan, lingkungan hidup dan hal tersebut akan disampaikan oleh kader-kader yang berkompeten di bidangnya” jelas Sitti.
“Dengan adanya Revitalisasi Posyandu ini, kita ingin posyandu yang kita miliki menjadi ujung tombak penyelesaian masalah kesehatan dan sosial dari hulu, bukan dari hilir saja. Jadi, nanti kita akan bentuk posyandu tidak hanya untuk balita saja, namun juga untuk remaja dan lansia jadi nanti ada Lansia KIA. Posyandu tersebut akan menjadi satu kesatuan yang nantinya akan menjadi Posyandu Keluarga” sambung Sitti.
Targetnya, tahun ini sudah ada sekitar 400 posyandu mandiri dan 200 posyandu keluarga dan pada 2023 seluruh sudah menjadi posyandu keluarga.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek mengapresiasi kinerja Pemprov NTB untuk mengembangkan program-program yang menjadi unggulan.
“Saya mengapresiasi kinerja dari Gubernur, Wakil Gubernur dan seluruh jajaran Pemprov NTB yang focus untuk mensejahterakan masyrakatnya dari segala aspek terutama kesehatan, karena tidak banyak pemprov yang membuat program Revitalisasi Posyandu yang tidak hanya fokus pada ibu dan anak saja namun juga memikirkan untuk remaja dan lansia” Jelas Nila.
Foto Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah saat menjelaskan program unggulan kesehatan kepada Menkes Nila Djuwita F. Moeloek di Gedung Kemekes, belum lama ini.
Apa yang dilakukan ini dalam upaya mengoptimalkan fungsi dan strata Posyandu guna meningkatkan fungsi mandiri posyandu menjadi posyandu keluarga yang melayani semua anggota keluarga.
“Jadi ada posyandu remaja, posbindu, dan posyandu lansia, serta deteksi dini berbagai persoalan sosial sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat berbasis dusun” kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalillah dalam membahas Program Unggulan Kesehatan Pemprov NTB bersama Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Direktorat Jendral Kesehatan Kirana Pritasari.
“Jika posyandu pada saat ini hanya untuk melakukan pemerikasaan ibu dan anak saja, revitalisasi posyandu ini tidak hanya fokus pada pemeriksaan ibu dan anak, tapi juga akan fokus pada Sumber Daya Manusia (SDM), Kelembagaan, Sarpras, SIM dan Konvergensi sehingga nantinya akan menciptakan ketahanan keluarga dan kesejahteraan social,” tambah Sitti.
Revitalisasi Posyandu akan memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai NTB sesuai dengan Jenis posyandunya. Artinya, Posyandu itu tidak hanya untuk kesehatan, juga ada edukasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada di NTB, seperti Posyandu KIA akan ada Binaan Keluarga Batita (BKB), kelas stunting, kelas ibu hamil.
“Ini berbeda dengan Posyandu Remaja nanti akan membahas bahaya narkoba, buruh migran illegal begitu pula dengan Posyandu Lansia yang membahas mengenai Pelayanan Kesehatan dan Deteksi Dini, dan berbeda pula dengan Posbindu yang akan membahas Zero Waste, kebencanaan, lingkungan hidup dan hal tersebut akan disampaikan oleh kader-kader yang berkompeten di bidangnya” jelas Sitti.
“Dengan adanya Revitalisasi Posyandu ini, kita ingin posyandu yang kita miliki menjadi ujung tombak penyelesaian masalah kesehatan dan sosial dari hulu, bukan dari hilir saja. Jadi, nanti kita akan bentuk posyandu tidak hanya untuk balita saja, namun juga untuk remaja dan lansia jadi nanti ada Lansia KIA. Posyandu tersebut akan menjadi satu kesatuan yang nantinya akan menjadi Posyandu Keluarga” sambung Sitti.
Targetnya, tahun ini sudah ada sekitar 400 posyandu mandiri dan 200 posyandu keluarga dan pada 2023 seluruh sudah menjadi posyandu keluarga.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek mengapresiasi kinerja Pemprov NTB untuk mengembangkan program-program yang menjadi unggulan.
“Saya mengapresiasi kinerja dari Gubernur, Wakil Gubernur dan seluruh jajaran Pemprov NTB yang focus untuk mensejahterakan masyrakatnya dari segala aspek terutama kesehatan, karena tidak banyak pemprov yang membuat program Revitalisasi Posyandu yang tidak hanya fokus pada ibu dan anak saja namun juga memikirkan untuk remaja dan lansia” Jelas Nila.
Foto Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalillah saat menjelaskan program unggulan kesehatan kepada Menkes Nila Djuwita F. Moeloek di Gedung Kemekes, belum lama ini.
(tdy)