Menteri Yohana dan Deputi Kemenpar Hadiri Festival Lembah Baliem 2019
A
A
A
JAKARTA - Festival Lembah Baliem (FLB) 2019, 7-10 Agustus adalah daya tarik buat siapa saja baik wisatawan mancanegara maupun nusantara. Bahkan, Menteri Pembedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise sudah menyatakan diri untuk hadir.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, kehadiran Menteri Yohana akan membuat Festival Budaya Lembah Baliem semakin berwarna.
"Hadirnya Ibu Menteri Yohana menandakan Festival Lembah Baliem menjadi sebuah sajian atraksi yang akan menarik. Di satu sisi gaung festival juga semakin bergema karena kehadiran beliau. Ibu Menteri Yohana bakal menjadi endorser yang luar biasa untuk Festival Budaya Lembah Baliem 2019," kata Menpar Arief, Senin (5/8/2019).
Selain Menteri Yohana, festival juga akan dihadiri Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani. Wanita yang akrab disapa Kiki itu mengatakan, Festival Lembah Baliem adalah sebuah festival yang wajib dikunjungi. Eksistensinya sudah tidak diragukan. Festival ini telah dilaksanakan selama 30 tahun lamanya bahkan menjadi festival tertua di Papua.
"Kalau bicara mengenai atraksi wisata, FLB sudah pasti menjadi top of mind para traveller dunia. Karena kebesara budaya Papua tertuang jelas dalam festival ini. Ini dibuktikan dengan telah berjalannya festival ini selama 30 tahun lamanya. Ini tentu luar biasa," papar Rizki yang didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ricky Fauziyani.
Bagi Deputi Kiki, FLB akan selalu spesial. Tahun ini deratan atraksinya begitu kaya. Rangkaiannya ada karnaval budaya nusantara. Selain itu akan ada kegiatan paralayang, pasar festival night market hingga pertunjukan parade tarian kolosal yang dibawakan oleh 500 penari. Tarian ini berkisah tentang peradaban Suku Dani sebagai Warisan Dunia.
Kemeriahan tak berhenti disitu saja, akan ada pemecahan rekor pembuatan Noken Raksasa (tas khas masyrakat Papua) setinggi 30 meter yang akan masuk di rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Dimana pemecahan rekor ini merupakan pemecahan rekor MURI kedua setelah tahun kemarin ada pemecahan Rekor MURI yakni tombak perang terbanyak dan terbesar.
"Kita juga sudah berkoordinasi dengan daerah untuk memastikan akses yang mudah. Penambahan penerbangan akan diberlakukan jik memang perlu. Amenitasnya juga sudah cukup, jadi wisatawan akan semakin mudah mencari penginapan di Wamena selama acara berlangsung," katanya.
Sementara itu Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty pun mengajak wisatawan untuk menyaksikan FLB 2019. Festival ini menjadi garansi besar kekuatan budaya Tanah Mutiara Hitam. Akan ada 40 distrik dengan seribu lebih partisipan yang siap beraksi pada festival ini. Lokasi perhelatannya pun di set lebih dekat. Sehingga wisatawan tak perlu tepot menuju lokasi acara.
"Kalau ke Papua belum berkunjung dan menyaksikan FLB di Wamena itu bagai makan nasi tanpa garam. Rasanya hambar. Rugi kalau tidak datang melihat masyarakat asli sana, seperti Suku Dani yang terkenal," kata Esthy.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, kehadiran Menteri Yohana akan membuat Festival Budaya Lembah Baliem semakin berwarna.
"Hadirnya Ibu Menteri Yohana menandakan Festival Lembah Baliem menjadi sebuah sajian atraksi yang akan menarik. Di satu sisi gaung festival juga semakin bergema karena kehadiran beliau. Ibu Menteri Yohana bakal menjadi endorser yang luar biasa untuk Festival Budaya Lembah Baliem 2019," kata Menpar Arief, Senin (5/8/2019).
Selain Menteri Yohana, festival juga akan dihadiri Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani. Wanita yang akrab disapa Kiki itu mengatakan, Festival Lembah Baliem adalah sebuah festival yang wajib dikunjungi. Eksistensinya sudah tidak diragukan. Festival ini telah dilaksanakan selama 30 tahun lamanya bahkan menjadi festival tertua di Papua.
"Kalau bicara mengenai atraksi wisata, FLB sudah pasti menjadi top of mind para traveller dunia. Karena kebesara budaya Papua tertuang jelas dalam festival ini. Ini dibuktikan dengan telah berjalannya festival ini selama 30 tahun lamanya. Ini tentu luar biasa," papar Rizki yang didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ricky Fauziyani.
Bagi Deputi Kiki, FLB akan selalu spesial. Tahun ini deratan atraksinya begitu kaya. Rangkaiannya ada karnaval budaya nusantara. Selain itu akan ada kegiatan paralayang, pasar festival night market hingga pertunjukan parade tarian kolosal yang dibawakan oleh 500 penari. Tarian ini berkisah tentang peradaban Suku Dani sebagai Warisan Dunia.
Kemeriahan tak berhenti disitu saja, akan ada pemecahan rekor pembuatan Noken Raksasa (tas khas masyrakat Papua) setinggi 30 meter yang akan masuk di rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Dimana pemecahan rekor ini merupakan pemecahan rekor MURI kedua setelah tahun kemarin ada pemecahan Rekor MURI yakni tombak perang terbanyak dan terbesar.
"Kita juga sudah berkoordinasi dengan daerah untuk memastikan akses yang mudah. Penambahan penerbangan akan diberlakukan jik memang perlu. Amenitasnya juga sudah cukup, jadi wisatawan akan semakin mudah mencari penginapan di Wamena selama acara berlangsung," katanya.
Sementara itu Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty pun mengajak wisatawan untuk menyaksikan FLB 2019. Festival ini menjadi garansi besar kekuatan budaya Tanah Mutiara Hitam. Akan ada 40 distrik dengan seribu lebih partisipan yang siap beraksi pada festival ini. Lokasi perhelatannya pun di set lebih dekat. Sehingga wisatawan tak perlu tepot menuju lokasi acara.
"Kalau ke Papua belum berkunjung dan menyaksikan FLB di Wamena itu bagai makan nasi tanpa garam. Rasanya hambar. Rugi kalau tidak datang melihat masyarakat asli sana, seperti Suku Dani yang terkenal," kata Esthy.
(alf)