Keren, Gala Dinner FBLB Dibalut Fashion Show Berbahan Noken
A
A
A
WAMENA - Momen sehari menyongsong Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) 2019, dimanfaatkan Pemkab Jayawijaya untuk menyambut para tamu undangan dalam sebuah Gala Dinner, Selasa (6/8/2019). Acara yang berlangsung di Gedung Aithousa Bethelem, Wamena, ini sekaligus untuk memperkenalkan kuliner khas daerah setempat. Serta menampilkan tarian budaya dan fashion show dengan pakaian berbahan Noken.
Pada Gala Dinner ini, tamu undangan bisa menikmati sajian kuliner tradisional Wamena. Seperti keladi, ubi ungu, kukus belanga, daun bingga, dan buah merah.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengatakan, FBLB adalah festival tertua di tanah Papua. Kegiatan ini secara terus menerus memberikan perhatian kepada pelestarian seni budaya lokal, khususnya di Kabupaten Jayawijaya. FBLB 2019 juga dilaksanakan dalam rangka menyambut HUT RI ke-74 yang dirangkai dengan berbagai kegiatan. Baik festival seni budaya, parade budaya maupun upacara bendera pada tanggal 17 Agustus mendatang.
"Festival Budaya Lembah Baliem sudah memasuki tahun ke-30. Dalam kegiatannya, akan dihadirkan cerita tentang kehidupan masyarakat Jayawijaya di masa lampau. Khususnya saat perang suku yang disebabkan masalah-masalah sosial antara anggota masyarakat," ujarnya.
Kehadiran FBLB secara perlahan telah membentuk pola pikir dan pola tindak masyarakat pribumi, untuk hidup dalam kehidupan sosial saat ini. Masyarakat semakin beradab dan berusaha meninggalkan budaya perang suku karena memiliki dampat buruk terhadap kehidupan sosial.
"Untuk tetap dapat menjaga nilai-nilai kebudayaan tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Jayawijaya menyelenggarakan Festival Budaya Lembah Baliem setiap tahun. Tujuannya, agar generasi muda dapat menjadikan event ini sebagai wahana belajar seni budaya di tanah Papua," bebernya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, FBLB 2019 akan berlangsung tanggal 7-10 Agustus. Saat ini, festival tersebut telah menjadi ikon pariwisata Papua di mata dunia. Beragam pertunjukan yang ditampilkan dijamin akan membuat wisatawan terpukau, sekaligus terhibur dengan kekuatan seni budaya yang mengakar kuat di tengah masyarakat.
"Pada FBLB 2019, wisatawan bisa menikmati atraksi kolosal perang-perangan, tari-tarian tradisional, dan seni merias tubuh dengan aksesoris. Ada pula pertunjukan alat musik tradisional seperti pikon dan witawo, atraksi memasak tradisional yakni bakar batu, dan lain-lain," urainya.
Selain atraksi pertempuran antarsuku, puncak FBLB 2019 juga akan dimeriahkan dengan pesta babi yang dimasak di bawah tanah, diiringi musik dan tarian tradisional khas Papua. Seperti tahun sebelumnya, FBLB 2019 diprediksi bakal menyedot banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Indonesia memang kaya dengan seni budaya. Sebab, negara ini didiami banyak sekali etnis atau suku bangsa. Khusus Papua, sejak dulu sangat menarik karena memiliki tradisi unik yang tidak ditemukan di daerah lain. Keindahan alam Papua juga masih terjaga, sehingga banyak wisman yang berkunjung ke sini.
"Atraksi budaya selalu menarik untuk disimak. Bahkan, budaya menjadi salah satu magnet terkuat dalam mendatangkan wisatawan ke Indonesia. Melalui festival semacam ini, kita bisa belajar banyak tentang seni budaya nusantara," ungkapnya.
Pada Gala Dinner ini, tamu undangan bisa menikmati sajian kuliner tradisional Wamena. Seperti keladi, ubi ungu, kukus belanga, daun bingga, dan buah merah.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengatakan, FBLB adalah festival tertua di tanah Papua. Kegiatan ini secara terus menerus memberikan perhatian kepada pelestarian seni budaya lokal, khususnya di Kabupaten Jayawijaya. FBLB 2019 juga dilaksanakan dalam rangka menyambut HUT RI ke-74 yang dirangkai dengan berbagai kegiatan. Baik festival seni budaya, parade budaya maupun upacara bendera pada tanggal 17 Agustus mendatang.
"Festival Budaya Lembah Baliem sudah memasuki tahun ke-30. Dalam kegiatannya, akan dihadirkan cerita tentang kehidupan masyarakat Jayawijaya di masa lampau. Khususnya saat perang suku yang disebabkan masalah-masalah sosial antara anggota masyarakat," ujarnya.
Kehadiran FBLB secara perlahan telah membentuk pola pikir dan pola tindak masyarakat pribumi, untuk hidup dalam kehidupan sosial saat ini. Masyarakat semakin beradab dan berusaha meninggalkan budaya perang suku karena memiliki dampat buruk terhadap kehidupan sosial.
"Untuk tetap dapat menjaga nilai-nilai kebudayaan tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Jayawijaya menyelenggarakan Festival Budaya Lembah Baliem setiap tahun. Tujuannya, agar generasi muda dapat menjadikan event ini sebagai wahana belajar seni budaya di tanah Papua," bebernya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, FBLB 2019 akan berlangsung tanggal 7-10 Agustus. Saat ini, festival tersebut telah menjadi ikon pariwisata Papua di mata dunia. Beragam pertunjukan yang ditampilkan dijamin akan membuat wisatawan terpukau, sekaligus terhibur dengan kekuatan seni budaya yang mengakar kuat di tengah masyarakat.
"Pada FBLB 2019, wisatawan bisa menikmati atraksi kolosal perang-perangan, tari-tarian tradisional, dan seni merias tubuh dengan aksesoris. Ada pula pertunjukan alat musik tradisional seperti pikon dan witawo, atraksi memasak tradisional yakni bakar batu, dan lain-lain," urainya.
Selain atraksi pertempuran antarsuku, puncak FBLB 2019 juga akan dimeriahkan dengan pesta babi yang dimasak di bawah tanah, diiringi musik dan tarian tradisional khas Papua. Seperti tahun sebelumnya, FBLB 2019 diprediksi bakal menyedot banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Indonesia memang kaya dengan seni budaya. Sebab, negara ini didiami banyak sekali etnis atau suku bangsa. Khusus Papua, sejak dulu sangat menarik karena memiliki tradisi unik yang tidak ditemukan di daerah lain. Keindahan alam Papua juga masih terjaga, sehingga banyak wisman yang berkunjung ke sini.
"Atraksi budaya selalu menarik untuk disimak. Bahkan, budaya menjadi salah satu magnet terkuat dalam mendatangkan wisatawan ke Indonesia. Melalui festival semacam ini, kita bisa belajar banyak tentang seni budaya nusantara," ungkapnya.
(akn)