Oksitosin Bantu Cegah Kematian Ibu dan Bayi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek mengatakan Air Susu Ibu (ASI) bisa mencegah kematian pada ibu dan bayi. Dengan menyusui, banyak hormon yang dikeluarkan, salah satunya oksitosin.
''Masa menyusui ini, oksitosin mengembalikan fungsi organ-organ kita setelah melahirkan, termasuk peranakan kita dikontraksikan sehingga kembali normal. Kalau tidak, bisa terjadi perdarahan,'' kata Nila.
Selain itu, hormon oksitosin memberikan perasaan bahagia saat menyusui bayi dan ASI bertambah lancar. Menkes juga menekankan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali keluar sebelum ASI.
''Kolustrum ini menyebabkan anak menjadi kuat dan tahan terhadap penyakit. Pemberian ASI Eksklusif juga perlu dilakukan hingga usia dua tahun, serta pemberian makanan pendamping,'' ujar Menkes.
Pemberian makanan pendamping ASI tidak boleh sembarangan, tidak boleh dicampurkan gula atau garam. Hal tersebut akan memicu diabetes dan hipertensi. Jangan pula dicampur dengan makanan yang belum layak dimakan bayi karena memicu penyakit berbahaya lainnya.
Peran ayah sangat penting dalam memberikan ASI, yaitu dengan memberikan pehatian pada ibu. Ibu menyusui akan bahagia dan dapat memiliki ASI dalam jumlah banyak. Menkes juga mengimbau kepada para ibu untuk tidak sembarangan memberikan susu formula.
''Susu formula itu adalah benda mati, tapi ASI benda hidup yang didalamnya (kandungannya) sangat baik untuk pertumbuhan bayi sehingga dapat mencegah kematian bayi,'' ucap Menkes. (Baca juga: Selain Sup, Iga Sapi Juga Nikmat Dibuat Pindang Iga ).
Namun, banyak tantangan yang dihadapi saat pemberian ASI secara optimal. Tantangan yang dihadapi adalah banyak ibu bekerja yang kesulitan memerah ASI karena kurangnya fasilitas untuk ibu menyusui di tempat kerja. Maka dari itu, Menkes Nila mendorong setiap tempat kerja dapat memfasilitasi tempat menyusui.
''Masa menyusui ini, oksitosin mengembalikan fungsi organ-organ kita setelah melahirkan, termasuk peranakan kita dikontraksikan sehingga kembali normal. Kalau tidak, bisa terjadi perdarahan,'' kata Nila.
Selain itu, hormon oksitosin memberikan perasaan bahagia saat menyusui bayi dan ASI bertambah lancar. Menkes juga menekankan pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali keluar sebelum ASI.
''Kolustrum ini menyebabkan anak menjadi kuat dan tahan terhadap penyakit. Pemberian ASI Eksklusif juga perlu dilakukan hingga usia dua tahun, serta pemberian makanan pendamping,'' ujar Menkes.
Pemberian makanan pendamping ASI tidak boleh sembarangan, tidak boleh dicampurkan gula atau garam. Hal tersebut akan memicu diabetes dan hipertensi. Jangan pula dicampur dengan makanan yang belum layak dimakan bayi karena memicu penyakit berbahaya lainnya.
Peran ayah sangat penting dalam memberikan ASI, yaitu dengan memberikan pehatian pada ibu. Ibu menyusui akan bahagia dan dapat memiliki ASI dalam jumlah banyak. Menkes juga mengimbau kepada para ibu untuk tidak sembarangan memberikan susu formula.
''Susu formula itu adalah benda mati, tapi ASI benda hidup yang didalamnya (kandungannya) sangat baik untuk pertumbuhan bayi sehingga dapat mencegah kematian bayi,'' ucap Menkes. (Baca juga: Selain Sup, Iga Sapi Juga Nikmat Dibuat Pindang Iga ).
Namun, banyak tantangan yang dihadapi saat pemberian ASI secara optimal. Tantangan yang dihadapi adalah banyak ibu bekerja yang kesulitan memerah ASI karena kurangnya fasilitas untuk ibu menyusui di tempat kerja. Maka dari itu, Menkes Nila mendorong setiap tempat kerja dapat memfasilitasi tempat menyusui.
(tdy)