Mark Manson Buka Rahasia Menjadi Penulis yang Sukses
A
A
A
KETIKA harus menulis, Mark Manson mencoba memetakan garis besar yang baik. Begitu melakukan itu, dia bisa mengalir menulis. Di sisi lain, jika dia berjuang dengan garis besar, itu mungkin berarti dia tidak memiliki kejelasan di gagasan utama.
Dia menegaskan, hal-hal seperti itu akan membuat proses menulis sangat menyakitkan. Begitu dia memiliki garis besar yang baik, dia menulis draf pertama secepat mungkin. Dia juga mengikuti ajaran penulis terkenal Ernest Hemingway yang mengatakan jika draf pertama dari segala sesuatu adalah omong kosong.
Manson menerima ini sebagai bagian dari proses dan mencoba mengeluarkan semuanya secepat mungkin. Menurut dia, keterampilan dalam menulis terletak pada pengeditan atau revisi. Dia menghabiskan waktu sebanyak mungkin untuk proses menulis ini. Dikutip WP Curve, dia mengaku tidak memiliki kebiasaan menulis tidak seperti beberapa penulis lain.
Dia tidak menulis setiap hari, juga tidak menetapkan waktu atau kebiasaan untuk membantunya menulis. Tetapi, dia mengetahui jika dia memiliki kapasitas menulis selama 2-3 jam. Jadi, dia menulis sampai mencapai titik itu, kemudian mengesampingkannya sampai hari berikutnya. Untuk menjadi penulis yang hebat, dia merekomendasikan satu hal, yakni banyak latihan.
Dia telah berlatih menulis selama bertahun-tahun hanya karena dia benar-benar menikmatinya. Dia menikmatinya sebelum dikenal siapa pun. Dia menikmatinya ketika sedang menulis di forum video game atau duduk sendirian di kamarnya ketika mencoba menguraikan James Joyce atau Shakespeare.
Dia masih menikmatinya hingga saat ini. Dia mengatakan, sebagian besar artikel bisa memakan waktu 3-12 jam antara dia dan asistennya. Kadang-kadang penulisan berjalan cepat dan butuh berhari-hari. Setelah tulisannya selesai, dia mengeditnya, mengambil gambar, dan mengirimkannya ke situs Word Press-nya.
Lalu, siapakah penulis yang memengaruhi tulisan Manson? Dia memiliki beberapa nama, yakni David Foster Wallace, Steven Pinker, Christopher Hitchens untuk nonfiksi, dan Tolstoy, Bukowski, Hemingway, Nabokov untuk fiksi. Menemukan topik untuk ditulis dapat menjadi tantangan bagi penulis mana pun, termasuk bagi Manson.
Dia biasanya membuat daftar ide artikel yang berjalan di Google Drive. Dia memiliki ide untuk menulis sepanjang waktu hanya tentang kehidupan sehari-harinya. Dia merekamnya di telepon seluler saat dalam perjalanan. Ketika tiba waktunya menulis artikel, dia memindai daftar gagasan itu dan mencari gagasan yang paling bermuatan emosional. Bagi dia, ini bagian penting dari prosesnya.
Dia percaya jika penulisan terbaik muncul ketika penulis sangat peduli tentang topik tersebut. Terkadang ide tulisan terdengar luar biasa ketika Anda memunculkannya. Tetapi, empat hari kemudian ketika Anda duduk untuk menulisnya, rasanya membosankan dan tidak menarik.
Dia menilai, memaksakan diri untuk menulis ide yang terasa membosankan dan tidak menarik pada dasarnya adalah bunuh diri. Baginya, memilih topik untuk ditulis adalah murni subjektif atau kesukaan pribadi. Dia tidak pernah menguji ide artikel sebelum menulisnya.
Dia menegaskan, hal-hal seperti itu akan membuat proses menulis sangat menyakitkan. Begitu dia memiliki garis besar yang baik, dia menulis draf pertama secepat mungkin. Dia juga mengikuti ajaran penulis terkenal Ernest Hemingway yang mengatakan jika draf pertama dari segala sesuatu adalah omong kosong.
Manson menerima ini sebagai bagian dari proses dan mencoba mengeluarkan semuanya secepat mungkin. Menurut dia, keterampilan dalam menulis terletak pada pengeditan atau revisi. Dia menghabiskan waktu sebanyak mungkin untuk proses menulis ini. Dikutip WP Curve, dia mengaku tidak memiliki kebiasaan menulis tidak seperti beberapa penulis lain.
Dia tidak menulis setiap hari, juga tidak menetapkan waktu atau kebiasaan untuk membantunya menulis. Tetapi, dia mengetahui jika dia memiliki kapasitas menulis selama 2-3 jam. Jadi, dia menulis sampai mencapai titik itu, kemudian mengesampingkannya sampai hari berikutnya. Untuk menjadi penulis yang hebat, dia merekomendasikan satu hal, yakni banyak latihan.
Dia telah berlatih menulis selama bertahun-tahun hanya karena dia benar-benar menikmatinya. Dia menikmatinya sebelum dikenal siapa pun. Dia menikmatinya ketika sedang menulis di forum video game atau duduk sendirian di kamarnya ketika mencoba menguraikan James Joyce atau Shakespeare.
Dia masih menikmatinya hingga saat ini. Dia mengatakan, sebagian besar artikel bisa memakan waktu 3-12 jam antara dia dan asistennya. Kadang-kadang penulisan berjalan cepat dan butuh berhari-hari. Setelah tulisannya selesai, dia mengeditnya, mengambil gambar, dan mengirimkannya ke situs Word Press-nya.
Lalu, siapakah penulis yang memengaruhi tulisan Manson? Dia memiliki beberapa nama, yakni David Foster Wallace, Steven Pinker, Christopher Hitchens untuk nonfiksi, dan Tolstoy, Bukowski, Hemingway, Nabokov untuk fiksi. Menemukan topik untuk ditulis dapat menjadi tantangan bagi penulis mana pun, termasuk bagi Manson.
Dia biasanya membuat daftar ide artikel yang berjalan di Google Drive. Dia memiliki ide untuk menulis sepanjang waktu hanya tentang kehidupan sehari-harinya. Dia merekamnya di telepon seluler saat dalam perjalanan. Ketika tiba waktunya menulis artikel, dia memindai daftar gagasan itu dan mencari gagasan yang paling bermuatan emosional. Bagi dia, ini bagian penting dari prosesnya.
Dia percaya jika penulisan terbaik muncul ketika penulis sangat peduli tentang topik tersebut. Terkadang ide tulisan terdengar luar biasa ketika Anda memunculkannya. Tetapi, empat hari kemudian ketika Anda duduk untuk menulisnya, rasanya membosankan dan tidak menarik.
Dia menilai, memaksakan diri untuk menulis ide yang terasa membosankan dan tidak menarik pada dasarnya adalah bunuh diri. Baginya, memilih topik untuk ditulis adalah murni subjektif atau kesukaan pribadi. Dia tidak pernah menguji ide artikel sebelum menulisnya.
(don)