Mengenal Gagal Jantung, Penyakit yang Diidap BJ Habibie
A
A
A
JAKARTA - Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB. Dalam usia 83 tahun, dia juga mengidap penyakit gagal jantung.
Sejak 1 September, BJ Habibie mendapatkan perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto. Selama masa perawatan, BJ Habibie ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam, dan ginjal.
Seperti diketahui, gagal jantung merupakan kondisi dimana ketika otot jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya. Kondisi tertentu, seperti arteri yang menyempit di jantung (penyakit arteri koroner) atau tekanan darah tinggi, secara bertahap membuat jantung terlalu lemah atau kaku untuk diisi dan dipompa secara efisien.
Dilansir Mayoclinic, tidak semua kondisi yang menyebabkan gagal jantung dapat dibalik, tetapi perawatan dapat meningkatkan tanda dan gejala gagal jantung dan membantu pasien hidup lebih lama.
Perubahan gaya hidup seperti berolahraga, mengurangi natrium dalam diet, mengelola stres dan menurunkan berat badan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung.
Salah satu cara untuk mencegah gagal jantung adalah dengan mencegah dan mengontrol kondisi yang menyebabkan gagal jantung. Seperti halnya penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, diabetes atau obesitas.
Sejak 1 September, BJ Habibie mendapatkan perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto. Selama masa perawatan, BJ Habibie ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam, dan ginjal.
Seperti diketahui, gagal jantung merupakan kondisi dimana ketika otot jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya. Kondisi tertentu, seperti arteri yang menyempit di jantung (penyakit arteri koroner) atau tekanan darah tinggi, secara bertahap membuat jantung terlalu lemah atau kaku untuk diisi dan dipompa secara efisien.
Dilansir Mayoclinic, tidak semua kondisi yang menyebabkan gagal jantung dapat dibalik, tetapi perawatan dapat meningkatkan tanda dan gejala gagal jantung dan membantu pasien hidup lebih lama.
Perubahan gaya hidup seperti berolahraga, mengurangi natrium dalam diet, mengelola stres dan menurunkan berat badan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung.
Salah satu cara untuk mencegah gagal jantung adalah dengan mencegah dan mengontrol kondisi yang menyebabkan gagal jantung. Seperti halnya penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, diabetes atau obesitas.
(tdy)