Ingin Batik Lebih Awet? Begini Cara Merawatnya dengan Benar!
A
A
A
JAKARTA - Batik merupakan wastra Indonesia yang terus dilestarikan. Dalam setiap motif yang terdapat pada batik tidaklah sekedar goresan malam melainkan memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Karena itu, tak heran jika batik ditetapkan Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia.
Agar keindahan batik tetap terjaga hingga bertahun-tahun lamanya, diperlukan perawatan yang tepat. Iwet Ramadhan selaku pelestari dan pemerhati batik menjelaskan bahwa batik tidak bisa sembarang disimpan dan dicuci begitu saja. Ada cara khusus yakni menggunakan merica butir untuk menjaga batik tetap awet.
"Batik tulis boleh pake merica butir. Kenapa pake merica butir dan akar wangi segala? Karena batik itu dibuat dari material alami katun, pewarna alami itu makannnya ngegat," papar Iwet saat acara peluncuran botol Piegeon di Pacific Place, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
"Supaya nggak dimakan ngengat harus dihalau dengan merica. Disebar aja di lemari supaya ngegat nggak nempel," tambahnya.
Sementara untuk mencuci kain batik, Iwet menyarankan untuk menggunakan bahan alami. Shampo merang misalnya. Hindari penggunaan detergen yang mengandung bahan kimia yang dapat merusak keindahan batik. Selain itu, pastikan juga mencuci batik secara manual dengan tangan, bukan menggunakan mesin cuci dan menjemurnya ditempat yang teduh.
"Kalo kain batik tulis nggak boleh di jemur langsung kena matahari. Harus ditempat yang teduh. Jangan pakai mesin cuci, pakai tangan cucinya. Pakai shampo merang cucinya, pake shampo bayi kalo nggak ada," kata dia.
Agar keindahan batik tetap terjaga hingga bertahun-tahun lamanya, diperlukan perawatan yang tepat. Iwet Ramadhan selaku pelestari dan pemerhati batik menjelaskan bahwa batik tidak bisa sembarang disimpan dan dicuci begitu saja. Ada cara khusus yakni menggunakan merica butir untuk menjaga batik tetap awet.
"Batik tulis boleh pake merica butir. Kenapa pake merica butir dan akar wangi segala? Karena batik itu dibuat dari material alami katun, pewarna alami itu makannnya ngegat," papar Iwet saat acara peluncuran botol Piegeon di Pacific Place, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
"Supaya nggak dimakan ngengat harus dihalau dengan merica. Disebar aja di lemari supaya ngegat nggak nempel," tambahnya.
Sementara untuk mencuci kain batik, Iwet menyarankan untuk menggunakan bahan alami. Shampo merang misalnya. Hindari penggunaan detergen yang mengandung bahan kimia yang dapat merusak keindahan batik. Selain itu, pastikan juga mencuci batik secara manual dengan tangan, bukan menggunakan mesin cuci dan menjemurnya ditempat yang teduh.
"Kalo kain batik tulis nggak boleh di jemur langsung kena matahari. Harus ditempat yang teduh. Jangan pakai mesin cuci, pakai tangan cucinya. Pakai shampo merang cucinya, pake shampo bayi kalo nggak ada," kata dia.
(alv)