Rayakan Hari Batik, Pigeon Luncurkan Botol dan Alat Makan Motif Batik
A
A
A
JAKARTA - Turut serta dalam melestarikan salah satu warisan budaya serta memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober, Pigeon kembali meluncurkan botol dengan motif desain batik. Tak sekadar desain, setiap motif yang diciptakan juga memiliki filosofi.
Berkolaborasi dengan pelestari dan pemerhati batik Iwet Ramadhan untuk kali keenam, tahun ini Pigeon memperkenalkan botol motif batik terbaru dengan karakter phoenix (lok can) yang memiliki filosofi sebagai simbol keabadian, kekuatan perempuan dan keagungan.
"Batik tidak hanya sekadar kain, dan canting tapi ada filosofi dan doa harapan ibu. Kami ingin melestarikan budaya bangsa untuk memperkenalkan batik ke generasi muda," kata General Manager Marketing Division Pigeon, Anis Dwinastiti saat peluncuran botol Pigeon motif batik di Pacific Place, Jakarta, Rabu (2/10).
Ada juga motif sulur (rumput) yang merupakan simbol bakal tumbuhan yang bermakna agar dapat berkembang dengan baik. Selain memperkenalkan botol motif batik terbaru, Pigeon juga meluncurkan feeding set atau peralatan makan bayi motif batik.
Adapun motif batik yang diperkenalkan berupa merak, kupu-kupu dan bangau karya Iwet Ramadhan. Pada kesempatan ini Pigeon juga meluncurkan kain batik tulis motif phoenix hasil membatik dari ibu-ibu Rusunawa Pulo Gebang Timur binaan Iwet dan kain gendongan batik tulis motif Phoenix.
"Ceritanya tentang phoenix, hewan metologi di Mesir, China. Dia simbol keagungan dan kekuatan perempuan. Ketika ibu pegang botol susu ini harapannya ibu bisa mendapatkan energi si phoenix, bisa mengurus anak, urus rumah, membesarkan anak karena the best manager in the world itu mom," jelas Iwet.
"Kita juga buat kain gendong karena sekarang ibu milenial banyak yang enggak pakai kain gendong. Makanya aku buat kain gendong. Di kain gendong itu ada naga, ada phoenix, doa supaya anak itu dilindungi. Latarnya phoenix, ada bunga wijaya kusuma, bunganya raja. Dia cuma mekar di bulan purnama dan hanya di malam hari dan pagi kuncup, mati. Hanya semalam. Katanya kalau orang dapat bunga wijaya kusuma ini akan dapat rezeki," paparnya.
Sementara, untuk mengedukasi generasi muda perihal batik, Pigeon pada tahun ini menggelar workshop membatik bersama Iwet Ramadhan di Rumah Batik Winotodastro Yogyakarta pada 31 Agustus 2019, dan diikuti peserta berusia 16-25 tahun sebanyak 30 orang. Para peserta diajarkan proses membatik secara langsung yang bertujuan agar budaya batik dapat diteruskan kepada generasi muda.
Sedangkan pada Pigeon Batik Exhibition, Pigeon menampilkan seluruh koleksi botol Pigeon dengan motif batik dan koleksi kain batik Pigeon. Dalam pameran ini juga ditampilkan foto motif-motif kain batik dari daerah Cirebon, Pekalongan, Lasem, Yogyakarta, Solo, Madura, Lasem Bengkulu, serta menampilkan peralatan yang digunakan dalam proses membatik yang merupakan koleksi Museum Batik Yogyakarta hingga dipamerkan juga koleksi kain batik karya Iwet Ramadhan.
"Pigeon akan mendonasikan sebagian penjualan botol motif Batik terbaru kepada dua yayasan yaitu Yayasan Sekar Mlatidan Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-Langit (YPPCBL). Diharapkan ke depannya melalui botol dan perlengkapan makan bayi bermotif batik ini, ibu dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya, sekaligus untuk memperkenalkan dan membantu melestarikan budaya batik," tutup Anis.
Berkolaborasi dengan pelestari dan pemerhati batik Iwet Ramadhan untuk kali keenam, tahun ini Pigeon memperkenalkan botol motif batik terbaru dengan karakter phoenix (lok can) yang memiliki filosofi sebagai simbol keabadian, kekuatan perempuan dan keagungan.
"Batik tidak hanya sekadar kain, dan canting tapi ada filosofi dan doa harapan ibu. Kami ingin melestarikan budaya bangsa untuk memperkenalkan batik ke generasi muda," kata General Manager Marketing Division Pigeon, Anis Dwinastiti saat peluncuran botol Pigeon motif batik di Pacific Place, Jakarta, Rabu (2/10).
Ada juga motif sulur (rumput) yang merupakan simbol bakal tumbuhan yang bermakna agar dapat berkembang dengan baik. Selain memperkenalkan botol motif batik terbaru, Pigeon juga meluncurkan feeding set atau peralatan makan bayi motif batik.
Adapun motif batik yang diperkenalkan berupa merak, kupu-kupu dan bangau karya Iwet Ramadhan. Pada kesempatan ini Pigeon juga meluncurkan kain batik tulis motif phoenix hasil membatik dari ibu-ibu Rusunawa Pulo Gebang Timur binaan Iwet dan kain gendongan batik tulis motif Phoenix.
"Ceritanya tentang phoenix, hewan metologi di Mesir, China. Dia simbol keagungan dan kekuatan perempuan. Ketika ibu pegang botol susu ini harapannya ibu bisa mendapatkan energi si phoenix, bisa mengurus anak, urus rumah, membesarkan anak karena the best manager in the world itu mom," jelas Iwet.
"Kita juga buat kain gendong karena sekarang ibu milenial banyak yang enggak pakai kain gendong. Makanya aku buat kain gendong. Di kain gendong itu ada naga, ada phoenix, doa supaya anak itu dilindungi. Latarnya phoenix, ada bunga wijaya kusuma, bunganya raja. Dia cuma mekar di bulan purnama dan hanya di malam hari dan pagi kuncup, mati. Hanya semalam. Katanya kalau orang dapat bunga wijaya kusuma ini akan dapat rezeki," paparnya.
Sementara, untuk mengedukasi generasi muda perihal batik, Pigeon pada tahun ini menggelar workshop membatik bersama Iwet Ramadhan di Rumah Batik Winotodastro Yogyakarta pada 31 Agustus 2019, dan diikuti peserta berusia 16-25 tahun sebanyak 30 orang. Para peserta diajarkan proses membatik secara langsung yang bertujuan agar budaya batik dapat diteruskan kepada generasi muda.
Sedangkan pada Pigeon Batik Exhibition, Pigeon menampilkan seluruh koleksi botol Pigeon dengan motif batik dan koleksi kain batik Pigeon. Dalam pameran ini juga ditampilkan foto motif-motif kain batik dari daerah Cirebon, Pekalongan, Lasem, Yogyakarta, Solo, Madura, Lasem Bengkulu, serta menampilkan peralatan yang digunakan dalam proses membatik yang merupakan koleksi Museum Batik Yogyakarta hingga dipamerkan juga koleksi kain batik karya Iwet Ramadhan.
"Pigeon akan mendonasikan sebagian penjualan botol motif Batik terbaru kepada dua yayasan yaitu Yayasan Sekar Mlatidan Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-Langit (YPPCBL). Diharapkan ke depannya melalui botol dan perlengkapan makan bayi bermotif batik ini, ibu dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya, sekaligus untuk memperkenalkan dan membantu melestarikan budaya batik," tutup Anis.
(nug)