Halsey Berjuang Menghadapi Gangguan Bipolar
A
A
A
SEJAK remaja, Halsey sudah berjuang melawan gangguan bipolar yang dideritanya. Namun, justru penyakit ini yang memotivasinya untuk menjadi aktivis.
Pada usia tujuh belas Halsey berusaha bunuh diri, tapi akhirnya selamat. Berkat kejadian ini, dia dirawat inap selama tujuh belas hari. “Setelah kejadian ini, saya didiagnosis sebagai bipolar. Ibusaya juga berjuang dengan gangguan bipolar,” ujar Halsey, seperti dilansir Elle.com.
Dia mulai menggunakan obat-obatan rekreasional setelah itu. Dia mengklaim gangguan bipolar menyebabkan dia menjadi anak yang tidak konvensional yang tumbuh menjadi perempuan yang tidak nyaman dengan diri sendiri.
Halsey cukup terbuka dengan kondisinya danberjuang untuk mengatasi gangguan bipolar. Iatak ingin melakukan hal buruk terhadap dirinya. “Menyanyi dan melakukan pertunjukan telah membantu saya mengelola gejala yang saya alami akibat gangguan bipolar,” ujar Halsey.
Menariknya, gangguan bipolar inimembuatnya menjadi seseorang yang mudah berempati terhadap hal yang buruk. Sebagai hasil dari percobaan bunuh dirinya, Halsey berpartisipasi dalam kampanye kesadaran kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri yang disebut “I’m Listening”. Kampanye ini dipandu oleh jaringan radio Entercom dan disiarkan langsung pada 10 September 2017 silam.
Selama pemilihan presiden AS 2016, Halsey adalah pendukung setia Bernie Sanders dan mendesak penggemarnya untuk memilihnya. Pada Juli 2016 dia dan 26 artis lain ditampilkan di single amal Hands, yang merupakan penghormatan bagi para korban penembakan kelab malam Pulse. “Saat remaja, saya banyak mengalami kejadian buruk. Karena itulah, sayatidak ingin hal yang sama terjadi pada orang lain,” ujar Halsey.
Di luar industri musik, Halsey terlibat dalam aktivitas sosial, termasuk kesadaran dalam pencegahan bunuh diri dan advokasi kekerasan seksual. Selain sebagai seorang aktivis, Halsey juga dikenal sebagai ikon feminis. Dia adalah pendukung kampanye penolakan kekerasan terhadap perempuan yang diinisiasi oleh Planned Parenthood.
Dia bahkan menyumbangkan USD100.000 (Rp1,4 miliar) untuk Planned Parenthood. Halsey menyampaikan pidato kepada lebih dari 200.000 pemrotes pada Women March 2018. Alih-alih pidato tradisional, Halsey melakukan puisi lima menit berjudul A Story Like Mine. Di sini dia menceritakan kisah-kisah pribadi tentang kekerasan seksual dan kekerasan sepanjang hidupnya. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Pada usia tujuh belas Halsey berusaha bunuh diri, tapi akhirnya selamat. Berkat kejadian ini, dia dirawat inap selama tujuh belas hari. “Setelah kejadian ini, saya didiagnosis sebagai bipolar. Ibusaya juga berjuang dengan gangguan bipolar,” ujar Halsey, seperti dilansir Elle.com.
Dia mulai menggunakan obat-obatan rekreasional setelah itu. Dia mengklaim gangguan bipolar menyebabkan dia menjadi anak yang tidak konvensional yang tumbuh menjadi perempuan yang tidak nyaman dengan diri sendiri.
Halsey cukup terbuka dengan kondisinya danberjuang untuk mengatasi gangguan bipolar. Iatak ingin melakukan hal buruk terhadap dirinya. “Menyanyi dan melakukan pertunjukan telah membantu saya mengelola gejala yang saya alami akibat gangguan bipolar,” ujar Halsey.
Menariknya, gangguan bipolar inimembuatnya menjadi seseorang yang mudah berempati terhadap hal yang buruk. Sebagai hasil dari percobaan bunuh dirinya, Halsey berpartisipasi dalam kampanye kesadaran kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri yang disebut “I’m Listening”. Kampanye ini dipandu oleh jaringan radio Entercom dan disiarkan langsung pada 10 September 2017 silam.
Selama pemilihan presiden AS 2016, Halsey adalah pendukung setia Bernie Sanders dan mendesak penggemarnya untuk memilihnya. Pada Juli 2016 dia dan 26 artis lain ditampilkan di single amal Hands, yang merupakan penghormatan bagi para korban penembakan kelab malam Pulse. “Saat remaja, saya banyak mengalami kejadian buruk. Karena itulah, sayatidak ingin hal yang sama terjadi pada orang lain,” ujar Halsey.
Di luar industri musik, Halsey terlibat dalam aktivitas sosial, termasuk kesadaran dalam pencegahan bunuh diri dan advokasi kekerasan seksual. Selain sebagai seorang aktivis, Halsey juga dikenal sebagai ikon feminis. Dia adalah pendukung kampanye penolakan kekerasan terhadap perempuan yang diinisiasi oleh Planned Parenthood.
Dia bahkan menyumbangkan USD100.000 (Rp1,4 miliar) untuk Planned Parenthood. Halsey menyampaikan pidato kepada lebih dari 200.000 pemrotes pada Women March 2018. Alih-alih pidato tradisional, Halsey melakukan puisi lima menit berjudul A Story Like Mine. Di sini dia menceritakan kisah-kisah pribadi tentang kekerasan seksual dan kekerasan sepanjang hidupnya. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)