Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Autoimun seperti Ashanty

Rabu, 09 Oktober 2019 - 15:30 WIB
Penyebab dan Faktor...
Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Autoimun seperti Ashanty
A A A
JAKARTA - Penyakit autoimun yang diidap Ashanty belum diketahui pasti penyebabnya. Hingga kini, dokter tidak mengetahui persis apa yang menyebabkan seseorang mengidap penyakit autoimun. Karena kejadian penyakit autoimun meningkat, para peneliti menduga faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan bahan kimia atau pelarut juga mungkin menjadi salah satu faktor risiko.

Dilansir dari Healthline, diet Barat merupakan faktor risiko lain yang dicurigai mengembangkan penyakit autoimun. Makan makanan tinggi lemak, tinggi gula, dan makanan olahan diduga terkait peradangan yang mungkin memicu respons kekebalan. Namun, ini belum terbukti. Selain itu, ada beberapa faktor tertentu lainnya yang dapat meningkatkan risiko. Diantaranya adalah genetik.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa riwayat keluarga penyakit autoimun adalah faktor risiko yang kuat. Dilansir dari Medical News Today, gender yakni wanita memiliki risiko lebih besar terkena penyakit autoimun daripada pria. Para peneliti tidak yakin mengapa wanita lebih berisiko mengidap penyakit ini, tetapi faktor hormonal atau fakta bahwa wanita cenderung memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat dapat berperan.

Selain itu, usia, gangguan autoimun sering terjadi pada orang dewasa muda dan mereka yang berusia paruh baya. Di sisi lain, etnisitas yakni penduduk asli Amerika, Latin dan Afrika-Amerika umumnya mengembangkan gangguan autoimun pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada Kaukasia. Infeksi, di mana jika seseorang yang secara genetik memiliki kecenderungan menderita infeksi virus atau bakteri tertentu, berisiko lebih besar mengidap penyakit autoimun di masa depan.

Sementara alasan di balik risiko ini masih belum jelas, Para peneliti masih terus meneliti peran infeksi sebelumnya pada sistem kekebalan berisiko. Adapun gejala awal dari penyakit autoimun sangat mirip. Seperti halnya kelelahan, otot pegal, bengkak dan kemerahan, demam ringan, kesulitan berkonsentrasi, mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki, rambut rontok, ruam kulit. Penyakit individual juga dapat memiliki gejala uniknya sendiri.

Misalnya, diabetes tipe 1 menyebabkan rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan. Inflammatory bowel disease (IBD) menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare. Sedangkan, penyakit autoimun seperti psoriasis atau rheumatoid arthritis (RA), gejalanya mungkin datang dan pergi. Suatu periode gejala disebut flare-up. Masa ketika gejala hilang disebut remisi.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0954 seconds (0.1#10.140)