Lukisan Perdamaian Bersaing di UOB Southeast Asian Painting of the Year

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 10:57 WIB
Lukisan Perdamaian Bersaing di UOB Southeast Asian Painting of the Year
Lukisan Perdamaian Bersaing di UOB Southeast Asian Painting of the Year
A A A
Welcome Perdamaian, Goodbye Kedengkian. Lukisan grafiti karya perupa ternama, Anagard, memenangi UOB Painting of the Year 2019 (Indonesia). Karya perupa grafiti ternama yang berusia 35 tahun dari Padang, Sumatera Barat, itu mampu menyampaikan pesan semboyan bangsa Indonesia, Bhinneka

Tunggal Ika.

Dia mengajak masyarakat untuk bertoleransi dan menerima perbedaan suku, kebudayaan dan kepercayaan, serta mencerminkan komitmen kuat bangsa Indonesia agar saling menghargai, saling menghormati dan menjaga perdamaian dalam bermasyarakat. Karya pemenang ini dipilih dari empat finalis untuk kategori Perupa Profesional kompetisi UOB Painting of the Year 2019 (Indonesia).

Anagard mengatakan bahwa dirinya terinspirasi oleh sebuah rumah ibadah yang dikenal sebagai Bukit Rhema di Magelang, Jawa Tengah. Di rumah ibadah itu, pengunjung dari berbagai negara dan latar belakang datang untuk mengeksplorasi spiritualitas diri.

Lukisan tersebut menggambarkan arsitektur unik dari rumah ibadah Bukit Rhema, yang memiliki atap berbentuk kepala merpati sebagai simbol perdamaian, untuk merepresentasikan multikulturalisme dan toleransi di Indonesia. ’’Keberadaan Bukit Rhema menegaskan prinsip berbeda-beda tetapi tetap satu yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dengan semangat memelihara keselarasan, persatuan dan perdamaian Indonesia di tengah masyarakat yang beragam,’’katanya.

Sebagai perupa profesional, lanjutnya, dia ingin secara bebas mengekspresikan perlunya memiliki kesadaran dan apresiasi terhadap pluralisme yang sesuai dengan semboyan bangsa kita. ’’Saya bangga dapat menerima penghargaan UOB Painting of the Year 2019 dan saya sangat menantikan kesempatan untuk mewakili Indonesia dalam ajang UOB Southeast Asian Painting of the Year Award di Singapura bulan depan,”ujarnya.

Karya pemenang memberikan kesan tersendiri bagi para juri UOB Painting of the Year yang terdiri dari kurator dan praktisi seni Indonesia – Agung Hujatnikajennong, kurator lepas dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB); Arahmaiani, perupa kontemporer; dan Nirwan Dewanto, kritikus budaya.

’’Dengan menggunakan teknik stensil pada aluminium yang unik, perupa ini telah menarik perhatian kami pada isu sosial yang membentuk masyarakat hari ini. Busana tradisional yang digunakan oleh sosok manusia dalam karya tersebut seringkali kita lihat pada acara pernikahan tradisional Indonesia yang menggambarkan aspek antar-budaya pada dua keluarga,’’ujarnya.

’’Ini sangat diperlukan agar kita dapat merayakan keberagaman antar individu dimana semuanya merupakan bagian dari kelompok budaya yang lebih besar. Karena itu, untuk memelihara prinsip berbeda-beda tetapi tetap satu, kita patut hidup bertoleransi,” lanjutnya.

Sebagai pemenang kompetisi UOB Painting of the Year 2019 (Indonesia), Anagard menerima hadiah berupa uang tunai sebesar Rp250 juta. Karya Anagard akan bersaing dengan karya pemenang dari Singapura, Malaysia dan Thailand untuk mendapatkan penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year pada 6 November 2019 di Singapura. Anagard juga akan berkesempatan untuk mengikuti seleksi program residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum di Jepang.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8128 seconds (0.1#10.140)