Kurangi Beban Kanker Payudara, RS Dharmais Terima Bantuan

Kamis, 24 Oktober 2019 - 17:30 WIB
Kurangi Beban Kanker...
Kurangi Beban Kanker Payudara, RS Dharmais Terima Bantuan
A A A
JAKARTA - Bertepatan dengan Bulan Peduli Kanker Payudara, Pusat Kanker Nasional – Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta terpilih untuk menerima bantuan hibah sebagai bagian program internasional untuk membantu program penurunan beban kanker payudara di Indonesia.

Melalui kegiatan Seeding Progress and Resources for the Cancer Community: Metastatic Breast Cancer Challenge (SPARC MBC Challenge), Rumah Sakit Kanker Dharmais akan menerima bantuan hingga USD23.000 atau lebih dari Rp325 juta, disamping mendapatkan pelatihan, mentoring dan berbagai kesempatan berharga untuk menghadiri pertemuan-pertemuan penting internasional untuk memperoleh ilmu-ilmu baru dan best practices dari organisasi-organisasi sedunia.

The SPARC MBC Challenge yang diluncurkan pada 2015 oleh Union for International Cancer Control (UICC) bekerja sama dengan Pfizer ini merupakan suatu inisiatif pendanaan global yang akan mendukung proyek-proyek di dunia yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan spesifik pasien-pasien kanker payudara yang sudah metastasis (Metastatic Breast Cancer/MBC) terutama dalam upaya mengurangi jumlah wanita yang didiagnosa sebagai kanker payudara stadium lanjut di wilayahnya.

Melalui tiga edisi SPARC MBC Challenge yang telah diluncurkan selama ini, secara langsung program ini telah menjangkau lebih dari 14.000 1 pasien MBC di dunia dan lebih dari 140.000 2 orang melalui kampanye-kampanye edukatif.

“UICC sangat bangga telah mendukung karya nyata dari 50 organisasi dari lima benua sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidup pasien MBC di komunitas mereka. Secara khusus di negara berpendapatan rendah hingga menengah, keberadaan pasien kanker payudara sering datang ke sarana kesehatan pada stadium lanjut, sementara kita tahu bahwa deteksi dini adalah cara terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik dalam penanganan kanker payudara," kata Presiden UICC, HRH Princess Dina Mired dari Yordania.

"Melalui periode baru dalam program the SPARC MBC Challenge, lebih banyak orang akan meningkat kewaspadaannya, meningkat juga keberaniannya untuk mendapatkan pertolongan lebih awal serta diharapkan pasien dapat merasakan dukungan penuh dari sekelilingnya,” tambahnya.

Di Indonesia, terdapat 58.256 kasus baru kanker payudara pada tahun 2018 dimana dari jumlah tersebut, 22.692 meninggal tahun lalu karena kanker (Globocan 2018). Salah satu tantangan utama untuk kanker payudara yang telah bermetastasis adalah kurangnya dukungan dana serta adanya stigma.

Rumah Sakit Kanker Dharmais akan memanfaatkan penghargaan SPARC MBC Challenge ini untuk mengetahui keinginan dan suara hati pasien kanker payudara yang sudah bermetastasis dan keluarganya, yang akan dimanfaatkan sebagai masukan untuk memperbaiki pelayanan kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Proyek ini diharapkan dapat menjangkau suara 500 pasien MBC di Jakarta, terutama di Jakarta Barat.

“Kita merasa sangat bangga telah terpilih menjadi satu dari 11 organisasi kanker di dunia yang pada tahun 2019 ini mendapatkan kesempatan untuk bergabung bersama organisasi di dunia mengikuti program SPARC dan bagian dari jejaring dari 50 organisasi di dunia. Pengakuan ini merupakan suatu kesempatan besar bagi kami untuk meningkatkan kemampuan kami untuk meyakinkan pasien kanker payudara yang sudah bermetastasis diperhatikan dengan semestinya," jelas Prof. dr. Abdul Kadir, PhD, Sp.THT-KL(K), MARS selaku Direktur Utama Rumah Sakit Dharmais.

"Sebagai Pusat Kanker Nasional yang menjadi suatu center of excellence dalam penanganan kanker yang komprehensif dan berdasarkan multidisiplin, kesempatan ini menjadi suatu peluang bagi kami berperan aktif memberikan pelayanan kanker yang terbaik," lanjutnya.

Kanker payudara menjadi salah satu kanker yang paling banyak di dunia dan diperkirakan menjadi penyebab 600.000 kematian di dunia pada tahun 2018. Penyakit ini dapat menyebar dan disebut bermetastasis, artinya penyakit kankernya menyebar ke paru, otak, hati dan tulang dan menjadi penyakit terbanyak dalam kondisi stadium lanjut. Saat ini belum ada obat spesifik untuk kanker payudara yang sudah bermetastasis sehingga tidak ada obat yang menambah lama hidup pasien tetapi rumah sakit dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1006 seconds (0.1#10.140)