Pentingnya Investasi Gizi Melalui Asupan Protein Hewani

Selasa, 05 November 2019 - 16:32 WIB
Pentingnya Investasi...
Pentingnya Investasi Gizi Melalui Asupan Protein Hewani
A A A
JAKARTA - Data Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia pada 2017 masih tertinggal jauh dari negara-negara maju, bahkan dengan beberapa negara ASEAN.

Tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia baru mencapai 8%, sementara Malaysia mencapai 30%, Thailand 24%, dan Filipina mencapai 21%. Kondisi ini berimplikasi pada kualitas gizi para penerus bangsa.

Faktanya, data RIKESDAS 2018 menyebut 17,7% anak Indonesia masih masuk dalam kategori gizi kurang dan buruk, sedangkan 30.8% berada di kategori pendek dan sangat pendek. Pemenuhan protein hewani menjadi sebuah keharusan, mengingat peran asam amino lengkap yang terkandung didalamnya berguna untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu secara maksimal.

“Rendahnya tingkat konsumsi protein hewani di tengah masyarakat Indonesia berdampak bukan hanya pada terhambatnya pertumbuhan individu, tapi juga dapat berakibat pada rendahnya kualitas generasi penerus bangsa," kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro saat acara MilkVersation di Jakarta.

"Menanggapi situasi ini, FFI (Frisian Flag Indonesia) mengajak masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan konsumsi protein hewani, salah satunya susu sebagai bentuk investasi gizi, guna membantu membangun generasi produktif Indonesia yang berkualitas. Kita ketahui bersama, berbagai studi dan ahli meyakini bahwa kandungan asam amino esensial lengkap yang terkandung dalam susu memiliki dampak signifikan bagi kualitas kesehatan jangka panjang," lanjut dia.

Menjadi komponen utama dari jaringan tubuh, protein merupakan senyawa kimia yang terdiri dari rangkaian asam amino (AA) dengan ikatan peptide, yang dapat ditemukan dari 2 jenis sumber, yaitu hewani dan nabati. Meski keduanya memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, namun kandungan asam amino serta struktur yang dimiliki protein hewani dengan protein nabati tidaklah sama.

“Asam amino merupakan senyawa organik dari sumber protein, yang terurai ketika masuk ke dalam tubuh. Pada protein hewani, asam amino yang terkandung adalah asam amino esensial lengkap, yang berperan penting pada periode masa pertumbuhan, maupun fase kehidupan berikutnya. Sementara protein nabati tidak mengandung asam amino esensial yang lengkap seperti protein hewani," jelas Pakar Gizi Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. (Baca juga: Lewat MNC Fest 2019, MNC Vision Networks Hadirkan MVN Cinema ).

Protein hewani yang tidak terpenuhi dengan baik, dapat berdampak pada kesehatan dalam berbagai aspek, Mulai dari terhambatnya pertumbuhan yang dapat menyebabkan stunting dan gangguan kognitif, anemia, gangguan kondisi fisik dan organ tubuh, kualitas tulang, gigi, rambut dan kulit, hingga mempengaruhi emosi dan kesehatan mental seseorang.

"Inilah mengapa, protein hewani berkualitas dengan asam amino lengkap menjadi kebutuhan primer, serta bentuk investasi gizi dalam menjaga kesehatan jangka panjang. Sumber protein hewani terbaik, dapat ditemukan pada produk susu susu sapi, daging, telur, unggas serta ikan," tambahnya.

Adapun produk susu sapi menjadi salah satu sumber protein hewani baik, bukan hanya karena kandungan asam amino lengkapnya, tapi juga formula cairnya yang mudah diserap tubuh. Terbukti, Digestible Indispensable Amino Acid Score (DIAAS) menempatkan susu sapi sebagai sumber protein terbaik 2.

Selain mengandung asam amino yang lengkap baik jenis maupun jumlahnya, pangan hewani juga mengandung banyak zat gizi penting, seperti vitamin B 12 , vitamin D, asam lemak omega-3, zat besi, kalsium dan seng. Manfaat pangan hewani lebih maksimal, ketika bahan pangan tersebut diolah dengan tepat dan dikonsumsi dengan proporsional sesuai kebutuhan gizi masing-masing individu.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9635 seconds (0.1#10.140)